Mari Menabung Sampah
Keterangan Foto : | |
Kalau biasanya kita menabung ke bank dalam berupa uang, lain halnya yang dilakukan oleh anak-anak Sekolah Alam Bogor. Dengan penuh semangat, anak-anak ini membawa beragam sampah mulai dari botol plastik, kemasan detergen, kemasan pewangi pakaian, maupun koran bekas, untuk ditabung di Bank Sampah Sekolah Alam. Menumbuhkan Kebiasaan Baik “Dalam dunia anak-anak mereka akan lebih mudah belajar sesuatu dari hal yang nyata. Oleh karena itu kami sengaja mengajak anak-anak untuk turun langsung melakukan pemilahan sampah, dan mengajarkan kepada mereka apa manfaat dari kegiatan pemilahan sampah itu. Melalui bank sampah, anak-anak bisa melihat secara langsung kalau sampah-sampah botol dan koran bekas yang dikumpulkan bisa menghasilkan uang (untuk disedekahkan -red), kemasan detergen dapat dijadikan suvenir menarik seperti tas atau dompet,” tutur Tri Permana Dewi, Community Relationship Manager Sekolah Alam Bogor ini. Setelah merasakan secara langsung manfaat dari mengumpulkan dan memilah sampah, diharapkan rasa kepedulian pada lingkungan dapat tumbuh dalam diri anak-anak. “Anak-anak adalah agen yang sangat baik. Mereka bisa membawa kebiasaan baik ini ke dalam keluarga mereka masing-masing. Bayangkan, apabila ada 250 anak yang melakukan pemilahan sampah dan membawa kebiasaan baik ini ke rumah mereka masing-masing, maka akan ada 250 keluarga yang mulai peduli terhadap masalah sampah ini,” tambah wanita yang biasa disapa Dewi ini. Sebelum diserahkan ke bank sampah anak-anak sudah disosialisasikan untuk terlebih dahulu membersihkan sampah daur ulang tersebut, sehingga tidak akan menimbulkan bau. Maka tidak heran apabila di dalam ruangan Bank Sampah Sekolah Alam Bogor, tidak ada lalat yang berterbangan. “Tempat ini kan diperuntukkan bagi anak-anak, maka harus tetap bersih dan rapi. Dan hal itu juga harus dimulai dari mereka sendiri, ya salah satunya adalah mereka harus sudah membawa sampah yang bersih,” jelas Dewi. Keterangan Foto : Mengurangi Sampah Sejak Awal “Meskipun Bank Sampah Sekolah Alam baru resmi beroperasi pada 22 April 2009, namun sejak tahun 2002 (saat sekolah ini dibuka -red), pihak sekolah sudah mulai mengimbau anak-anak untuk mulai membawa sampah daur ulang ke sekolah untuk bahan pengajaran. Sejak awal sekolah didirikan, spirit-nya adalah mencoba untuk meminimalisir produksi sampah di dalam sekolah. Kita berharap untuk tidak memberikan sumbangan masalah sampah ke masyarakat ataupun pemerintah,” tegas Dewi. Beragam kegiatan pun dilakukan untuk menunjang program ini. Mulai dari menyediakan tempat sampah organik dan anorganik, mendayagunakan sampah daur ulang sebagai bahan ajar -papan tulis dari barang daur ulang, kardus bekas untuk kerajinan tangan, dan lain-lain, atau mengimbau anak-anak dan orang tua untuk membawa alat makan pribadi. Namun dalam perjalanannya, pihak Sekolah Alam Bogor melihat proses tersebut tidak bisa menyelesaikan permasalahan sampah dengan maksimal. Dewi menambahkan, “Oleh karena itu kami terus mencari inovasi-inovasi baru, dan salah satunya adalah bank sampah ini. Berawal dari kegiatan anak-anak membawa sampah daur ulang untuk bahan pembelajaran, akhirnya dapat terus berkembang menjadi bank sampah seperti sekarang ini.” Tidak Hanya Aku, Tapi Juga Kamu Kebiasaan baik ini memang harus terus ditularkan. Oleh karena itu, pihak Sekolah Alam Bogor berharap, nantinya Sekolah Alam Bogor dapat menjadi salah satu model sekolah yang peduli dan sadar terhadap alam dan permasalahannya. “Karena seperti yang kita tahu bahwa, permasalahan sampah tidak hanya bisa terselesaikan oleh satu dua orang saja, tapi perlu kerja sama dari seluruh pihak,” tegas Dewi. (Veronika) | |