Beramal itu Menciptakan Kebahagiaan

Warung Nasi Barokah milik Suripto di Jembatan V, Jakarta Barat mengikuti program Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi ketika masa pandemi Covid-19 merebak luas. Jalinan jodoh ini mengantarkan Suripto menjadi donatur Tzu Chi melalui celengan bambu.


“Berawal dari kegiatan Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi di masa pandemi, Suripto hingga kini terus aktif bersumbangsih melalui celengan bambu Tzu Chi di warungnya.”

*****

Pada Agustus 2021 (masa pandemi), Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membuat gerakan Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi, sebuah gerakan membeli makanan di warung-warung milik masyarakat untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, seperti tukang ojek online, pemulung, supir angkot, dan lainnya. Gerakan ini digagas oleh relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat, dan kemudian menyebar ke komunitas relawan Tzu Chi lainnya di Indonesia.

Melalui gerakan Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi, Tzu Chi Indonesia berupaya menggerakkan roda ekonomi masyarakat menengah bawah yang terhenti karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah guna memutus mata rantai virus Covid-19.

Para relawan Tzu Chi di masing-masing komunitas memesan makanan kepada pemilik warung makan yang dipilih oleh pengurus RW. Di program Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi inilah Bong Phi Fong, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat bertemu dengan Edi Suripto, pemilik Warung Nasi Barokah di Jembatan Lima, dan membeli makanan untuk dibagikan ke masyarakat. Di warung ini pula Bong Phi Fong, atau yang akrab disapa Phi Fong kemudian mensosialisasikan celengan bambu Tzu Chi, sekaligus menitipkan celengan bambu untuk menggalang hati masyarakat. “Waktu itu ada 8 RW yang dihubungi, dan Pak Suripto ini salah satu yang dipilih untuk menjalankan program ini,” jelas Phi Fong, yang bergabung di Tzu Chi sejak tahun 2013.

Berprinsip Selalu Hidup Bahagia
Sehari-hari, Edi Suripto (64) dan Sri Ningsih (40) berjualan nasi di depan rumahnya. Menu yang tersaji di warung makan ini sangat kental dengan aroma “Jawa”, gurih, manis, pedas, dan lezat. Satu lagi, murah meriah.

Meskipun hanya memiliki warung sederhana, Suripto dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan di lingkungannya. Ia berprinsip hidup ini harus bisa berbagi dan bisa bermanfaat bagi orang lain walaupun hanya sedikit. Prinsip ini memang nampak sederhana namun tak semua orang bisa melakukannya.

Saat program Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi berjalan kala itu, Suripto mendapat jatah pesanan 10 nasi kotak per hari selama hampir sebulan.

“Saat saya ke warung Pak Suripto untuk kasih tahu menu-menunya agar berbeda-beda setiap hari, saya sekalian bilang apa boleh jika menitipkan celengan bambu Tzu Chi di sini? Tujuannya memberi kesempatan masyarakat (pembeli) jika dari mereka ingin ikut bersumbangsih,” tanya Phi Fong. Suripto pun menyambut dengan baik.

Dari sinilah beberapa bulan kemudian Suripto mengabarkan kalau celengan bambunya sudah penuh terisi, dan ia ingin menyumbangkannya ke Tzu Chi. “Saya sampai lupa…, saya terkejut dan sangat terharu. Saya bilang saya saja yang datang ke warung Pak Suripto,” terang Phi Fong, yang rumahnya terbilang dekat dengan Warung Suripto.

Bong Phi Fong relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat menerima donasi dari celengan bambu milik Edi Suripto di warung makan sekaligus rumahnya di Kelurahan Duri Utara, Tambora Jakarta Utara.

Dari sini kemudian Suripto rutin menyerahkan dana celengan Tzu Chi. Rutinnya bertemu dengan Suripto, Phi Fong juga mensosialisasikan tentang kegiatan-kegiatan kemanusiaan Tzu Chi, yang ternyata sejalan dengan pandangan hidup Suripto tentang saling berbagi kepada sesama. “Orang yang senang menabur (kebaikan), dia pasti menuai (kebaikan),” tegas Suripto. Prinsip ini yang konsisten dilakukan Suripto dalam kehidupan sehari-hari. Setiap pagi Suripto juga berkeliling di sekitar Duri Utara naik sepeda, dan setiap bertemu orang yang dianggap berhak menerima dia langsung memberi.

“Sehabis Salat Subuh, saya suka sepedahan keliling, kalau ada tunawisma atau pengemis atau siapapun yang layak diberi saya sedekah. Tidak banyak semampunya saya saja,” ucap Suripto sambil tersenyum. Kebiasaan baik ini sudah dilakukan Suripto sejak ia belum berkeluarga.

Senang Berbagi Kepada Siapapun
Phi Fong pernah bertanya kepada Suripto mengapa kenapa senang bersumbangsih, dan Suripto menjawab bahwa hidup di dunia hanya sementara, dan menurut keyakinan Suripto kita wajib membantu orang yang kesusahan. “Sebagai umat Muslim saya menerapkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin (mengayomi semua umat dan alam semesta -red). Jadi saya itu membantu tidak pilih-pilih”,” ucap kakek dua cucu ini.

Dari perbincangan inilah pembicaraan Phi Fong dengan Suripto sangat cocok karena di Tzu Chi juga memegang prinsip membimbing yang mampu, dan membantu yang kurang mampu. Menurut Phi Fong, Suripto tidak pernah berpikir dengan berdana setiap hari nanti kebutuhan untuk warung makannya akan berkurang.

“Orangnya sangat happy setiap hari, dari situ saya berpikir, saya yang masih aktif kerja kenapa tidak bisa berbagi pada orang lain, sedangkan dia (Suripto) saja bisa walaupun warung makannya biasa saja,” ucap Phi Fong yang juga mempunyai usaha konveksi. “Saya jadi ikut sepedahan pagi sambil olahraga, kalau di jalan ada pemulung atau siapapun yang menurut saya layak dibantu, ya saya beri,” jelas Phi Fong sambil tersenyum.

Memahami Hidup
Phi Fong melihat kebiasaan Suripto selain suka beramal juga mempunyai pandangan hidup yang bagus. “Saya lihat dia setiap pertemuan dia selalu happy, wajahnya selalu happy terus, auranya bagus dan bergaulnya sama siapa saja. Dia ada kenalin saya donator untuk celengan bambu Tzu Chi,” ungkap Phi Fong terkesan akan keseharian Suripto.

Suripto ketika pertama kali menerima celengan bambu sekaligus “Buletin Tzu Chi” setelah menjadi partisipan dari Program “Tzu Chi Peduli, Tzu Chi Berbagi”.

Phi Fong mengatakan bahwa Suripto sangat mendukung semua kegiatan amal Tzu Chi. Menurut Suripto manusia hidup di dunia memang harus saling mendukung satu sama lainnya. Maka dari itu, Suripto pun sangat terbuka dan terus mengisi celengan bambu miliknya. Bagi Suripto, berbagai kegiatan Tzu Chi membuatnya semakin terinspirasi untuk membantu orang lain.

“Terus terang saya baru ketemu orang yang setulus dia. Semua yang dia lakukan sangat tulus dan ikhlas. Dia bilang lakukan saja nggak usah berpikir ini, itu. Saya bilang ini cocok benar ya dengan Tzu Chi pemikirannya,” ungkap Phi Fong yang gemar membaca bukubuku Master Cheng Yen seperti Teladan Cinta Kasih dan lainnya.

“Saya kalau ke warung Pak Suripto menerima dana celengan bambu pasti ngobrol banyak tentang kehidupan,” ucap Phi Fong.

Menurut Suripto manfaat dari bederma itu membentuk hati menjadi bahagia. Segala sesuatu akan terlihat bahagia. “Orang berjualan ada yang cari pesugihan, sebenarnya itu salah, adanya di mindset (pola pikir). Kalau mindsetnya senang, rezeki akan mudah datang, tapi kalau pikirannya ruwet (negatif) rezeki akan menjauh,” jelas Suripto bijaksana. Bersedekah itu menciptakan kebahagiaan, sedekah itu menangkis perbuatan buruk kita di masa lalu.

Suripto sendiri sudah menjadi donatur Tzu Chi sejak 2022. Sejak saat itu pula Suripto tahu tentang kegiatan Tzu Chi dari Buletin Tzu Chi yang diberikan Phi Fong. “Saya tahu Yayasan Buddha Tzu Chi itu sedang bantu bedah rumah, membantu orang yang terkena musibah bencana, itu memang sangat luar biasa yang dilakukan Tzu Chi,” ucap Suripto.

Kini, Suripto pun semakin yakin pada kekuatan beramal. Sang istri, Sri Ningsih sangat mendukung kebiasaan baik suaminya.

“Saya mendukung apa yang dilakukan bapak, apalagi tujuannya baik,” kata Sri Ningsih.

Keluarga Suripto saling mendukung untuk berbagi kepada orang yang tidak mampu dan anak-anak yatim piatu. Semua ini Suripto lakukan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas segala kasih sayang-Nya yang tak terhingga. “Jika kita ikhlas melakukannya, maka Allah pasti akan membalasnya,” terang Suripto.

Teks: Anand Yahya
Fotografer: Dok. Tzu Chi Indonesia
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -