Dukungan dan Semangat untuk Zeba

Ketika pulang dari Tzu Chi Hospital tanggal 9 Maret 2022 lalu, Zeba mendapat sebuah kejutan berupa sebuah poster berisi ucapan dukungan dari guruguru dan teman-teman sekolahnya. Poster ini kemudian ditempel di dalam kamarnya.


Akibat penyakit tuberkulosis tulang, kedua kaki Zeba Rachma Mawardi (15) tidak dapat berjalan. Kelumpuhan ini menyebabkan dirinya tidak leluasa beraktivitas. Anak ketiga dari Edi dan Almh.Zainah Mawardi ini masih duduk di bangku sekolah. Beruntung, ia mendapat dukungan dan motivasi bukan hanya dari keluarganya saja, namun juga keluarga besar Tzu Chi.

*****

Awalnya Zeba hanya mengalami gejala sakit pinggang, namun memburuk secara bertahap hingga akhirnya hanya bisa berbaring. Menurut Edi, ayahnya, Zeba mulai tidak bisa berjalan tanggal 23 Desember 2021. Seminggu setelah itu, Zeba lalu dibawa ke RS Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng untuk diperiksa. Namun belum dapat dideteksi apa sebenarnya yang terjadi pada Zeba.

Karena sudah dua minggu Zeba izin dari sekolahnya yaitu Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, maka relawan Tzu Chi bersama guru pun berkunjung ke rumahnya pada 13 Januari 2022. Melihat kondisi Zeba yang butuh penanganan lebih lanjut, maka dari pihak Tzu Chi pun menganjurkan agar Zeba dibawa ke Tzu Chi Hospital, Jakarta Utara. Sejak tanggal 17 Januari 2022, Zeba pun dirawat di sana.

Di Tzu Chi Hospital (TCH), Zeba didiagnosis menderita herniated nucleus pulposus (saraf terjepit) dan tuberkulosis tulang. Dokter menganjurkan agar Zeba segera dioperasi supaya kondisinya tidak memburuk. Atas persetujuan keluarga maka Zeba dioperasi tanggal 25 Januari 2022. Operasi yang ditangani oleh dr.Gunawan Susanto, Sp.BS selama 6,5 jam ini adalah prosedur laminektomi dekompresi, yaitu pembedahan untuk membebaskan sumsum tulang belakang dari penjepitan akibat destruksi dan dislokasi tulang belakang. Kemudian dilakukan implan tulang belakang untuk menopang kekuatan tulang belakangnya.

“Dokter bilang kemungkinan bisa jalannya sudah kecil sekali. Itu yang membuat keluarga ngedrop. Tapi pas abis operasi, rutin fisioterapi, dia udah bisa duduk, kakinya kalau dicubit-cubit udah berasa. Kita jadi makin semangat,” ucap Adis, kakak Zeba saat di rumah sakit.

Jalinan Jodoh Dekat Bagai Keluarga
Zeba yang duduk di kelas 3 SMP Cinta Kasih Tzu Chi dan tahun ini naik ke jenjang SMA, merupakan anak ketiga dari Almh. Zainah Mawardi. Semasa hidupnya Bu Zainah adalah guru dan Kepala SD Cinta Kasih Tzu Chi serta relawan Komite Tzu Chi yang berdedikasi. Bu Zainah termasuk salah satu sosok yang berjasa bagi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi karena ikut merintis sekolah ini sejak dibuka tahun 2003. Semasa Bu Zainah sakit sebelum akhirnya meninggal, ia didampingi dengan penuh kasih dan dekat bagai keluarga oleh para guru dan relawan Tzu Chi. Goh Poh Peng adalah salah satunya.

Dari tanggal 17 Januari 2022 hingga 9 Maret 2022, Zeba dirawat di Tzu Chi Hospital. Di sini Zeba juga menjalani prosedur laminektomi dekompresi, yaitu bedah yang dilakukan untuk membebaskan sumsum tulang belakang dari penjepitan akibat destruksi dan dislokasi tulang belakang.

Adis, dari awal sebenarnya merasa sungkan untuk memberitahukan kondisi adiknya kepada Goh Poh Peng karena merasa sudah terlalu banyak curahan kasih yang mereka terima ketika Bu Zainah masih hidup. “Dulu almarhumah ibu sudah banyak banget dibantu, saya nggak mau kayak merepotkan lagi. Ternyata mereka masih anggap saya dan adik-adik adalah anak mereka, masih sangat dipedulikan. Saya sangat terharu karena Tzu Chi masih peduli terhadap keluarga saya. Bener-bener baik banget,” ungkap Adis tak dapat menahan haru.

Bagi Edi, ditinggal istri tercinta saat itu masih meninggalkan trauma. Mendengar hasil diagnosis Zeba, ia terkejut karena proses yang terjadi juga cepat sekali. “Kaget saya luar biasa, cepat sekali. Saya pun masih trauma. Jujur, nggak bisa menerima kehilangan lagi. Makanya ketika tahu Zeba sakit, saya ini gimana? Takut sekali. Makanya saya maunya dia cepat sembuh. Dengan dukungan dari relawan, saya bisa kembali semangat. Zeba juga semangat karena banyak shigu yang dampingi,” kata Edi lega. Selain dukungan moril, seluruh biaya perawatan dan operasi Zeba selama di TCH juga dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Setelah keluar dari rumah sakit pada 9 Maret 2022, Zeba juga diberi bantuan berupa ranjang pasien, kursi roda, dan pispot duduk.

Sementara itu Goh Poh Peng mengaku dirinya merasa sedih ketika mengetahui Zeba sakit. Ketika Zeba hendak keluar dari rumah sakit Goh Poh Peng pun berpikir bagaimana agar bisa membuat Zeba senang. “Saya pesan ke guru, bikinkan kartu welcome home untuk Zeba biar dia senang. Laoshi (guru) semua juga kerja samanya bagus banget, mereka bikinkan karton (poster). Nah waktu itu kita datang, kasi dia lihat, terus kita bacain, ‘ini loh dari guru mana, ini loh artinya apa’, dia seneng banget,” ujar Goh Poh Peng puas bercampur haru.

Poster tersebut berisi ucapan dukungan dan semangat dari teman-teman Zeba di kelas 9B serta guru-gurunya. Terlihat selain bahasa Indonesia, ada juga yang menggunakan bahasa Mandarin, Inggris, dan Korea. Poster ini kemudian ditempelkan di kamar Zeba, di titik yang gampang terlihat olehnya.

Pendampingan Tanpa Henti
Ketika tiba masanya ujian sekolah, yaitu tanggal 25 Maret 2022, Zeba dikunjungi empat gurunya dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Kunjungan ini dalam rangka memberikan ujian sekolah bagi Zeba.

Rabu, 9 Maret 2022, Zeba keluar dari Tzu Chi Hospital, ditemani relawan dan staf Bakti Amal Tzu Chi serta keluarganya, yaitu abangnya Aris (kedua dari kiri) dan kakaknya Adis (keempat dari kiri) kiri. Tahun 2017, ibu Zeba yaitu Almah Zainah Mawardi (paling kanan) ditemani Goh Poh Peng (tengah) saat mengikuti pelantikan relawan Komite Tzu Chi di Taiwan. Semasa hidupnya, beliau adalah guru Sekolah Cinta Kasih dan relawan Tzu Chi yang sangat berdedikasi (kanan).

“Kami ingin Zeba memiliki ijazah SMP Cinta Kasih Tzu Chi. Kita tidak tahu masa depan anak didik kami nanti seperti apa, makanya kami pengen banget gimana caranya biar anak ini memiliki ijazah,” ucap Nur Qomariyansyah Sucipto, Guru Bidang Kesiswaan. Pihak sekolah berupaya agar pendidikan siswa-siswinya jangan sampai terhenti. Menurutnya, perlakukan bagi Zeba ini tidaklah berlebihan, karena bagi murid lain jika terkondisi demikian, pun akan diperlakukan sama.

Jumat, 1 April 2022, sejumlah teman-teman sekelas Zeba juga datang menjenguk dan memberinya semangat. Di antaranya ada Mimita, Dwi Larasati, dan Aditia. “Untuk Zeba banyak hal-hal baik yang harus kamu lakukan, teman-teman dukung kamu untuk sembuh. Kamu jangan merasa sendiri, masih banyak orang di samping kamu, tetaplah semangat. Ingatlah kita masih ada di sini, selalu menunggu kamu. Jangan lupa untuk datang lagi ke kita dengan senyuman terbaik kamu. Semangat sembuh Zeba. Kami selalu support di samping kamu, semangat!” ucap mereka.

Di hari itu Zeba juga dikunjungi Steven, relawan Tzu Chi yang selalu mendampinginya sejak sakit. “Zeba mengalami kemajuan yang cukup baik, tangan, kaki, dan jari-jari sudah bisa digerak-gerakkan, dan kondisi mentalnya jauh lebih baik lagi. Tetap semangat Zeba untuk bisa menjadi inspirasi banyak orang,” ujar Steven menyemangati Zeba.

Teks: Anand Yahya, Erli Tan, Metta Wulandari
Foto: Dok. Tzu Chi Indonesia
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -