Christianto Wimarho: Relawan Tzu Chi Padang
Selagi Kita Mampu, Maka Jalani Terus


“...Jika ada masalah atau mau mengerjakan sesuatu, selalu saya ingat kata Master Cheng Yen....”

Saya kenal Tzu Chi itu dari salah satu kawan. Waktu itu tahun 2004 ada sosialisasi Tzu Chi di Padang, Sumatera Barat. Terus saya diajak, tetapi 2006 saya baru mulai aktif karena saat itu masih banyak kesibukan. Jadi ketertarikan saya ikut gabung jadi relawan itu karena kegiatan-kegiatannya banyak dan salah satunya adalah membantu yang kurang mampu.

Kegiatan pertama yang saya ikuti di Tzu Chi adalah pembagian beras dari Taiwan. Waktu itu setelah mendapat seragam, saya ikut terjun langsung membagikan beras kepada warga Kota Padang. Selepas itu semua kegiatan besama relawan Tzu Chi Padang saya ikuti. Terutama saya sering ikut dalam Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Padang karena di wilayah Sumatera Barat sering terjadi bencana.

Karena relawan kita di Padang tidak terlalu banyak, ya terkadang harus bisa banyak hal. Saya paling ingat pembagian bantuan banjir di Bengkulu pada tahun 2019. Kami ada 5 orang relawan dari Tzu Chi Padang yang turun langsung memberikan bantuan. Kita mencari lokasi dengan menggunakan aplikasi smartphone (Map) padahal lokasinya jauh-jauh dan berada di perkebunan sawit. Medannya pun juga licin.

Disitu rasanya sangat lelah sekali. Tetapi setelah melihat korban banjir menerima bantuan dari Tzu Chi dan mereka senyum-senyum, kan kita ikut senang juga. Jadi perjuangan kita nggak sia-sia untuk membantu yang membutuhkan. Selama mengikuti kegiatan pembagian bantuan di lokasi bencana tidak ada rasa takut, paling ada rasa kuatir karena mau pergi ke tempat bencana. Kita mengatasinya dengan berdoa dan mohon bimbingan kepada Master Cheng Yen supaya semuanya dilancarkan.

Bagi saya sosok Master Cheng Yen itu sangat menginspirasi kita. Terutama jika ada masalah atau mau mengerjakan sesuatu, selalu saya ingat kata Master Cheng Yen. Saya pun banyak menyerap Dharma dan Kata Perenungan dari Master Cheng Yen. Tidak ada yang spesifik, tetapi saya bisa menghayati dan menerapkannya dalam kehidupan.

Rasanya senang bisa menjadi bagian dari relawan Tzu Chi. Sesama relawan itu kita akrab, memang ada satu dua yang tidak sama. Terkadang ada berbeda pendapat dan gesekan, tapi itu kan biasa. Cara mengatasinya ya kita ambil jalan tengah, ambil yang terbaik. Jangan bersikukuh dengan pendapat kita, karena kita harus melihat secara umum.

Kalau saya nggak pakai target, jadi selagi kita mampu, maka jalani terus menjadi relawan Tzu Chi. Di Kota Padang saya sendirian, keluarga ada di Jakarta dan di Medan. Mereka tahu betul dan sangat mendukung saya berkegiatan di Tzu Chi. Bahkan dari mereka juga ada yang rutin ikut serta berdonasi di Tzu Chi.

Keseharian saya itu mengelola usaha. Dalam beberapa kesempatan saya juga memperkenalkan Tzu Chi kepada karyawan-karyawan saya. Jika Tzu Chi Padang ada kegiatan, mereka juga suka ikut terlibat dan bantubantu. Mereka mendukung saya di Tzu Chi, bahkan jika saya keluar kota atau sedang berkegiatan Tzu Chi selama beberapa hari, semua pekerjaan mereka terkoordinir dengan baik. Jadi udah kaya keluarga aja, saling memahami dan mendukung.

Sementara ke depan dengan relawan Tzu Chi Padang kita mau meneruskan apa yang sudah kita jalankan selama ini. Kami yakin jika kita berbuat baik pasti dilindungi, apalagi di masa pandemi ini. Seperti apa yang diutarakan Master Cheng Yen kerjakan saja dan jangan khawatir.

Seperti yang dituturkan kepada Arimami Suryo A.
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -