Kumpulan Kisah Humanis
Hadiah untuk Engellie
06 Oktober 2016Di usia yang masih belia, Engellie (10) terkena stroke hingga lumpuh. Setelah melalui proses pengobatan panjang, siswi kelas 5 SD Cinta Kasih Tzu Chi ini pun kini sudah dapat kembali beraktivitas, bahkan melanjutkan sekolahnya kembali.
Berdiri Tegap di Usia 26 Tahun
31 Agustus 2016Meskipun mempunyai kekurangan, Tuan Zhi selalu optimis. Ia
belajar untuk mandiri dan membantu pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian,
memasak, juga membersihkan lantai. Ia bahkan memperoleh pekerjaan tetap di
sebuah sekolah bagi para penderita autisme. Namun, karena struktur
tulangnya masih tumbuh
dan semakin banyaknya kegiatan
yang ia lakukan sehari-hari, ia
mulai mengalami rasa sakit di
pinggang dan kaki.
Inspirasi dari Rumah Besi
15 Juli 2016Berawal dari keinginan memiliki rumah yang asri, nyaman, ramah lingkungan, dan terjangkau biayanya, pasangan arsitek ini mendesain rumah mereka secara berbeda.
Buah Manis Perjuangan Tjeng Nio
09 Juni 2016 Sembari lewat, ia menghampiri pedagang lain yang berada tak jauh dari tempatnya berjualan, lalu menyerahkan sebuah lembaran kertas berwarna merah muda yang ternyata merupakan tanda bukti donasi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.Membina Desa Mandiri Pangan
15 Januari 2016 Sejak pertengahan tahun 2012 lalu, Bambang didaulat untuk menjadi koordinator tim ahli pertanian Tzu Chi dalam program pertanian berkelanjutan di beberapa wilayah di Singkawang. Sebelumnya, pada bulan Mei di tahun yang sama, lima ahli pertanian dari Tzu Chi Taiwan datang untuk melakukan survei terhadap pertanian di sana.Hidup dengan Percaya Diri
10 November 2015 Selama lebih dari separuh usianya yang kini telah mencapai kepala tiga, Yang Xiaodong menjalani kehidupannya dengan tubuh terlipat– terjebak dalam postur tubuh yang tidak dapat dibayangkan oleh orang pada umumnya. Dagunya nyaris menyentuh lutut kakinya dan hal ini membuat dirinya tidak dapat tidur telentang atau berdiri tegak.Berkawan dengan Sinabung
25 September 2015Keselamatan dan kebutuhan hidup, dua hal
inilah yang dipertaruhkan warga yang tinggal di kaki Gunung Sinabung. Lebih
dari 4 tahun mereka dibayangi kekhawatiran dan kecemasan. Khawatir akan gunung
yang akan kembali meletus, dan kecemasan akan masa depan anak-anak mereka.
Hidup adalah pilihan, dan warga pun memilih untuk berkawan dengan bencana.
Meniti Asa Melalui Sentuhan Jemari
01 September 2015Bagi kaum tunanetra, adanya relawan ketik
membuat mereka bisa sedikit bernapas dalam ruang yang disebut masyarakat, yang
dinilai sebagai pembentuk stigma oleh Aria.
Kesempatan Kedua Menata Kehidupan
20 Agustus 2015 Dengan kemampuan yang ia punya, motornya ia modifikasi menjadi becak dengan menambahkan tempat duduk penumpang di sisi kiri motor. Dengan begitu ia tidak perlu menggunakan kakinya untuk menahan beban motor saat membawa penumpang.Gubuk Alang-alang Nenek Ana
26 Juni 2015 Nenek dari relawan Tzu Chi, Ana, yang buta untuk sementara waktu tinggal di gubuk yang terbuat dari alang-alang yang digunakan sebagai dapur. Bagian atap pondok yang terbuat dari alang-alang sudah bobrok sehingga bocor ketika hujan. Si nenek pasrah menjalani hidupnya dan tidak pernah mengeluh.Kekuatan dalam Kesederhanaan
24 Juni 2015 Banyak orang menganggap bahwa retaknya sebuah rumah tangga merupakan suatu pertanda ‘retaknya” harapan dan masa depan anak-anak di lingkungan keluarga tersebut. Tetapi ‘nasib’ tidaklah selalu sama. Seperti yang terjadi dalam kehidupan, masalah sama, solusi sama, tetapi hasilnya bisa berbeda.Bakau-bakau Azhar
21 Mei 2015seorang petani
tambak di Lam Ujong, pinggiran Kota Banda Aceh berjuang menghijaukan kembali 35
hektar kawasan pesisir Aceh setelah tsunami dengan 300 ribu batang pohon yang
disemaikannya. Pendidikan terakhirnya hanya sekolah dasar, tetapi
pengetahuannya tentang bakau sangat luas. Azhar, demikian ia biasa disapa.