Gema Waisak Mengalun Indah di Tzu Chi Indonesia

Pada Waisak kali ini sebanyak 1.392 orang membentuk formasi dengan karakter mandarin ????, yang artinya Menyebarkan Dharma dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk.

Perayaan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Sedunia, kembali dirayakan di Aula Jing Si PIK, Jakarta Utara, pada Minggu, 12 Mei 2024 dengan khidmat.

Merayakan Hari Waisak adalah mengenang kelahiran, pencerahan, dan parinibbana Buddha, dimana kita bersyukur atas budi jasa Buddha yang telah datang ke dunia sebagai penuntun jalan kebenaran bagi semua makhluk. Merayakan Hari Ibu adalah mengenang budi luhur orang tua yang telah melahirkan dan membimbing kita. Merayakan Hari Tzu Chi Sedunia, bersyukur atas budi jasa semua orang yang senantiasa bersumbangsih demi semua makhluk yang menderita.

Prosesi Waisak dimulai ketika 116 relawan Tzu Chi membawa persembahan berupa pelita, air wangi, dan bunga. Pelita atau lilin merupakan penerang, air melambangkan satu pembersihan noda batin. Sementara bunga, melambangkan harumnya Dharma yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Bunga juga melambangkan ketidakkekalan, layaknya hidup manusia, sehingga Master Cheng Yen terus mengimbau para muridnya untuk bisa memanfaatkan waktu dengan melakukan kebajikan dan membantu sesama.

Dalam perayaan kali ini, 1.392 relawan membentuk formasi ???? (Hong Fa Li Sheng), yang berarti Menyebarkan Dharma dan memberi Manfaat Kepada Semua Makhluk, yang juga merupakan tema Waisak Tzu Chi di tahun 2024 ini.

“Buddha lahir lebih dari 2.500 tahun yang lalu, dan ajaran-Nya masih ada di dunia. Untuk itu ?? (hong fa) berarti menyebarkan Dharma, dengan ini Master Cheng Yen berharap Buddha ada di hati setiap orang. Sedangkan ?? (li sheng) berarti membawa manfaat bagi semua makhluk, yakni membantu banyak orang dengan berbuat kebajikan dengan cinta kasih agung,” jelas Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Momen Sukacita untuk Semua
Perayaan Waisak ini juga memberikan kesan mendalam bagi para Bhikkhu Sangha, dan tamu undangan yang hadir. “Senang sekali saya bisa hadir di tengah peserta Waisak di Tzu Chi hari ini,” ungkap Bhikkhu Dhammakaro Mah?thera, satu dari 47 pemuka agama Buddha (Sangha) yang hadir.

Sementara itu, Drs. Supriyadi, M.Pd., Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI menilai perayaan Hari Waisak di Tzu Chi terasa sangat menarik, unik, serta kental dengan nuansa cinta kasihnya. “Acara Waisak ini sungguh dalam, dimana antara ritual dan seremonial bisa menyatu yang dikemas sedemikian rupa sehingga setiap orang bisa hadir walaupun berbeda keyakinan,” tutur Supriyadi terkagum.

Gandhi Sulistyanto, anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI juga menyoroti hal serupa. “Tzu Chi Indonesia sangat diperlukan di pemerintahan karena gerakannya adalah gerakan sosial dan melibatkan seluruh unsur masyarakat, tidak membedakan agama. Mereka (Tzu Chi) bukan penyebaran agama, tetapi sebuah gerakan menularkan kebajikan yang menjadi contoh umat manusia,” ungkap Gandhi Sulistyanto.

Doa Tulus untuk Kebahagiaan Semua Makhluk
Sebelumnya, serangkaian acara telah dilakukan menyambut Hari Waisak 2024. Dimulai dari Kebaktian Bhaisyajaguru pada 2 Mei 2024, hingga ritual namaskara (Chao Shan) pada Minggu, 5 Mei 2024.

Serangkaian acara telah dilakukan menyambut Hari Waisak 2024. Dimulai dari Kebaktian Bhaisyajaguru pada 2 Mei 2024, hingga ritual namaskara (Chao Shan) pada Minggu, 5 Mei 2024.

Kebaktian Bhaisyajaguru dilakukan pada peringatan HUT Tzu Chi ke-58 (internasional) dan HUT Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi) yang bertepatan pada penanggalan lunar bulan 3 tanggal 24. Para relawan dengan khusyuk mengikuti kebaktian ini di Fu Hui Ting lt.2 Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara secara LIVE dengan Tzu Chi pusat di Taiwan.

“Di kesempatan ini setiap tahun Master Cheng Yen mendoakan buat semua makhluk semoga berbahagia, termasuk semua relawan, donatur, dan gan en (bersyukur dan berterima kasih) kepada semua donatur. Selain itu kita (insan Tzu Chi) juga mendoakan Master Cheng Yen sehat selalu supaya bisa senantiasa membimbing umat, dan kita berdoa juga untuk semua makhluk semoga berbahagia, masyarakat damai sentosa,” terang Livia Tjin, koordinator kebaktian ini.

Tiga hari setelah kebaktian, relawan Tzu Chi melakukan ritual namaskara (Chao Shan), yang mana dalam ritual ini para peserta melakukan “tiga langkah satu namaskara” secara berulang-ulang sambil melafalkan nama Buddha.

Berikrar Demi Semua Makhluk
Dalam acara Waisak yang berlangsung selama 1,5 jam ini Master Cheng Yen melalui tayangan video mengajak 2.886 hadirin untuk mengenang kembali 2.500 tahun yang lalu semasa Buddha hidup di dunia. Master Cheng Yen juga berharap setiap orang dapat sehati dengan beliau, dan bertekad mendedikasikan kekuatan bagi mereka yang menderita. “Ingatlah, Buddha Sakyamuni datang ke dunia ini untuk membuka jalan dan membimbing kita. Beliau membabarkan kebenaran bagi kita dan mengatakan bahwa hati setiap orang harus memiliki cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, barulah masyarakat akan damai. Dengan adanya tekad seperti ini, kita dapat membentangkan jalan agung yang penuh berkah dan kebijaksanaan bagi semua makhluk di dunia. Dengan tulus saya mendoakan Anda sekalian,” ucap Master Cheng Yen di akhir ceramah.

Insan Tzu Chi Indonesia memperingati Waisak 2024 di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini, sebanyak 2.886 peserta yang terdiri dari Bhikku Sangha, pemuka agama, relawan Tzu Chi, tamu undangan, dan masyarakat bersama-sama mengikuti prosesi Waisak dengan khidmat.

Y. M. Bhiksu Aryamaitri Mahasthavira, Kepala Wihara Ekayana Arama Indonesia Buddhist Centre juga membacakan doa dalam perayaan Waisak Tzu Chi ini. Berikut petikannya: Master Cheng Yen selalu mengingatkan kita, ‘demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk’. Kiranya Dharma sejati dapat terus bertahan lama, kiranya insan Tzu Chi dapat terus menjadi perpanjangan tangan para Buddha dan Bodhisatwa dalam memperkokoh ajaran agung Buddha Sakyamuni, dan dalam menolong semua makhluk. Semoga Master Cheng Yen selalu sehat, tetap bersemangat, dan dapat membimbing semua umat manusia, demi memberi manfaat bagi semua makhluk. Semoga para pemimpin, pengurus, donatur, dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia diberi kesehatan, kekuatan dan semangat untuk terus membantu perkembangan agama Buddha demi kebahagiaan semua makhluk, semoga semua makhluk hidup berbahagia, amitofo.”

Teks: Tim Redaksi & Zhen Shan Mei Indonesia
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -