A A: Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun
Menanam Berkah Bersama Tzu Chi
“Disini (Tzu Chi) saya bisa selalu bersumbangsih, berbuat kebajikan dan menghapus karma buruk.”
Sebelum mengenal Tzu Chi, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang cukup tegas dalam mendidik ketiga anak saya. Itu semua karena saya ingin mereka kelak besar menjadi anak-anak yang mandiri. Jika mereka melakukan kesalahan, saya tidak segansegan untuk menghukum mereka agar tidak mengulanginya lagi.
Hingga pada tahun 2005, saya mengenal Tzu Chi dari adik perempuan yang bernama Mie Li (relawan Tzu Chi). Saat itu ia mengikuti baksos kesehatan yang diadakan Tzu Chi Singapura di RSUD Muhammad Sani, Kab. Karimun. Kemudian, ia pun mengajak saya ikut bersumbangsih dengan menjadi donatur bulanan Tzu Chi dan mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Chi lainnya.
Pertama kali saya mengikuti kegiatan di Tzu Chi itu adalah kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun. Saat itu saya sekeluarga mengikuti kegiatan tersebut, ketika itu saya pun belum berseragam Tzu Chi. Setelah itu saya mulai rutin mengikuti setiap kegiatan Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun.
Ada sebuah kalimat dalam salah satu Ceramah Master Cheng Yen yang mengatakan bahwa “Siapa yang menanam, dialah yang akan menuai. Siapa yang menanam berkah, dialah yang mendapatkan berkah.” Dari sinilah saya mulai mengikis tabiat kurang baik saya di keluarga dan kalimat tersebut juga memotivasi saya untuk selalu mengikuti kegiatan Tzu Chi.
Pada tahun 2011, saya mengikuti Pelatihan 4 in 1 di Taiwan dengan memperagakan isyarat tangan Shui Can (Persamuhan Dharma) yang mewajibkan setiap pesertanya bervegetaris selama 108 hari. Sepulang dari sana, saya bertekad untuk bervegetaris seumur hidup karena melihat sebuah video yang memperlihatkan hewan-hewan dipotong, saat itu hati saya terenyuh melihat hal tersebut.
Ketika saya membulatkan tekad untuk bervegetarian, suami saya belum termotivasi. Seiring berjalannya waktu, kami berdua sering mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen hampir setiap hari. Lama-kelamaan suami saya pun termotivasi ikut bervegetarian karena menurutnya apa yang diajarkan Master Cheng Yen itu sangat mulia dan benar karena hewan yang kita makan bisa menimbulkan karma buruk pada diri kita sendiri.
Sejak awal hingga dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi pada tahun 2015, saya juga selalu memperkenal Tzu Chi kepada orang sekitar. Saya katakan kepada mereka mungkin tujuan utama Tzu Chi adalah berbuat baik terhadap sesama, tetapi nantinya kita yang mendapatkan berkahnya.
Saya merasa senang dan bahagia bisa menapaki jalan Bodhisatwa di Tzu Chi karena disini saya bisa selalu bersumbangsih, berbuat kebajikan dan menghapus karma buruk. Saya sangat Gan En kepada Master Cheng Yen hingga Tzu Chi bisa berada di Tanjung Balai Karimun dan menjadi wadah pelatihan diri disini.
Karena bagi saya, sosok Master Cheng Yen adalah Bodhisatwa dunia. Beliau bisa menghapuskan penderitaan di dunia lewat Tzu Chi. Dimana ada bencana, disitu ada Tzu Chi. Master Cheng Yen memotivasi dan meyakinkan saya untuk mengikuti jejak langkahnya. Sampai seterusnya saya akan menapaki jalan Bodhisatwa di Tzu Chi dan mewariskan ajaran Master Cheng Yen ke generasi berikutnya.
Seperti yang dituturkan kepada Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)