Layanan Transplantasi Sel Punca di Tzu Chi Hospital

Dokter Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K) bersama Dokter Chi Cheng Li saling memberikan dukungan yang tak pernah putus demi membantu lebih banyak anak di Indonesia. Berkat proses transfer knowledge, kini Tzu Chi Indonesia sudah mampu melakukan translpantasi sel punca darah.

Setelah sekian lama dinanti, layanan transplantasi sumsum tulang untuk pasien anak akhirnya bisa dilakukan di Indonesia, tepatnya di Tzu Chi Hospital, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Dengan tim dokter, perawat, analis Lab, farmasi dan staf lainnya yang sudah terlatih secara profesional, layanan ini memberikan harapan baru bagi kesembuhan anak-anak yang mengalami kelainan darah seperti Talasemia atau keganasan darah seperti Leukimia.

Sambutan hangat juga mewarnai kolom komentar media sosial Tzu Chi Indonesia ketika artikel tentang kisah ini dimuat. Ada yang mengungkapkan syukur, ada yang berdoa, ada pula yang berharap satu saat anaknya bisa menjalani pengobatan yang sama.

Mengetahui betapa excitednya tanggapan di luar sana, dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA., Ketua Tim Transplantasi Sel Punca Darah Tzu Chi Hospital ini ikut senang. Pasalnya, tindakan medis ini memang sebuah berkah yang ditunggu oleh banyak orang tua.

“Saya sebagai dokter anak tahu betul bahwa orang tua mana sih yang nggak ingin anaknya sehat? karena di poli saja banyak yang bertanya mengenai tindakan transplant ini. Itu bukan satu dua, ada banyak. Baik itu yang anaknya leukemia, talasemia, atau lainnya. Macam-macam dan (kondisinya) berat-berat sekali. Makanya ini adalah satu angin segar, satu berita yang sangat baik yang dinanti-nantikan oleh orang tua di luar sana. Semoga bisa membantu,” ungkap dr. Edi.

Tim Profesional Dibalik Transplantasi Sel Punca Darah
Menjadi salah satu layanan yang diunggulkan di Tzu Chi Hospital, transplantasi sel punca darah ini akhirnya bisa mulai dilakukan. Ini juga menjadi salah satu mimpi dr. Edi yang terwujud. Sejauh ini pun tim dokter, perawat, analis lab, farmasi dan staf lainnya sudah terlatih secara profesional.

“Ya.. The day is coming, the day is today,” ucapnya tersenyum.

Untuk semakin memantapkan langkah, proses transplantasi sel punca darah ini didampingi langsung oleh dr. Chi Cheng Li, Ketua Bone Marrow Transplant Tzu Chi Hospital Hualien, Taiwan.

“Saya rasa ini adalah momen yang sangat penting terutama untuk pasien penerima sel darah punca. Ini bukan suatu perkara yang mudah karena semua ini membutuhkan ilmu yang cukup dan juga tim yang mendukung, kalau di sini termasuk dr. Edi, dr. Anky, dr. Rendi, juga para perawat hingga tim harvest sampai dengan tim pendukung,” tutur dr. Chi Cheng Li.


Dalam hal ini dr. Chi Cheng Li menekankan bahwa transplantasi sel punca darah perlu hardware dan software yang mumpuni dan TZu Chi Hospital sudah menyediakannya dengan sangat baik.

Sementara itu, software terdiri dari tim dokter utama, dr Edi, dr. Anky, dr. Rendi yang sudah dari awal berkomunikasi dengan tim Tzu Chi Hospital Hualien. Sebelumnya, para perawat juga tim medis yang lain perlu mempelajari bagaimana perawatan setelah transplantasi.

“Dokter Edi bersama timnya juga sudah belajar ke Hualien, jadi untuk soal keterampilan sudah terbentuk dan tidak perlu diragukan lagi,” puji dr. Chi Cheng Li. Ia pun berharap ke depannya Tzu Chi Hospital bisa membantu lebih banyak orang melalui tindakan medis ini.

Langkah ke Depan
Lantas menyoroti masih sangat terbatasnya kecocokan antara donor dan penerimanya berkaitan dengan hubungan sekandung, dr. Chi Cheng Li memberikan beberapa solusi yang ke depannya bisa ditempuh di Indonesia.

Solusi pertama adalah dengan mendirikan bank data sumsum tulang di Indonesia, sama seperti yang dilakukan Hualien yang kini sudah menjadi bank data sumsum tulang terbaik di seluruh dunia. Transplantasi sumsum tulang di Taiwan dimulai sejak tahun 1983. Hingga sekarang, kasus transplantasi di Taiwan sudah mencapai lebih dari 10 ribu. Dari bank data sumsum tulang Tzu Chi sendiri, Tzu Chi telah berhasil menyumbangkan untuk lebih dari 6.000 pasien yang bukan hanya untuk warga Taiwan tetapi untuk pasien luar negeri.

Layaknya keberanian Fatih yang menjadi penolong bagi kakaknya, nantinya diharapkan banyak pula yang terinspirasi dan mau mendonorkan sel punca darahnya. Hingga nanti harapannya ketika pengobatan ini semakin massive, masyarakat bisa turut ikut serta menjadi penolong bagi siapapun malalui donor sel punca. Ini pun menjadi sebuah doa yang semoga saja terwujud, dimana nantinya bank data donor sel punca di Indonesia tak kalah dengan Taiwan.

Momen bahagia keluarga, dokter, dan perawat ketika proses transplantasi sel punca di Tzu Chi Hospital Indonesia telah dilaksanakan dengan lancar.

Solusi kedua, yakni dengan Haploidentical HSCT (Half-matched Stem Cell Transplants), yaitu transplantasi sel punca yang tingkat kecocokannya hanya 50 persen. Dokter Chi Cheng Li mencontohkan, misalnya ada anak kecil yang membutuhkan transplantasi, ayah atau ibunya boleh mendonorkan sel puncanya karena tingkat kecocokan sel punca anak dengan ayah atau ibu sebesar 50 persen.

“Mudah-mudahan tahun depan kita bisa membawakan teknik Haploidentical HSCT ke Indonesia untuk berbagi dengan tim dr. Edi. Dengan begitu, pasien-pasien yang tidak menemukan sel punca yang cocok juga bisa melakukan transplantasi (dari sel punca ayah atau ibunya),” harapnya.

Berbagai kabar baik yang terus muncul ini seperti membawa harapan yang tak pernah padam untuk para pasien kelainan dan keganasan darah di Indonesia. Dokter Edi melalui Tzu Chi Hospital pun merasa terhormat bisa membantu dan berkesempatan menolong masyarakat luas dengan metode pengobatan yang semakin maju dari masa ke masa.

“Ke depannya ya apa yang kita lakukan kan untuk anak-anak bangsa, kita lakukan. Untuk kami di sini, inilah yang bisa kami lakukan untuk membantu masa depan anak-anak. Ya ini kontribusi yang bisa kami berikan melalui teknologi. Semoga bisa menginspirasi temanteman di luar sana,” pungkas dr. Edi.

Penulis dan Fotografer: Metta Wulandari, Widodo (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -