Upaya Menyembuhkan Indonesia


Coronavirus Disease 2019 atau yang kini dikenal dengan Covid-19 menjadi mimpi buruk di 213 negara. Sejak Desember tahun 2019 hingga entah kapan waktunya, virus ini menjadi momok mengerikan. World Health Organization (WHO) menginformasi ada 131.037 orang meninggal per 16 April 2020 di seluruh dunia. Sementara Indonesia, kini menduduki rangking 38 sebaran Covid-19 dengan 5.516 penderita positif, 548 penderita sembuh, dan 496 penderita meninggal.

*****

Dunia kita saling terhubung walau bentangan jaraknya luar biasa tak terbayangkan. Kita dipisahkan dengan lautan yang sungguh luas maupun daratan yang terhampar, tak nampak jelas oleh mata. Dalam satu dunia ini pula, kita tidak bisa membangun sekat untuk bersembunyi, ataupun melindungi diri sendiri. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) membuktikan hal itu.

Akhir Desember 2019, Covid-19, pertama kali terkonfirmasi di Wuhan, Tiongkok. Lalu beberapa bulan setelahnya, negara-negara lain menyusul menyatakan hal yang sama, yakni beberapa warga mereka terpapar Covid-19.

Sementara itu di Indonesia, tepatnya pada 2 Maret 2020, melalui Presiden Joko Widodo, pernyataan tentang 2 orang Warga Negara Indonesia positif menderita Covid-19 menjadi awal mula perjalanan panjang dalam upaya menyembuhkan nusantara.

Pemerintah dengan sigap membentuk sebuah tim khusus yang bernama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Mereka juga mengeluarkan berbagai anjuran hingga peraturan untuk melindungi seluruh warga negara dari penularan wabah virus Corona (Covid-19).


Relawan Tzu Chi mendistribusikan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) ke berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 sebagai dukungan terhadap tim medis memerangi Covid-19.

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARSCoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus ini bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Virus ini sangat mudah menular. Penyebarannya bisa melalui kontak dengan orang yang terinfeksi saat mereka batuk/ bersin, atau melalui kontak dengan tetesan air liur atau cairan/lendir hidung orang yang terinfeksi. Secara umum, ada 3 gejala yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus ini, yaitu demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), batuk, dan sesak napas. Gejala gejala ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Kita dapat mencegahnya dengan mengenakan masker, menjaga kesehatan tubuh, mencuci tangan secara rutin, dan menghindari menyentuh wajah.


Berbagai bantuan alat medis yang disalurkan Tzu Chi Indonesia merupakan hasil dari kumpulan cinta kasih banyak orang, mulai dari donatur, relawan, dan masyarakat umum.

Tzu Chi dan Pengusaha Berkolaborasi untuk Indonesia
Dukungan penuh bagi garda terdepan penanggulangan pandemi Covid-19 lalu dikerahkan. Tzu Chi bersama berbagai pengusaha di bawah naungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) melakukan penggalangan dana guna memenuhi kebutuhan peralatan kesehatan bagi tenaga medis dengan target capaian senilai Rp 500 miliar.

“Kami mendapatkan informasi bahwa kecepatan dan ketepatan penanganan menjadi kunci memerangi pandemi Covid-19. Itu yang mendorong sinergi dilakukan melalui penggalangan dana guna memberikan bantuan alat kesehatan,” tutur relawan Tzu Chi sekaligus CEO DAAI TV Indonesia, Hong Tjhin.

G. Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas yang juga menjadi koordinator pengumpulan donasi menceritakan bahwa sudah dari jauh hari, bahkan sebelum Indonesia mengonfirmasi adanya kasus positif Covid-19, para pengusaha sudah melakukan diskusi. Ia mengingat saat itu di awal Januari 2020. “Kami concern karena sadar bahwa ini (wabah Covid-19) harus cepat dan tanggap untuk dipikirkan,” tuturnya.


Para pengusaha di bawah naungan Kadin dan tergabung dalam Pengusaha Peduli NKRI menyerahkan bantuan alat medis kepada Tzu Chi Indonesia di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Bantuan ini akan didistribusikan bersama Kementerian Kesehatan RI dan Gugus Tugas Percepatanan Penanganan Virus Corona (Covid-19) RI.

Para pengusaha sepakat menggandeng Tzu Chi karena reputasi yang baik. Menurut Sulis, Tzu Chi yang sudah ada di 61 negara, sudah terbiasa mendistribusikan bantuan dan donasi ke tangan yang tepat. “Kalau kami sendiri, kami belum mampu, jaringan internasional juga tidak punya. Berbeda dengan Tzu Chi yang sudah menjangkau internasional,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan, seluruh penyaluran donasi berikut perusahaan yang berpartisipasi terus dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo secara berkala. Pihaknya pun terus berupaya mengimbau para anggota agar ikut berperan aktif dalam penggalangan donasi.

Cinta Kasih di Tengah Pandemi
Kerja keras Tzu Chi dan pengusaha, lalu ada donatur dan relawan tentu belumlah usai. Namun dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak membuat semangat terus terhimpun.

Seperti Bagian Sekretariat dan tim logistik Tzu Chi Indonesia yang tak kenal lelah mengalokasikan berbagai bantuan yang dipusatkan di area Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Kepala Sekretariat Tzu Chi Indonesia, Suriadi, yang mengomandoi tim sekretariat dan tim logistik pada penyaluran bantuan ini kiranya masih bisa bernapas dengan lega. Ia memiliki tim yang bisa diandalkan dan beberapa dari mereka selama ini sudah berpengalaman saat Tzu Chi menyalurkan bantuan bencana seperti banjir, gempa, bahkan tsunami.


Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei bersama relawan Tzu Chi Indonesia lainnya memberikan laporan kepada Master Cheng Yen secara live di Taiwan terkait situasi dan proses penanganan wabah Covid-19 di Indonesia.

“Kalau wabah Covid-19 ini terus terang kita perlu menyiapkan rencana yang agak panjang untuk selalu siaga, ini saja kan belum puncak. Seperti sekarang, kita sudah jalan dua pekan tapi kita belum bisa pada posisi sedikit agak tenang, karena ini kan terus bertambah jumlahnya dan sampai kapan kita tidak ada yang tahu,” tambah Suriadi.

Sementara itu relawan yang turun ke lapangan juga seperti mempunyai tenaga ekstra. Memang, sebagai yayasan sosial yang berupaya terus membantu masyarakat yang membutuhkan, dengan basis kerelawanan, bohong apabila relawan-relawan Tzu Chi tidak mempunyai rasa takut. Terlebih ketika mereka harus mendatangi berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 untuk menyalurkan bantuan-bantuan APD dan lainnya. Yang mana banyak orang tidak mau bersentuhan langsung dengan lingkungan penderita karena virus ini tidak tampak, sementara risiko penularannya sangat tinggi.

Yopie Budianto misalnya, ia beberapa kali menyambangi rumah sakit rujukan Covid-19 dan membawakan APD untuk tim medis. “Rasa takut harus disingkirkan dulu, yang penting kita harus jaga kesehatan. Keluar rumah jangan lupa pakai masker, topi, kacamata dan siapkan hand sanitizer, juga jaga jarak dengan orang-orang di sekeliling kita,” ungkapnya. Dukungan dari keluarga juga memberikan angin segar baginya. “Setiap kali mau keluar untuk salurkan bantuan, anak dan menantu tidak pernah larang. Mereka malah selalu ingatkan untuk menjaga diri dan jangan lupa cuci tangan,” lanjut Yopie.

Melihat tim medis di rumah sakit pun menumbuhkan kekuatan tersendiri bagi Yopie, pasalnya mereka rela berkorban waktu, tenaga, hingga kesehatan diri sendiri demi menyembuhkan pasien dengan virus beresiko tinggi itu.

“Jujur bahwa saya pribadi sangat salut sekali dan harus memberikan pujian serta ungkapan terima kasih pada tim medis yang berhadapan langsung dengan pasien. Kita semua bergantung pada mereka, makanya kita harus memberikan dukungan penuh,” tutur Yopie.


Selain bantuan alat medis, Tzu Chi Indonesia juga memberikan bantuan paket sembako kepada masyarakat kurang mampu yang terdampak wabah Covid-19. Bantuan diberikan di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan kota-kota lainnya.

Hong Tjhin yang sempat turun langsung ke lapangan juga merasakan keharuan yang tidak jauh berbeda. “Bertemu dengan tim medis yang sedang menangani pasien, kami melihat wajah mereka penuh kekhawatiran dan ketakutan, hal itu sangat menyentuh hati. Kami hanya bisa berusaha memberikan mereka ketenangan batin dan dukungan,” kata Hong Tjhin kepada Master Cheng Yen saat melaporkan mengenai apa saja yang sudah Tzu Chi Indonesia lakukan. Dalam kesempatan itu, ada pula Ketua Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja, serta Chia Wenyu dan relawan lainnya masing-masing menyampaikan berbagai laporan kepada Master Cheng Yen melalui sambungan pada tanggal 31 Maret 2020.

Master Cheng Yen yang mendengar langsung penuturan dari para relawan Tzu Chi mengungkapkan, “Kalian semua sangat penuh berkah dan kebijaksanaan. Penuh berkah karena kalian punya hati, tahu bahwa bencana kali ini sangat serius, kalian bersedia berinisiatif memberikan bantuan dengan kekuatan besar bagi masyarakat. Saya juga mengagumi kebijaksanaan kalian karena arah penyaluran bantuan dan sasarannya sudah tepat, sehingga berbagai lapisan masyarakat juga memberi pengakuan.” “Kalian juga hendaknya menjaga diri sendiri dan orang-orang di sekitar, para karyawan dan staf, serta kebutuhan masyarakat pada umumnya. Kini kita hendaknya bersiap untuk juga memberi bantuan untuk ‘menenangkan kehidupan’, terutama bagi warga yang kurang mampu,” pesan Master Cheng Yen.

Menanggapi arahan Master Cheng Yen, Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Sekretariat Presiden Republik Indonesia, hingga 17 April 2020 telah mendistribusikan 3.000 paket sembako bagi masyarakat terdampak Covid-19. Mereka yakni para pengemudi taksi, ojek online, para lansia di panti jompo, mahasiswa, dan warga yang kurang mampu.

Dunia yang Berubah Dalam Sekejap
Tak seorang pun yang pernah membayangkan kondisi suatu pandemi yang dalam hitungan bulan mengancam seluruh dunia. Wabah Covid-19 tidak hanya menimbulkan ancaman kesehatan. Untuk mencegah penyebarannya, pemerintah berbagai negara memberlakukan lockdown (penghentian hampir seluruh aktivitas masyarakat), karantina, ataupun pembatasan sosial (social distancing). Semua orang dihimbau untuk tinggal di dalam rumah. Tibatiba saja, orang tidak bisa bekerja, anakanak tidak bisa bersekolah, tidak ada lagi pertemuan, perkumpulan, ataupun perjalanan.

Pada saat ini, teknologi terasa sangat menolong. Segala sesuatu dijalankan melalui sambungan internet dan dalam jaringan (online). Tak terkecuali, kegiatan Tzu Chi juga mengalami perubahan. Walaupun bentuknya berubah, Master Cheng Yen tetap mengingatkan relawan untuk tekun melatih diri. “Ingatlah.......... Jadi kita harus menggenggam momen ini, “ pesan Master Cheng Yen dalam ceramahnya.


Selain bantuan alat medis, Tzu Chi Indonesia juga memberikan bantuan paket sembako kepada masyarakat kurang mampu yang terdampak wabah Covid-19. Bantuan diberikan di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan kota-kota lainnya.

Walaupun berubah, namun Master Cheng Yen tetap mengingatkan relawan untuk lebih tekun melatih diri. “Ingatlah, meski kini kegiatan lebih sedikit, tetapi dengan kecanggihan teknologi, sesama saudara se-Dharma bisa saling memperhatikan. Para relawan tetap bisa terhubung lewat jaringan internet. Kecanggihan teknologi zaman sekarang sungguh harus dimanfaatkan dengan baik. Relawan dari berbagai negara bisa berkumpul meski berada di tempat yang berbeda. Kita harus menganggapnya sebagai sebuah pelajaran besar. Saya berkata bahwa pandemi ini mendatangkan pelajaran yang besar dan baik. Jadi, kita harus menggenggam momen ini,” pesan Master Cheng Yen dalam ceramahnya.

Pelajaran yang besar dan baik. Yang jelas dalam beberapa bulan sejak pandemi terjadi, beberapa ahli mengungkapkan bahwa tingkat polusi udara di bumi menurun drastis. Sementara itu, kesepakatan global untuk “memperbanyak tinggal di rumah” adalah pengalaman baru bagi umat manusia masa kini yang telah begitu terbiasa memiliki mobilitas tinggi.

Master Cheng Yen berharap orang-orang dapat memanfaatkan momen untuk merajut hubungan dengan orang-orang serumah. Di samping tetap memanfaatkan teknologi dan kemampuan untuk menggalang ataupun menyalurkan bantuan. Semoga aliran cinta kasih yang dibarengi dengan kesadaran kita bersama ini.

Penulis: Tim Redaksi
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -