Lynn, Daddy's Little Girl


Lynn Lawrence adalah pasien talasemia beta mayor kedua yang sukses melakukan transplantasi sel punca di Tzu Chi Hospital menyusul kesuksesan pasien pertamanya, Assyifa. Wah, sungguh membuat mata menghangat karena proses transplantasi sel punca ini akhirnya semakin dirasakan oleh anak-anak di Indonesia.

*****

Suara tawa menggema di lantai 11, Tzu Chi Hospital, akhir Maret lalu. Sebuah keceriaan yang sudah lama ditungu dan dinanti, hadir juga. Hari itu Lynn Lawrence diizinkan pulang setelah melakukan transplantasi sel punca.

Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp. A Subsp. HO, MHA (Dokter Spesialis Anak - Konsultan Hematologi Onkologi Anak) dan tim, serta Yully Kusnadi (Kepala Departemen Bakti Amal Tzu Chi) dan tim sudah menunggu di lorong rumah sakit, di luar kamar Lynn. Mereka berbaris rapi, menunggu dengan sabar dan rasa bahagia yang sangat besar, ingin diungkapkan.

Ketika Lynn pulang, semuanya memberikan salam perpisahan yang menyenangkan, Lynn mengajak satu persatu tim pendukungnya itu untuk tos. Di belakangnya ada sang ayah, Franky Lawrence mengekor, ia juga tak bisa menyembunyikan tawa, bahagia, dan haru.

Warren, Anak Lima Tahun yang Menjadi Penolong Kakaknya
Pada bulan September 2023, Lynn memulai kisahnya di Tzu Chi Hospital. Hari itu ia dan adiknya melakukan screening kecocokan sel untuk selanjutnya melakukan transplantasi. Hasilnya menggembirakan, yakni cocok 100% sehingga adiknya, Warren menjadi pendonor.

Menurut dokter, usia Warren yang masih 5 tahun, tidak akan menghambat proses donor sel punca untuk kakaknya yang berusia 8 tahun karena sel punca tersebut masih terus akan terproduksi dan teregenerasi.

“Awalnya kami memberikan pengertian kepada Warren, menjelaskan dengan bahasa anak-anak bahwa, ‘Cece darahnya kurang baik, kurang sehat nah kita perlu bantuannya Warren, karena dengan bantuannya Warren Cece bisa hidup sehat kembali. Warren bersedia atau enggak?’”

Suasana gembira bersama tim medis Tzu Chi Hospital ketika Lynn menjalani proses transplantasi sel punca. Pada 7 Februari 2024 itu pula menjadi Day Zero kehidupan Lynn.

Warren yang layaknya anak-anak yang mempunyai hati nan polos dan penuh cinta kasih langsung meng-iyakan. Franky dan Novi (istrinya) sangat lega dan bersyukur juga berterima kasih kepada anak keduanya itu. Proses kedepannya pun terasa berjalan tanpa hambatan.

Selain dari orang tua, pengertian dan pemahaman juga diberikan oleh Elizabeth Lukas, S.Psi, M.Psi, Psikolog Anak Spesialis Perkembangan Anak Tzu Chi Hospital. Biasanya ia meminjam istilah super hero untuk mengumpamakan kehebatan anak-anak pendonor ini. “Kalau Warren adalah sister hero. Kok bisa? Karena nanti Warren tolong Cece dengan cara akan diambil darahnya dan lalu dimasukin ke Cece, and it means you help her dan supaya Cece kamu nggak setiap minggu harus transfusi,” tutur Elizabeth mengingat momen bersama Warren.

“Lalu karena donornya pada kecil-kecil jadi masih harus selalu diajak ingat-ingat sehingga ketika mereka mau dipasang hickman kateter ya harus dikasih tahu lagi bahwa, ‘nanti kamu dipasang alatnya di sini, but it’s okay kamu bakal tidur dan nggak bakal sakit, tapi bangun pasti ada rasa misalnya nggak nyaman but it’s okay. Kamu jaga aja, beberapa hari doang dicabut lagi.’ Seperti itu, maka anak akan mengerti. Dia pun tenang karena kita tetap jaga dia, kasih pengertian sekaligus ada orang tua juga yang terus di samping dia. Sehingga nggak akan ada trauma atau sakit yang berlebihan,” jelas Elizabeth.

“We Love Lynn”
Sebetulnya, sebelum menemukan donor yang cocok untuk Lynn, Franky dan Novi, terlebih dulu mempertimbangkan masalah finansial, mengingat untuk proses transplantasi sel punca memerlukan biaya yang tidak mainmain. Bahkan di luar negeri, Franky sudah melakukan riset dan menemukan harga yang bervariasi: ada yang 5 Miliar, ada pula yang 8 Miliar, sungguh membuatnya merinding. Tapi di Indonesia, khususnya di Tzu Chi Hospital, biayanya jauh di bawah itu. Kelebihannya lagi, keluarga tidak perlu menanggung biaya akomodasi lain karena bertempat tinggal di kota yang sama.

Saya pikir, memang butuh biaya besar, tapi layak,” ucap Franky yang kala itu sedang berada di ruangan steril lantai 11 Tzu Chi Hospital menemani proses pengobatan Lynn. Melalui sambungan Zoom, ia bertutur dengan jelas kuatnya pondasi keluarga yang memberi mereka dukungan luar biasa.

“Dari keluarga kami, keluarga saya dan keluarga istri sangat membantu dalam proses transplantasi sel punca ini. Saya sangat terharu dan berterima kasih karena setiap kepala keluarga ada membantu sekian rupiah akhirnya kami berani untuk jalan, menuntaskan pengobatan Lynn,” kata Franky, kelegaan begitu nampak di wajah Franky.

Tzu Chi Hospital dengan seluruh tim medis, paramedis, hingga relawan pemerhati terus memberikan perhatian kepada seluruh pasien demikian juga untuk Lynn yang dirawat selama kurang lebih dua bulan di Tzu Chi Hospital.

Franky juga bercerita ada satu grup chat Whatsapp berjudul “We Love Lynn” yang berisi anggota keluarga besar. Di sana adalah tempat sharing perkembangan Lynn dari waktu ke waktu, juga doa-doa baik dari semua yang menyayanginya. Tak ketinggalan, Franky juga membuat akun Instagram khusus yang berisi segala proses perjalanan Lynn sejak awal menjalani pengobatan. Tentu respon keluarganya sangat baik. Bahkan mereka yang belum kenal menjadi dekat. Betul-betul keluarga menjadi kekuatan dan fondasi yang sangat menguatkan.

Masalah finansial yang tak sedikit ini juga mengantarkan Franky bertemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk mengajukan bantuan hingga akhirnya pengajuan tersebut disetujui dan membantu sekitar seperempat dari total biaya yang mereka butuhkan untuk transplantasi.

Yully Kusnadi menjelaskan bahwa beberapa kriteria penerima bantuan untuk pasien bantuan jangka panjang, terpenuhi dalam keluarga Lynn. “Mereka solid dan mempunyai finansial yang siap,” ucap Yully, “Karena untuk diketahui, pengobatan transplantasi sel punya ini bukan hanya masalah ketika transplantasi, tapi pra dan pasca transplantasi itu pasien harus terus melakukan pengecekan darah, laboratorium, dan lainnya, bahkan selama 5 tahun lamanya setelah melakukan tindakan, yang mana selama itu diperlukan biaya yang harus perhitungkan. Sehingga keluarga pun punya peran penting untuk kesiapan finansial,” paparnya serius.

Lynn dan Papa yang Semakin Mirip
Ada kutipan yang mengatakan bahwa ayah adalah cinta pertama dari anak perempuannya. Rasanya, itu bukan hanya istilah yang semu semata untuk Lynn dan papanya, Franky. Pada Jumat, 19 Januari 2024, ketika Lynn sedang dalam persiapan operasi dan memangkas habis rambutnya, Franky turut menemani. Ia pun terlebih dulu membotaki kepalanya demi menemani proses Lynn.

Untuk mendukung dan menemani putrinya dalam masa-masa kemoterapi untuk persiapan transplantasi, Franky memangkas habis rambutnya sama seperti Lynn (kiri). Proses pengambilan sel punca pada Warren berlansung dengan lancar. Warren merupakan adik Lynn yang kala itu berusia 5 tahun. Keberaniannya menolong sang kakak menjadi teladan dan inspirasi bagi keluarga lainnya (kanan).

Franky sadar betul, proses kemoterapi yang dijalani Lynn pasti menimbulkan berbagai efek, salah satunya kerontokan parah pada rambut. Maka, ia menunjukkan cintanya pada anak pertamanya itu dengan ikut menjadi botak hingga menjadi serupa.

“Karena saya tidak bisa menggantikan posisi Lynn merasakan rasa sakitnya, yang saya bisa ya menemaninya. Makanya saya sengaja ikut botak juga,” ungkap Franky tertawa getir. “Syukurnya Lynn dengan senang hati dan nggak ada keberatan. Jadinya kami seperti sekarang, plontos,” imbuhnya tertawa sambil mengelus kepala.

Demi Hidup Baru Terbaik untuk Lynn
Saat ini, setelah perjalanan yang sangat panjang, mulai dari Oktober 2022 ketika Lynn terdiagnosis Covid-19 hingga diketahui ada kelainan darah, dan kini sudah melewati proses transplantasi. Per Juni 2024, Lynn sudah melewati 100 hari pasca-transplantasi sel punca.

Lynn sudah diperbolehkan pulang dengan kondisi yang sangat baik dan penuh kegembiraan, 21 Maret 2024 lalu. Setelahnya, Lynn melanjutkan kontrol kesehatan mulai dari seminggu sekali, sebulan sekali, hingga nanti kemungkinan sebulan sekali, tergantung dengan perkembangan kondisi Lynn.

“Sampai saat ini kami sudah didukung penuh sama Tzu Chi dalam berbagai hal. Proses transplantasi Lynn saja dihadiri oleh dr. Chi Ceng Li dan tim dari Taiwan yang menjadi salah satu bentuk dari dukungan yang luar biasa. Belum lagi bantuan dalam finansial,” kata Franky haru.

Setelah menjalani proses transplantasi dengan sukses, Lynn masih harus kontrol secara berkala dan menjalani hidup new normal. Pada salah satu kesempatan kontrolnya, ia bersama Warren menyempatkan diri mengunjungi Tzu Chi Center untuk menuangkan celengan cinta kasih milik mereka berdua.

Dari pengalaman hidupnya, ayah dua anak itu mengaku baru merasakan perhatian yang luar biasa tulus dari seluruh tim di Yayasan Buddha Tzu Chi. Karena sejauh apa yang ia rasakan selama hidup dan kariernya di dunia farmasi, tak ada yang seperti itu.

“Ya intinya, ‘Bapak ada uang ya bapak selamat, kalau nggak ada uang ya sudah’. Di Tzu Chi, tidak begitu. Bahkan saat itu dr. Li sebelum kembali ke Taiwan beliau bilang, ‘Nggak usah takut, kamu jalankan saja semua prosedurnya, dari Tzu Chi kami akan membantu’. Waaaahh…, itu hati saya kalau ibaratnya es batu, itu langsung meleleh, melelehnya udah nggak karuan. Sungguh plong,” ingat Franky.

Untuk itu dari segala perjuangan ini, Franky berdoa semoga berkat cinta kasih dari banyak orang, anak-anaknya bisa mempunyai kesempatan untuk hidup yang sama dengan anak-anak lain, bisa bertumbuh dan berkembang layaknya teman-teman sebayanya. Bisa bersekolah dengan leluasa, bermain dengan gembira, dan tidak perlu lagi melakukan transfusi darah 3 minggu sekali.

“Saya berharap hal-hal tersebut, yang menyenangkan dan berwarna-warni juga bisa dimiliki sama Lynn dan Warren. Masalah mereka nanti menjadi pintar atau enggak, kita lihat nanti. Yang penting basic badan sehatnya itu harus mereka miliki dulu baru mereka bisa berpetualang dalam kehidupan,” pungkas Franky.

Teks: Metta Wulandari
Fotografer: Anand Yahya, Arimami Suryo A
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -