- Home
- Berita & Kegiatan
- Berita Foto
- Pementasan My Dream di Jakarta
Pementasan My Dream di Jakarta
China Disabled People’s Art Troupe (CDPPAT) atau My Dream pada 20-21 Juli 2019 kembali menampilkan pertunjukkan yang memukau di Jakarta. Dalam penampilan mereka pada DAAI Night dengan tajuk Satu Harmoni yang berlokasi di Grand Ballroom Swissotel, PIK Avenue, Jakarta Utara, grup seni difabel asal Tiongkok ini pun berhasil mencuri perhatian 3.753 penonton dalam 3 sesi acara.
Pementasan My Dream di Jakarta kembali memukau para penonton dengan unjuk kebolehan dai para penyandang disabilitas asal Tiongkok.
Fotografer : Arimami Suryo A.Para penonton memberikan tiket My Dream untuk diperiksa dan akan diarahkan posisi tempat duduk oleh para karyawan DAAI TV Indonesia.
Fotografer : Arimami Suryo A.CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin memberikan sambutan dan ucapan terima kasih kepada para penonton yang mendukung pementasan My Dream.
Fotografer : Henry TandoThe Other Shore, salah satu tarian baru dari My Dream yang dipentaskan oleh 10 penari tunarungu.
Fotografer : James Yip (He Qi Utara 1)Sebanyak 20 penari tunarungu mementaskan tarian I Want to Fly. Tarian baru ini mengisahkan tentang para difabel yang memiliki cita-cita setinggi langit.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Selain tarian, para difabel yang tergabung dalam My Dream juga membawakan aransemen music. Lagu Bengawan Solo dan Ayo Mama pun dimainkan dengan ciamik oleh para musisi diabel tersebut.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Tarian Kupu-kupu yang dibawakan oleh dua penari difabel merupakan lanjutan dari kisah Sampek Engtay yang meninggal dan berenkarnasi menjadi kupu-kupu sehingga bisa hidup bersama.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Tari Merak juga menjadi bagian yang menarik para penonton My Dream dengan kelincahan gerakannya.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Bukan hanya tarian dan musik, kebolehan tarik suara juga di pertunjukkan oleh para seniman difabel My Dream dengan membawakan lagu DAAI Mencerahkan Dunia yang berbahasa Indonesia.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Never Stop Dancing yang menjadi salah satu tarian baru juga mengisahkan tentang para tunadaksa akibat perang dan bencana. Tarian ini juga mewakili para tunadaksa untuk menyerukan perdamaian serta mengajak orang untuk pantang menyerah.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Ribuan penonton menyalakan senter HP dan ikut dalam alunan lagu yang dinyanyikan oleh seniman difabel My Dream.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Tarian Bodhisatwa Seribu Tangan menjadi tarian yang ditunggu-tunggu para penonton dalam pementasan My Dream.
Fotografer : Basno (He Qi Barat 2)Selain masyarakat umum, pementasan My Dream juga dihadiri oleh para pejabat pemerintahan dan pemimpin ormas keagamaan yang ikut mendukung dan menyemangati para kaum disabilitas.
Fotografer : Arimami Suryo A.