Baksos Kesehatan Pascabanjir di Karawang (2)

Seorang relawan membantu memeriksa tekanan darah. Dengan prinsip tidak membedakan suku agama dan ras, Yayasan Buddha Tzu Chi ingin cinta kasih ini dapat menembus segala sekat perbedaan yang ada.Fotografer : Siladhamo Mulyono

Tangisan anak kecil saat akan diperiksa mengundang perhatian dari para relawan untuk ikut membantu menenangkannya.Fotografer : Siladhamo Mulyono

Banyak warga yang menderita penyakit panas, pilek, batuk, dan gatal-gatal. Hari itu terdaftar sebanyak 1.974 pasien dari tiga lokasi (Wihara Shia Tjin Kong, Pondok Pesantren Nurul Huda, dan Desa Segaran).Fotografer : Siladhamo Mulyono

Sebanyak 23 dokter, 20 perawat, 4 bidan, 20 apoteker, dan 8 asisten apoteker terlibat dalam baksos ini.Fotografer : Siladhamo Mulyono

Relawan menerangkan kepada seorang ibu bagaimana aturan mengonsumsi obat yang telah diberikan agar penggunaanya sesuai resep dari dokter.Fotografer : Siladhamo Mulyono

Merangkapkan kedua tangan sebagai ungkapan terimakasih oleh kedua relawan kepada seorang ibu yang telah selesai menjalani pemeriksaan dan pengambilan obat.Fotografer : Siladhamo Mulyono

Meski baksos diadakan di sebuah tempat ibadah, warga yang berkeyakinan lain tidak ragu untuk datang berobat. Sembari menunggu untuk dipanggil sesuai nomor urut, senyum dari setiap orang dapat menggambarkan betapa rukun kehidupan antar umat beragama di sini.Fotografer : Siladhamo Mulyono

Datang seorang diri, seorang kakek memeriksakan kesehatannya. Tiada hal yang lebih berharga selain kesehatan dalam hidup kita, meski kadang kita kurang menyadarinya.Fotografer : Siladhamo Mulyono

Di waktu yang bersamaan (16/2/2014) baksos kesehatan juga diadakan di Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa Telukbango, Batujaya, Karawang. Keluhan sebagian besar karena penyakit kulit, dan deman karena selama beberapa hari di daerah mereka terendam banjir.Fotografer : Siladhamo Mulyono