Berita

Super Meriah, Pengumuman Juara Teratai Cup Diwarnai Keceriaan dan Sukacita

23 Juli 2024
Rangkaian perlombaan Teratai Cup 2024 akhirnya sudah menemukan juaranya. Tak hanya juara, Teratai Cup ternyata telah menumbuhkan bakat-bakat luar biasa dari Anak Teratai.

Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

Kebahagiaan Meri dan Ika di Tzu Ching Camp

19 Agustus 2009 Faktor kesehatan yang membuatnya tidak bisa melanjutkan kuliah di akademi keperawatan, kini Ika berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya di akademi keguruan. “Sekarang harapan aku cuma ingin sembuh, terus aku bisa kerja dan tahun depan aku bisa lanjut kuliah ambil keguruan, berprestasi dengan baik dan mengabdikan diri,” harapnya.
Kamp yang Membuka Hati

Kamp yang Membuka Hati

19 Agustus 2009 Matahari belum tampak di langit ketika puluhan anak muda berkaus biru muda dan bercelana putih berkumpul di halaman Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Sabtu, 15 Agustus 2009 itu adalah hari pertama diselenggarakannya Tzu Ching Camp IV. Acara ini dilangsungkan sejak 15–17 Agustus 2009.
Turut Merasakan Penderitaan Sesama

Turut Merasakan Penderitaan Sesama

18 Agustus 2009 Bencana topan di Morakot, Taiwan mendatangkan simpati dari berbagai pihak. Sedikitnya terdapat 500 orang dikabarkan meninggal dunia dan ratusan lainnya hilang. Berita tentang hal ini pun sampai ke Indonesia dan mengetuk hati banyak orang untuk turut bersumbangsih. Hal ini pun terjadi di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jawa Barat.
Hati Warga Panteriek untuk Korban Morakot

Hati Warga Panteriek untuk Korban Morakot

18 Agustus 2009  Sejak pukul 17.00, 14 relawan Tzu Chi mengunjungi pintu demi pintu rumah warga. Mereka mengetuk hati para warga atas topan yang terjadi pada orang-orang di seberang lautan. Beberapa pintu yang diketuk, bergeming karena pemiliknya sedang keluar rumah, atau sebagian lagi tampaknya tak berpenghuni. Namun cukup banyak yang bergegas mengambil uang dan menyumbangkannya.
Tergugah dari Pengalaman Diri

Tergugah dari Pengalaman Diri

18 Agustus 2009 “Untung ada Bidan Rosita yang ngasih tahu tentang Yayasan Buddha Tzu Chi,” kata Marliana. Ia pun mendaftarkan diri dan juga nenek beserta tantenya untuk mengajukan bantuan pengobatan. Tidak perlu menunggu lama, Marliana pun dioperasi. Operasi pertama pada Desember 2008 dan yang kedua Januari 2009. Ternyata tumor Marliana ini tergolong ganas dan harus dibersihkan.  “Kalau nggak ada bantuan dari Tzu Chi, saya nggak tahu harus bagaimana,” ungkapnya.
Menapak Jalan Menuju Masa Depan

Menapak Jalan Menuju Masa Depan

14 Agustus 2009 Aslinda sehari-hari lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Kakak tertua Nova belum lama menyelesaikan akademi dan sudah menjadi seorang polisi, sementara kakak keduanya baru masuk menjadi mahasiswa di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Untuk alasan-alasan pendidikan ini, Aslinda menyatakan ia sudah beberapa kali menguras tabungannya. Maka, meski berkeinginan menambah sedikit ruangan di rumah mereka di Panteriek itu, Aslinda harus bersabar.
Kunjungan Penuh Arti

Kunjungan Penuh Arti

14 Agustus 2009 Kesan Yu Chiu Min datang pertama kali ke Indonesia adalah berbeda dengan apa yang di dalam pikirannya. Ia berpikiran Indonesia semestinya merupakan tempat yang ramai dan bagus, tetapi pada kenyataannya masih ada penduduk yang tempat tinggalnya begitu sempit. Baginya, yang paling membuatnya terharu adalah relawan Tzu Chi Indonesia sangat aktif dan tekun dalam melakukan kegiatan Tzu Chi.
Menuju Hidup yang Lebih Baik

Menuju Hidup yang Lebih Baik

13 Agustus 2009 Walaupun tidak sempat melakukan kunjungan langsung ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, antusias Moh. Saedi Kia, selaku Menteri Perumahan Iran pun terlontar dalam perbincangannya dengan Hong Tjhin. “Di Iran, Tzu Chi juga membangun perumahan untuk orang-orang tidak mampu. Dan mereka juga memegang teguh komitmen dalam mendampingi para warga di perumahan tersebut,” ucapnya.
“Kunjungan Kasih Telah Mengubah Tabiatku”

“Kunjungan Kasih Telah Mengubah Tabiatku”

12 Agustus 2009 “(Saya) dahulu kurang harmonis dengan anak-anak. Pulang suka marah-marah. Anak-anak ga nyaman dengan papanya,” ujarnya mulai terisak-isak. Isak itu pun semakin terdengar jelas saat ia semakin menceritakan kisahnya di masa lalu. Di keluarga kebanyakan umumnya, semestinya kalau ada ayah di rumah, anak-anak tentunya senang, namun tidak dengan keluarga Endang.
Kerja Keras yang Tidak Sia-sia

Kerja Keras yang Tidak Sia-sia

12 Agustus 2009 Yang lebih membuat Wari sedih adalah jika ia dan Dayu bepergian. Di angkutan umum, orang-orang suka melihatnya dengan tatapan mata terenyuh, bahkan beberapa di antaranya sampai mengeluarkan uang untuk diberikan pada Dayu. Wari bukannya senang ada orang yang memberinya uang, malah sebaliknya. “Saya jadi sedih,” tutur Wari yang justru makin terenyuh melihat cucunya.
Selamat Datang Saudaraku

Selamat Datang Saudaraku

11 Agustus 2009
Khoo Gee Kuan (41) dari Malaysia dengan langkah yang penuh semangat memasuki Toko Buku Jing-si Kelapa Gading, disertai dengan iringan tepuk tangan Lagu Selamat Datang khas Tzu Chi oleh relawan penyambutan tamu.
Seperti Membangun Rumah Sendiri

Seperti Membangun Rumah Sendiri

11 Agustus 2009
Wendy Kuncoro selaku manajer proyek turut merasa prihatin dengan krisis lingkungan yang sedang dialami, khususnya di Indonesia, di mana kini perubahan cuaca tidak lagi menentu. Menurutnya, ini adalah persoalan serius yang harus melibatkan semua orang untuk peduli dan menjaga lingkungannya sendiri.
Membangun Budaya yang Mencerahkan Dunia

Membangun Budaya yang Mencerahkan Dunia

11 Agustus 2009 “Tzu Chi adalah happy. Setiap hari di Tzu Chi itu happy, happy, dan happy,” ucap Ji  Shou Shixiong, relawan Tzu Chi Malaysia yang selama ini aktif di Indonesia saat sharing tentang budaya humanis Tzu Chi pada Pelatihan Relawan Junior (Abu Putih) I di aula Tzu Chi Bandung pada 26 Juli 2009. Menurut Ji Shou, budaya humanis Tzu Chi adalah budaya yang mencerahkan dunia.
Sabuk Hijau Jakarta

Sabuk Hijau Jakarta

04 Agustus 2009 Enam puluh relawan Tzu Chi ikut duduk bersama para tamu undangan yang lain. Kehadiran mereka hari itu untuk membantu penanaman 2.000 bibit bakau. Kebetulan lokasi penanaman tak jauh dari Aula Jing Si yang sedang dalam tahap pembangunan. “Ini adalah kesempatan yang baik kita melakukan salah satu program pelestarian lingkungan. Juga supaya banyak relawan baru yang mengenal bagaimana mencintai bumi,” ujar Kitti Nagari yang mengoordinir relawan Tzu Chi yang hadir hari itu.
Setetes Darah untuk Sesama

Setetes Darah untuk Sesama

03 Agustus 2009 “Sus, jangan terlalu ditekan jarumnya yah, takut sakit. Saya baru pertama kali donor darah, itu pun diajak temen saya ini, “ kata Suyatno sembari menunjuk ke arah temannya. Mereka bertiga merupakan pegawai toko alat-alat fitness (latihan kebugaran tubuh -red) dan datang ke Toko Buku Jing-Si, Mall Kelapa Gading, di sela jam istirahat makan siang.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -