"Jika Mau Berusaha, Rezeki Pasti Dapat"

BERANI BERUBAH. Dengan bermodalkan tekad dan semangat untuk maju, Malik merintis usahanya. Dari awal yang hanya memberikan jasa service kini Malik sudah bisa merambah ke usaha perakitan Water Chiller.

Pada awalnya perpindahan warga dari Kapuk Muara ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng tidak seluruhnya memberikan hikmah yang positif bagi warga. Rata-rata warga Kapuk Muara yang terkena program normalisasi Kali Angke yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta ini pada umumnya sudah memiliki pekerjaan di dekat rumahnya di Kapuk Muara. Dengan kepindahannya ke Perumahan Cinta Kasih, otomatis  biaya transportasi mereka bertambah, dan jarak tempuh menuju tempat bekerja pun semakin jauh.

Hal inilah yang dialami oleh Malik pada awal menghuni Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat di blok A13 lantai 3. Malik yang bekerja sebagai seorang teknisi Air Conditioner (AC) pada tahun 2003 rumahnya terkena program normalisasi Kali Angke dan pindah ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi.  Kepindahan tersebut membuatnya sering telat dikarenakan jarangnya transportasi yang melewati Perumahan Cinta Kasih pada saat itu. Setelah berpikir panjang, Malik pun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan berusaha untuk berdikari sendiri.

Untuk memulai usaha sendiri tentunya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Nasib yang membawanya ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi membuat dirinya pusing tujuh keliling bagaimana caranya untuk  menafkahi keluarganya. Melalui bantuan dari sahabat-sahabatnya yang bekerja sebagai teknisi AC, Malik pun mendapatkan beberapa panggilan untuk melakukan service ke beberapa pelanggan. Tetapi jika hanya mengandalkan bantuan dari teman-temannya saja, kehidupan Malik tentunya akan kembang-kempis karena dalam seminggu saja belum tentu setiap hari ia mendapat pelanggan. Malik pun hilir mudik dari Perumahan Cinta Kasih ke tempat teman-temannya untuk mencari orderan.“Pada saat 2003 – 2006, saya jarang ada di rumah karena bingung mau buat apa di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ini, nggak ada aktivitas sama sekali. Karena lingkungannya masih sangat baru sehingga keadaan sepi sekali. Bahkan antar tetangga saja tidak saling kenal, karena dulu dapat rumah karena diundi, jadi yang tetangga belum tentu sama-sama dari Kapuk Muara. Sehingga mau buat terobosan apa juga bingung. Jadi fokus keluar ngandalin panggilan untuk jasa servis saja,” kenang Malik.

BERANI BERUBAH. Dengan bermodalkan tekad dan semangat untuk maju, Malik merintis usahanya. Dari awal yang hanya memberikan jasa service kini Malik sudah bisa merambah ke usaha perakitan Water Chiller.

Seperti yang sering dikatakan dalam petuah orang Melayu: Bekerja keras sepanjang hidup, membanting tulang, berkeringat darah, berlumur cobaan berat. Siapa yang menyerah tidak akan dapat tempat di singgasana raja.  Hal inilah yang dipraktikkan oleh Malik. Di sela-sela waktu senggangnya ketika tidak melakukan service, Malik pun mencari kesibukan lainnya. “ Ketika orderan sudah mulai ada, tadinya jasa aja saya ubah polanya. Jadi kalo hanya mengandalkan jasa, kalo nggak ada orderan kan vakum. Saya pun mencoba selingan usaha sambil mengisi waktu luang ketika tidak ada orderan,” terang Malik.  Dengan sistem trial dan error serta modal seadanya, ia membeli sebuah AC indoor bekas untuk direparasi. Setelah berhasil dibetulkan, ia pun mulai menjual  AC indoor second tersebut. Selain itu, Malik juga mencoba merakit sebuah mesin water chiller (mesin pendingin) dengan memanfaatkan bahan sisa-sisa dari AC indoor untuk pendingin mesin-mesin cetakan (Molding). Ilmu ini sendiri ia dapat dari pengalamannya selama memberikan service ke pabrik-pabrik langganannya.  “Dulu waktu masih kerja sering perbaiki mesin chiller. Kita belajar dari trouble yang sering muncul, lama-lama jadi tahu cara kerja sistem untuk mesin chiller. Sekarang sudah dipelajari rusak dimana saja dan materialnya terdiri apa saja, jadi sekarang bisa merakit sendiri. Rata-rata barang yang sudah kita perbaiki kita jual ke pabrik,” terang Malik .

Angin kebaikan bertiup
Ternyata cara ini membuahkan hasil dan memiliki prospek yang baik. Berawal dari hanya membuat satu, lama-kelamaan terus bertambah.” Kalau saya nggak pintar-pintar ngatur strategi seperti itu, kan saya vakum nggak ada kerjaan, makanya saya cari kerja yang seperti itu. Servis alat-alat yang rusak lalu diperbaiki sampai layak pakai lalu dijual lagi dan membuat water chiller jika ada pesanan dari pabrik.  Tadinya cuma ada satu atau dua yang pesan, tetapi seiring berjalannya waktu bertambah terus, jadi nggak ada yang sia-sia,” terang Malik.

Seiring bertambahnya orderan water chiller dan AC indoor second, Malik pun mulai mencari sebuah tempat untuk menjadi gudang sekaligus wadah untuk ia memperbaiki AC dan merakit water chiller. Beruntung di dekat rumahnya terdapat sebuah lapak dagang milik Ketua RT setempat yang sudah tidak digunakan dan Malik pun meminjam lokasi tersebut  hingga saat ini.

USAHA TAMBAHAN. Di sela-sela waktu senggangnya ketika tidak melakukan service, Malik pun mencari kesibukan lain, yaitu merakit Water Chiller.

Kabar mengenai AC indoor second-nya yang murah tapi berkualitas mulai terngiang di telinga teman-teman sesama teknisi, mereka pun banyak yang tertarik untuk membeli AC indoor yang telah diperbaiki oleh Malik. Begitu juga dengan water chiller rakitannya, banyak pabrik-pabrik plastic yang meminta pelayanan service pada mesin water chiller mereka, bahkan ada juga yang memesan untuk menggantikan water chiller mereka yang rusak.

Seolah mendapat angin kebaikan, pada tahun 2005, Perumahan Cinta Kasih sudah mulai ramai dikelilingi oleh pembangunan perumahan baru dan apartemen-apartemen. Rute transportasi pun sudah mulai ada dan kian ramai. “ Pada tahun 2005, sudah ramai pembangunan rumah dan apartemen, permintaan untuk pemasangan AC dan service juga mulai bertambah, tetapi porsinya masih kecil dan lebih banyak porsi permintaan dari teman-teman rekan teknisi AC. Pokoknya pada masa itu sudah prioritas dijual-beli sparepart AC dan perakitan water chiller,” kenang Malik. Area untuk layanan service AC yang digeluti juga semakin jauh, hingga ke daerah Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang.

Tepat di tahun 2006, Malik pun sudah mantap menambah usaha baru, yaitu memperbaiki AC indoor second , merakit water chiller dan menjualnya kembali sembari melakukan layanan service. Di tahun tersebut, Malik juga sudah berani untuk mempekerjakan beberapa orang untuk membantunya melakukan service AC dan membantu memperbaiki AC yang masih bisa diperbaiki.

Selain itu, Malik juga mulai merambah usahanya menjadi penjual sparepart AC di depan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Di toko berukuran 4x3 m itu, Malik menjual aneka sparepart AC baru dan juga AC indoor second yang telah diperbaiki.

“Kalau untuk orderan service AC kita sudah jarang, lebih banyak sekarang adalah orderan untuk mesin chiller dari pabrik-pabrik dan mesin pendingin lainnya.  Sekarang request untuk service AC juga banyak, tetapi tidak ke-handle, fokus ke orderan dulu,” jelas Malik.  “Sekarang lagi fokus untuk pembuatan mesin chiller. Untuk ke depan ingin focus punya mesin chiller yang sudah bisa di-stock sehingga jika nanti ada permintaan dari pabrik untuk perbaikan stock ini bisa dipakai oleh pabrik, sehingga pabrik jadi nggak rugi dan kita juga nggak terlalu diuber-uber waktu,” tambahnya.

Mengingat kembali masa-masa ketika ia baru pindah dari Kapuk Muara ke Perumahan Cinta Kasih dan sudah berani untuk berhenti bekerja mencari terobosan baru merupakan ide yang nekat. Tetapi ternyata di balik kenekatannya itu, membuahkan sebuah hasil yang memuaskan. ”Sebenarnya ada hikmah di balik tidak bekerjanya saya pada saat pindah ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Keuntungannya  ialah saya dapat menjadi lebih mandiri,” umbar Malik sambil tersenyum. “ Kita memang harus terus berjuang, nggak boleh hanya meratapi nasib yang lama. Kalo cuma ngeratapin nasib sih nggak akan selesai-selesai. Kalo melihat mereka-mereka (warga Perumahan Cinta Kasih) yang ingin hidupnya nyaman maka saya harus bisa keluar dari lingkaran tersebut agar bisa memiliki prospek usaha yang bagus untuk ke depannya.  Rezeki kalau kita mau berusaha, dimana saja bisa didapat,” tutur Malik.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -