Kumpulan Kisah Humanis

Merawat Anak-anak Istimewa

Merawat Anak-anak Istimewa

02 Februari 2017
Menggandeng tangan mungil Aling menjadi rutinitas pagi seorang pengasuh di Lembaga Penyantun Anak (LPA) Guna Nanda, Cakung, Jakarta Timur. Aling ikut saja tanpa berontak saat tangannya digenggam. Rambutnya masih basah usai mandi pagi, wajahnya lugu penuh kepolosan, matanya kecil, dan tulang pinggulnya agak bengkok ke depan.
Meneladani Vegetarian Muda

Meneladani Vegetarian Muda

19 Januari 2017
Vincent Fransidy dan Jennifer Cendana merupakan dua dari sekian banyak anak yang bertekad untuk menjalani hidup dengan pola makan vegetaris. Keputusan dua Bodhisatwa cilik ini untuk menjadi vegetarian menuai reaksi positif dari berbagai pihak.
Melindungi Bumi, Memberkahi Diri

Melindungi Bumi, Memberkahi Diri

06 Januari 2017
Brilianto atau yang akrab disapa Brian memiliki kebiasaan mengumpulkan sampah-sampah daur ulang di sekitar tempat tinggalnya. Mayoritas adalah botol-botol plastik minuman kemasan. Brian juga merupakan salah satu penerima bantuan pendidikan Tzu Chi. Ia memiliki inisiatif untuk melestarikan lingkungan karena terinspirasi dari kegiatan yang ia ikuti di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Mencari Terang ke Kota Singkawang

Mencari Terang ke Kota Singkawang

08 November 2016
Katarak telah membatasi ruang gerak banyak orang. Namun, tak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan akses operasi katarak. Lewat baksos katarak, Yayasan Buddha Tzu Chi Singkawang menciptakan akses tersebut.
Mewujudkan Angan yang Nyaris Padam

Mewujudkan Angan yang Nyaris Padam

19 Oktober 2016
Hati Marham merasa senang tak terkira setiap kali mendorong satu gerobak pasir ke arah rumahnya. Ia seperti terbakar. Bukan oleh teriknya matahari, namun karena semangat. Ia terbakar semangat. Tiap butiran pasir yang ia pindahkan, rasanya mewakili rasa bahagianya yang sukar dihitung oleh angka. Berjuta-juta kegembiraan dan mungkin miliaran rasa syukur.

Hati Marham merasanya senang tak terkira setiap kali ia mendorong satu gerobak pasir ke arah rumahnya. Ia seperti terbakar. Bukan oleh teriknya matahari, namun karena semangat. Ia terbakar semangat. Tiap butiran pasir yang ia pindahkan, rasanya mewakili rasa bahagianya yang sukar dihitung oleh angka. Berjuta-juta kegembiraan dan mungkin miliaran rasa syukur.

Hadiah untuk Engellie

Hadiah untuk Engellie

06 Oktober 2016

Di usia yang masih belia, Engellie (10) terkena stroke hingga lumpuh. Setelah melalui proses pengobatan panjang, siswi kelas 5 SD Cinta Kasih Tzu Chi ini pun kini sudah dapat kembali beraktivitas, bahkan melanjutkan sekolahnya kembali.

Berdiri Tegap di Usia 26 Tahun

Berdiri Tegap di Usia 26 Tahun

31 Agustus 2016
Meskipun mempunyai kekurangan, Tuan Zhi selalu optimis. Ia belajar untuk mandiri dan membantu pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian, memasak, juga membersihkan lantai. Ia bahkan memperoleh pekerjaan tetap di sebuah sekolah bagi para penderita autisme. Namun, karena struktur tulangnya masih tumbuh dan semakin banyaknya kegiatan yang ia lakukan sehari-hari, ia mulai mengalami rasa sakit di pinggang dan kaki.
Inspirasi dari Rumah Besi

Inspirasi dari Rumah Besi

15 Juli 2016
Berawal dari keinginan memiliki rumah yang asri, nyaman, ramah lingkungan, dan terjangkau biayanya, pasangan arsitek ini mendesain rumah mereka secara berbeda.
Buah Manis Perjuangan Tjeng Nio

Buah Manis Perjuangan Tjeng Nio

09 Juni 2016 Sembari lewat, ia menghampiri pedagang lain yang berada tak jauh dari tempatnya berjualan, lalu menyerahkan sebuah lembaran kertas berwarna merah muda yang ternyata merupakan tanda bukti donasi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Membina Desa Mandiri Pangan

Membina Desa Mandiri Pangan

15 Januari 2016 Sejak pertengahan tahun 2012 lalu, Bambang didaulat untuk menjadi koordinator tim ahli pertanian Tzu Chi dalam program pertanian berkelanjutan di beberapa wilayah di Singkawang. Sebelumnya, pada bulan Mei di tahun yang sama, lima ahli pertanian dari Tzu Chi Taiwan datang untuk melakukan survei terhadap pertanian di sana.
Hidup dengan Percaya Diri

Hidup dengan Percaya Diri

10 November 2015 Selama lebih dari separuh usianya yang kini telah mencapai kepala tiga, Yang Xiaodong menjalani kehidupannya dengan tubuh terlipat– terjebak dalam postur tubuh yang tidak dapat dibayangkan oleh orang pada umumnya. Dagunya nyaris menyentuh lutut kakinya dan hal ini membuat dirinya tidak dapat tidur telentang atau berdiri tegak.
Berkawan dengan Sinabung

Berkawan dengan Sinabung

25 September 2015
Keselamatan dan kebutuhan hidup, dua hal inilah yang dipertaruhkan warga yang tinggal di kaki Gunung Sinabung. Lebih dari 4 tahun mereka dibayangi kekhawatiran dan kecemasan. Khawatir akan gunung yang akan kembali meletus, dan kecemasan akan masa depan anak-anak mereka. Hidup adalah pilihan, dan warga pun memilih untuk berkawan dengan bencana.
Meniti Asa Melalui Sentuhan Jemari

Meniti Asa Melalui Sentuhan Jemari

01 September 2015
Bagi kaum tunanetra, adanya relawan ketik membuat mereka bisa sedikit bernapas dalam ruang yang disebut masyarakat, yang dinilai sebagai pembentuk stigma oleh Aria.
Kesempatan Kedua Menata Kehidupan

Kesempatan Kedua Menata Kehidupan

20 Agustus 2015 Dengan kemampuan yang ia punya, motornya ia modifikasi menjadi becak dengan menambahkan tempat duduk penumpang di sisi kiri motor. Dengan begitu ia tidak perlu menggunakan kakinya untuk menahan beban motor saat membawa penumpang.
Gubuk Alang-alang Nenek Ana

Gubuk Alang-alang Nenek Ana

26 Juni 2015 Nenek dari relawan Tzu Chi, Ana, yang buta untuk sementara waktu tinggal di gubuk yang terbuat dari alang-alang yang digunakan sebagai dapur. Bagian atap pondok yang terbuat dari alang-alang sudah bobrok sehingga bocor ketika hujan. Si nenek pasrah menjalani hidupnya dan tidak pernah mengeluh.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -