HUT Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi: Terima Kasih, Terima Kasih Tzu Chi

Sugianto Kusuma dan Franky O Widjaja, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan potongan tumpeng untuk PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam acara HUT Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ke-20.


Rasa syukur, haru, dan bahagia melingkupi HUT Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ke-20. Di hari itu, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi melihat perubahan anak-anak yang dulu tinggal di bantaran sungai, kini menjelma menjadi anak-anak yang berprestasi.

*****

Kebahagiaan dan rasa syukur tengah melingkupi keluarga besar Tzu Chi Indonesia karena Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng atau yang biasa lebih dikenal Rusun Cinta Kasih Tzu Chi merayakan ulang tahunnya yang ke-20, Minggu, 26 Agustus 2023. Perayaan ini dilangsungkan dengan meriah di Aula TK Cinta Kasih Tzu Chi yang diikuti oleh 500 warga dan relawan Tzu Chi Indonesia. Kehadiran PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pun memperlengkap kebahagiaan seluruh warga dan relawan.

Hari itu PJ Gubernur hadir dengan setelan yang santai, kaos putih, celana jeans, dan sepatu pantofel tanpa kaos kaki. Ia mengaku ingin mengenang kembali masa-masa dimana ia harus blusukan ke rumah-rumah  warga sekitaran Pejagalan Kapuk Muara 20 tahun lalu dengan setelan yang serupa. Pada tahun 2002, Heru Budi Hartono adalah Kasubag Sarana dan Prasarana Kota Jakarta Utara. Di situlah momen ia bersama relawan Tzu Chi dari hari ke hari melakukan sosialisasi kepada warga untuk bersedia membantu Pemprov DKI Jakarta dalam menanggulangi banjir. Saat itu banyak sekali yang menolak.

“Setelah tiga bulan melakukan sosialisasi, beberapa kali bertemu tokoh masyarakat, kendalanya adalah mereka minta rumah Rusun. Nah ini adalah saat yang tepat dilakukan normalisasi, tapi Pemda DKI saat itu belum punya program membangun Rusun. Lantas dengan rendah hati seluruh jajaran Tzu Chi membantu membangun Rusun yang hari ini kita berada di sini,” papar PJ Gubernur Heru Budi Hartono. “Terima kasih,” lengkapnya diiringi tepuk tangan warga.

Bagi PJ Gubernur, berdirinya Rusun Cinta Kasih Tzu Chi juga merupakan proyek kemanusiaan terbesar di Indonesia yang mengikutsertakan ribuan keluarga dimana mereka dengan sukarela membangun kebiasaan baru, menyesuaikan diri untuk hidup lebih bersih dan disiplin demi kehidupan yang lebih baik. Berkat mereka, Pemrov DKI bisa menormalisasi Kali Angke sepanjang hampir 2,5 km dan lebar kali Angke kini sudah jauh berbeda berkisar antara 40 hingga 60 meter, bervariasi di tiap wilayah. “Tidak berlebihan rasanya kalau saya menyebut bapak ibu keluarga eks Kali Angke ini adalah pahlawan lingkungan yang sampai saat ini bisa membantu menyelesaikan banjir Jakarta,” puji PJ Gubernur, “sekali lagi, saya berterima kasih.”

PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ditemani oleh anak-anak warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi yang kini sudah menggapai cita-cita masing-masing.

Rasa haru PJ Gubernur pun semakin bertambah ketika melihat hasil nyata proyek jangka panjang Rusun Cinta Kasih Tzu Chi yang sedikit banyak ada campur tangannya. Hasil nyata itu adalah kesuksesan para anakanak yang dulu masih seusia 6, 7, atau 8 tahun. Dengan pendidikan yang tepat dan bimbingan serta pendampingan, mereka kini sudah mandiri dengan pilihan hidup masing-masing, ada yang sukses menjadi insinyur, anggota Kepolisian hingga Pegawai Negeri Sipil DKI Jakarta, bahkan kementerian.

“Pada kesempatan ini, saya minta maaf jika 20 tahun yang lalu saya menyusahkan bapak dan ibu. Pasti pertama kali bertemu, beliau-beliau (masyarakat) menolak kedatangan saya. Saya mohon maaf,” tutur PJ Gubernur di atas panggung. “Namun ternyata anak-anak yang tinggal dulu usia 5, 6, 7 tahun, dengan kebersamaan Tzu Chi yang selalu mendampingi, mereka mendapatkan kesempatan untuk berpendidikan lebih baik, gizi lebih baik dan hari ini mereka adalah adik-adik kita yang berprestasi. Saya ingin mengucapkan selamat kepada bapak ibu. Saya terharu,” lanjutnya dengan suara berat menahan haru, “terima kasih Tzu Chi.”

Meraih Masa Depan Gemilang di Rusun
Salah satu warga yang menolak adalah Tutin Rahayu. Ia gamang, ia berpikir bahwa kalau digusur ya tidak ditempatkan di tempat yang layak dan akan susah untuk memulai kehidupan kembali. Ditambah, nama Yayasan Buddha Tzu Chi masih asing di telinganya. “Mindset orang pinggiran di sana itu, Buddha Tzu Chi. Pasti nanti kita dibimbing seperti agama Buddha, karena pikirannya sempit. Jadi untuk pemikiran yang lebih layak, untuk lebih bersih, itu tidak ada. Hanya ada pemikiran yang negatif tentang nama Tzu Chi,” cerita Tutin. Padahal kala itu banjir sudah seperti sahabat dan kebakaran juga tak jarang menghantui wilayahnya. Makanya sang suami, Ali Mukmin berkeras pindah sesuai ajakan pemerintah sebagai salah satu langkah penanggulangan banjir di Jakarta. Tutin pun tak punya pilihan lain.

Siapa sangka di tempat baru yang masih asing itu, yang masih sepi kala itu dan jauh dari mana-mana justru menjanjikan masa depan yang cerah baginya dan anak-anaknya. Ibu tiga anak ini berhasil mewujudkan mimpi lamanya meraih gelar sarjana dari Universitas Panca Sakti, Bekasi dengan Program Studi S1 Pendidikan PGPAUD untuk melengkapi pendidikannya sebagai pengajar PAUD yang pada awalnya hanya dilatarbelakangi karena keprihatinan.

Kondisi Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng saat ini dengan lingkungan sekitar yang semakin berkembang sehingga memudahkan warga dalam memutar roda perekonomian mereka.

Mulanya Tutin menyaksikan banyak anakanak usia pra-TK yang bermain tanpa bimbingan di area Rusun. Ada juga yang tidurtiduran di taman. Tutin merasa harus melakukan sesuatu. Kebetulan sekali, saat itu ada program BKB (Bina Keluarga Balita) dan PAUD dari Kelurahan Cengkareng. Tutin yang kala itu adalah kader dan Ketua RT tergerak untuk mendirikan PAUD.

“Bersama Bu Santi (RW saat itu), kami bertemu Pak Aguan (Sugianto Kusuma) di Mangga Dua. Pak Aguan mengizinkan kalau tempatnya dipakai untuk PAUD. Baru kami urus surat izinnya,” cerita Tutin. PAUD yang diberi nama PAUD Cinta Kasih Ibu ini pun berdiri pada tahun 2011 dan terus berkembang dengan jumlah murid saat ini 42 anak yang dibagi menjadi dua kelas.

Dengan perjuangan yang tak mudah, menyeimbangkan perannya sebagai orang tua dan istri, serta sebagai pengajar PAUD, Tutin meneruskan pendidikan S1 mulai tahun 2018 dan lulus pada 2022. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan anak-anak mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan S2 dan kini masuk semester dua.

Sementara itu sebagai orang tua, Tutin dan sang suami berhasil mendidik ketiga anaknya menjadi anak-anak yang membanggakan. Daqnas si sulung sejak enam tahun lalu telah menjadi anggota Polri dan kini dipercaya menjadi Patwal (patrol dan pengawalan) Wakapolri, Komisaris Jenderal Agus Andrianto.

Daqnas bersekolah di Sekolah Cinta Kasih hinggaSMP.Karenabakatnyadibidangolahraga khususnya lari, atas bimbingan dan rekomendasi dari guru olahraga Sekolah Cinta Kasih (saat itu), Pak Ahmad Damanhuri, Daqnas melanjutkan SMA di Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan. Benar saja, Daqnas menjadi atlet lari kebanggaan DKI Jakarta, sprint 400 meter selama kurang lebih 3 tahun. Daqnas pun kerap keluar kota mewakili Provinsi DKI Jakarta. Daqnas kemudian mengikuti pendidikan polisi. Dinas pertama Daqnas sebagai anggota Polri ditempatkan di Polda Metro Jaya selama enam bulan. Prestasinya yang mentereng pun mengantarkannya menjadi Patwal Wakapolri.

“Rasanya baru kemarin saya tinggal di sini ternyata sudah 20 tahun. Ternyata banyak sekali pengalaman yang saya rasakan bersama Yayasan Buddha Tzu Chi. Perjalanan hidup saya tidak sangka sampai di titik ini, punya anak polisi dan saya sendiri bisa masuk ke jenjang S2. Itu luar biasa. Enggak jadi pemikiran sebelumnya saat tinggal di Angke,” ujar Tutin penuh syukur, “setelah merasakan semua ini, baru tersadar bahwa ini loh yang namanya cinta kasih yang diberikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.”

Teks: Khusnul Khotimah, Metta Wulandari
Foto: Arimami Suryo A.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -