Carolina Kurniawati: Relawan Tzu Chi Jakarta
Giat Bersumbangsih Lewat Misi Amal


“Karena tujuan kita itu berbuat baik dan menolong orang lain melalui Tzu Chi.”

Waktu saya melahirkan anak ke dua, saya sempat cuti bekerja pada Desember 2006. Saat itu saya sering melihat TV dan salah satunya adalah DAAI TV. Dari sini saya mulai kenal Tzu Chi dan Master Cheng Yen. Kemudian pada 2009, saya caricari karena penasaran sama Tzu Chi. Waktu itu saya coba mampir ke Kantor Tzu Chi (sekretariat relawan-Red) yang di Cengkareng. Pas sampai, kok nggak ada yang kenal, akhirnya saya urungkan niat saya.

Sampai pada tahun 2010 saya waktu itu potong rambut di salah satu salon di dekat rumah. Disitu ada celengan bambu Tzu Chi. Saya tanyalah, ‘ini ada celengan Tzu Chi darimana?’. ‘Lah, itu, ibu Karlina kan orang (relawan) Tzu Chi’ kata pihak salon. Setelah diberi tahu alamatnya, ternyata tidak jauh dari rumah saya. Selesai potong rambut, saya langsung ke rumahnya. Tetapi Karlina Shijie saat itu tidak ada, hanya ada suaminya, Robert Shixiong di rumahnya.

Ehh, aku ingin berdonasi (di Tzu Chi) bagaimanan caranya?’ Robert shixiong yang saat itu belum menjadi relawan Tzu Chi juga bingung menjelaskan caranya. Akhirnya saya tinggalkan alamat dan nomor telepon. Beberapa hari kemudian Karlina Shijie datang ke rumah saya. Kami pun akhirnya berdiskusi.

Saat itu kebetulan relawan Tzu Chi juga mau ada kegiatan kunjungan kasih ke panti jompo. Akhirnya pada bulan Juli 2010 untuk pertama kalinya saya ikut kunjungan kasih, waktu itu ke panti jompo yang ada di Jl. Cendrawasih, Cengkareng. Setelah pergi kunjungan kasih itu kok hati terasa senang, akhirnya berbagai kegiatan bersama relawan Tzu Chi rutin saya ikuti.

Seiring berjalannya waktu, saya lebih fokus berkegiatan di Misi Amal Tzu Chi. Di komunitas pun saya dipercaya menjadi Koordinator Bidang Amal He Qi Barat 1. Selama perjalanan di misi amal, saya jadi memahami kehidupan. Kita jadi sadar posisi kita yang sekarang, di bawah kita jauh lebih banyak yang kehidupannya kurang beruntung. Jadi saya tarik kesimpulan kita harus memanfaatkan waktu, selama kita masih bisa bersumbangsih.

Di misi amal juga banyak tantangannya. Salah satunya seperti mencari atau menghimpun informasi data calon penerima bantuan Tzu Chi (gan en hu) itu harus cerdas dan teliti. Jadi ketika survei itu datanya valid dengan kondisi maka bantuan bisa tepat sasaran.

Tentu saja apa yang saya jalankan itu tidak lepas dari peran guru kita, Master Cheng Yen. Beliau merupakan teladan cinta kasih, kita harus akui itu. Kata-kata beliau simple dan gampang dimengerti. Dua kali saya bertemu beliau, yang pertama saat dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi tahun 2016 dan saat pelatihan fungsionaris di Tzu Chi Taiwan.

“Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.” Kata Perenungan Master Cheng Yen ini yang selalu menyemangati. Kelihatannya sederhana bergerak di misi amal, tetapi dalam pelaksanaannya ya tidak mudah. Sebenarnya capek, apalagi jika sedang ada masalah dalam kehidupan sendiri. Tapi balik lagi, kalau kita ingat penderitaan kita itu tidak ada apaapanya dibandingkan dengan gan en hu.

Keluarga inti pun sangat mendukung saya berkegiatan Tzu Chi, waktu itu Shixiong saya pun akhirnya juga ikut menjadi relawan Tzu Chi. Dulu waktu masih bekerja, saya selalu berbagi waktu dengan berkegiatan Tzu Chi. Beruntungnya ada ART yang membantu kehidupan saya dan keluarga. Jadi bisa tetap berkegiatan Tzu Chi dan anak-anak juga terawat.

Tekad saya menjadi relawan Tzu Chi ya kalau masih kuat dan bisa, saya lanjut terus karena semangat saya itu tetap terjaga. Di komunitas, kita juga harus tetap solid serta memaknai ajaran Master Cheng Yen. Karena tujuan kita itu berbuat baik dan menolong orang lain melalui Tzu Chi.

Seperti yang dituturkan kepada Arimami Suryo. A
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -