Membentuk Tenaga Medis Berbudaya Humanis
Staf dan Tim Medis Tzu Chi Hospital mengikuti kelas meracik teh. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari pendalaman budaya humanis yang dilakukan Tzu Chi Hospital dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan medis sekaligus membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
“Setelah mulai beroperasi pada 2021, Tzu Chi Hospital terus melakukan penyempurnaan. Hal ini dilakukan baik dalam pelayanan medis maupun meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Salah satunya dengan kegiatan pendalaman Budaya Humanis Tzu Chi bagi para staf dan karyawan Tzu Chi Hospital.”
*****
Sejak awal direncanakan, pembangunan Tzu Chi Hospital diharuskan mengandung unsur budaya humanis karena memang berakar dari Tzu Chi. Jadi selain Hi-tech yaitu bangunan, sarana prasarana, dan teknologinya yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, juga diperlukan penyiapan secara matang tentang Hi-touch yaitu software-nya Tzu Chi Hospial itu sendiri (dokter, tenaga medis, dan relawan pemerhati). Software inilah yang dibekali dengan unsur budaya humanis, sehingga ada korelasi yang akan terwujud karena budaya humanis menjadi landasan berjalannya 4 misi utama Tzu Chi dan salah satunya Misi Kesehatan.
“Landasan ini (budaya humanis) bagus sekali kalau dijalankan di rumah sakit dan kebetulan sesuai dengan Visi Tzu Chi Hospital yang berupaya memberikan pelayanan medis yang se-profesional mungkin,” jelas Direktur Utama Tzu Chi Hospital, dr. Gunawan Susanto, Sp.BS.
Dalam pelaksanaannya, untuk membentuk tenaga medis yang berbudaya humanis, para karyawan Tzu Chi Hospital awalnya diajak untuk mengikuti dan menyimak Ceramah Master Cheng Yen (Pendiri Tzu Chi) setiap pagi. Tetapi dalam benak dr. Gunawan Susanto kemudian muncul pertanyaan, apakah hanya dengan mendengarkan saja bisa termotivasi dan belajar budaya humanis? Lalu muncul ide untuk melakukan sharing setelah mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen.
“Saya pikir, kalau orang disuruh mendengarkan saja mungkin malas, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Jadi saya mengusulkan setiap selesai mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen, dari manajemen secara bergantian menyampaikan ringkasannya, arahannya bagaimana, dan diminta sharing. Setiap hari makin terarah sharing-nya dan ada hasil disitu,” jelas dr.Gunawan Susanto.
Hasilnya para karyawan Tzu Chi Hospital rutin menyaksikan dan mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen sekaligus melakukan sharing dengan tema-tema yang berbeda.
Melahirkan Pemikiran-Pemikiran Baru
Dari sharing-sharing inilah, beberapa karyawan yang melihat tayangan dalam Ceramah Master Cheng Yen mulai bertanya-tanya dimana ada kegiatan seperti di dalam video tersebut. “Ada yang bertanya ‘kok di Ceramah Master Cheng Yen ada depo pelestarian lingkungan, kita belum pernah diperlihatkan depo itu seperti apa?’ Akhirnya kita mengajak mereka,” jelas Direktur Umum Tzu Chi Hospital, Suriadi.
Banyak hal-hal tercetus dengan sendirinya dari sini. Akhirnya kegiatan pelestarian lingkungan menjadi kegiatan reguler yang dijadwalkan untuk karyawan Tzu Chi Hospital. Selain itu ada juga kegiatan sharing inspiratif dari relawan Tzu Chi dan juga pengenalan budaya humanis melalui kegiatan penuangan teh, kelas merangkai bunga, dan kegiatan peragaan bahasa isyarat tangan. Respon karyawan juga positif, banyak yang merasakan manfaatnya karena berbeda dari tempat mereka bekerja sebelumnya.
“Banyak karyawan yang merasa bersyukur bisa bekerja di Tzu Chi Hospital. Dimana bukan hanya bekerja, tetapi juga mendapat kesempatan berbuat baik dan mendapat sharing inspiratif yang secara perlahan mengarahkan mereka menjadi orang yang lebih baik,” ungkap Suriadi.
Aktif dan peduli dalam kegiatan pelestarian lingkungan (daur ulang) menjadi salah satu kegiatan di Tzu Chi Hospital. Pemikiran ini lahir dan tercetus setelah para Staf dan Tim Medis Tzu Chi Hospital menyimak Ceramah Master Cheng Yen tentang pelestarian lingkungan.
Tzu Chi Hospital juga berupaya memaksimalkan pelayanan kesehatan dengan berbasis sarana lengkap, teknologi terkini, standard passion safety ketat dan baik, pelayanan menyeluruh dan terintegrasi, serta berorientasi kepada pasien. Dari poin berorientasi kepada pasien ini yang diturunkan lagi dalam budaya humanis dalam menyelamatkan kehidupan sekaligus menjaga kesehatan dengan menjunjung semangat cinta kasih.
“Kalau tenaga medis, kompetensi itu wajib dan basic. Di sisi lain kita ingin satu level di atasnya, jadi selain terampil juga berbudaya humanis makanya itu yang diasah di sini. Output-nya bisa memberikan perhatian dan cinta kasih layaknya kepada keluarga kita sendiri nantinya,” lanjut Suriadi.
Bukan Hanya Bekerja, Tapi Peduli
Pengenalan Budaya Humanis Tzu Chi ini juga disambut baik oleh jajaran Tzu Chi Hospital. Selain bekerja, mereka juga diajak untuk peduli dengan sesama serta melakukan pelatihan diri. Seperti yang dirasakan Lenni Nafsia S, Kepala Ruangan Kebidanan yang bergabung sejak 3 Maret 2020 di Tzu Chi Hospital.
Semenjak ada Pengenalan Budaya Humanis Tzu Chi, setiap hari ia ikut menyimak Ceramah Master Cheng Yen bersama staf dan karyawan Tzus Chi Hospital lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing. “Awal-awal ya ada keraguan, nanti janganjangan bisa mengubah aqidah (kepercayaan dasar -red) saya. Tapi begitu melihat Ceramah Master Cheng Yen ada seorang Muslim yang dibantu, saya ambil kesimpulan bahwa intinya Master Cheng Yen itu mengajarkan cinta kasih (universal) kepada sesama,” cerita Lenni.
Dalam salah satu sesi sharing, Lenni juga menggagas diadakannya kegiatan “Jumat Berkah” dengan mengumpulkan barang-barang bekas untuk didonasikan di Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di PIK pada setiap hari Jumat.
“Jadi saya menjadi PIC setiap Jumat sore untuk ikut mengolah barang daur ulang di Depo Pendidikan dan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di PIK. Dari bidan, perawat, serta para penunjang medis juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” kata Lenni bersemangat.
Rasa penasaran dan keingintahuan Lenni tentang pengenalan budaya humanis ini membuatnya rutin mengikuti kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan oleh manajemen Tzu Chi Hospital terkait pendalaman budaya humanis. Salah satunya adalah kegiatan meracik teh yang ia ikuti bersama karyawan Tzu Chi Hospital lainnya.
“Yang kita dapat dari kegiatan meracik teh itu belajar kesabaran dan ketenangan batin. Di rumah sakit kita kadang-kadang penat, merawat pasien, membuat program-program. Dengan adanya kegiatan meracik teh ini kita kaya healing dan me-release kepenatan itu,” ungkap Lenni.
Lenni juga merasa adanya pendalaman budaya humanis itu penting sekali untuk menanamkan etika yang baik. Ia pun sangat bersyukur sekali bisa bekerja di Tzu Chi Hospital karena dilatih untuk peduli kepada sesama dengan menyisihkan uang untuk membantu sesama melalui celengan bambu, mencintai Bumi dengan pelestarian lingkungan, dan bervegetaris.
“Saya berharap kita bisa sama-sama mempraktikkannya, karena itu yang paling utama dan dipesan langsung oleh Direktur Utama Tzu Chi Hospital. Dengan adanya pendalaman budaya humanis ini bisa menumbuhkan rasa caring (kepedulian) ke pasien,” tandas Lenni.
Selain bekerja, para Staf dan Tim Medis Tzu Chi Hospital juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan Tzu Chi. Salah satunya dengan pengumpulan koin cinta kasih dari celengan bambu Tzu Chi yang rutin dilaksanakan.
Hal serupa juga dirasakan oleh Kepala Medis Tzu Chi Hospital, dr. Santoso Kurniawan, MM. Dalam beberapa kesempatan ia pun ikut dalam pendalaman budaya humanis, salah satunya adalah kelas merangkai bunga. Walaupun menjadi satu-satunya peserta laki-laki, dr. Santoso Kurniawan tetap bersemangat dalam menyusun bunga-bunga menjadi satu kesatuan.
“Memang banyak filosofi tinggi di dalam merangkai bunga. Salah satunya menyusun berbagai bunga yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan. Hal tersebut juga sama dalam pelayanan di rumah sakit nantinya, ada dokter, perawat, apoteker, relawan pemerhati, dan lain-lainnya, yang jika diimplementasikan ke dalam pelayanan rumah sakit maka menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dalam melayani pasien akan jauh lebih bagus nantinya,” kata dr. Santoso Kurniawan.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, dr. Santoso Kurniawan juga berharap nantinya pasien jika datang berobat ke Tzu Chi Hospital bisa merasa nyaman. Hal tersebut karena SDMnya juga dibentuk untuk memiliki sifat yang baik dan kepedulian untuk menolong orang lain. Ditambah dengan adanya relawan pemerhati di Tzu Chi Hospital, dimana ini adalah sesuatu yang unik dan belum tentu ada di rumah sakit lain.
“Kalau hanya gedung yang bagus, asal orang punya uang pasti bisa buat. Punya alatalat yang canggih, kalau orang punya uang juga bisa beli. Tetapi mempunyai budaya dan karakter yang baik itu tidak mudah. Dan ini Tzu Chi Hospital sejak awal sudah mulai membentuk ke arah sana,” tandas dr. Santoso Kurniawan.
Di sisi lain, pendalaman budaya humanis juga menjadi bekal untuk masing-masing pribadi. Karena output-nya bukan hanya di lingkungan kerja saja, tetapi penting juga kehadirannya dalam kehidupan sehari-hari dan keluarga. “Tentunya penting (pendalaman budaya humanis), sehinga kita mempunyai sifat-sifat yang baik, sifat-sifat menyayangi orang lain. Dan akhirnya bisa menyebar ke lingkungan sekitar orang tersebut,” jelas dr. Santoso Kurniawan bersemangat.
Dengan adanya pendalaman budaya humanis bagi karyawan Tzu Chi Hospital ini diharapkan bisa membentuk tenaga medis yang bisa melayani pasien secara profesional. Tentunya bukan hanya cakap dalam bidang medis saja, tetapi juga mampu berempati serta melayani pasien dengan berlandaskan budaya humanis yang penuh dengan cinta kasih.
“Bukan hanya fisik saja yang diobati, tetapi jiwanya juga diperhatikan. Karena seseorang yang sakit itu jiwanya juga ikut tergoncang. Dan tentunya dengan diberikan pelayanan sesuai dengan budaya humanis itu supaya bisa membantu mempercepat penyembuhan pasien,” tutup dr. Gunawan Susanto.
Penulis: Arimami Suryo Asmoro
Fotografer: Arimami Suryo A., Clarissa Ruth