Dora Tan: Relawan Tzu Chi Jakarta
Senang Bisa Terus Berkontribusi di Tzu Chi


“Kebiasaan di Tzu Chi membuat kita jadi lebih positif vibes, lebih mindset.”

Awalnya mengenal Tzu Chi itu bermula dari mama saya karena sudah duluan join aktif jadi relawan Tzu Chi. Waktu itu tahun 2010 pas saya SMA ada kegiatan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yaitu ada guru dari Tiongkok yang mengajarkan cara teknik memijat ke beberapa orang penyandang disabilitas. Mama ngajak saya karena kebetulan pas lagi libur sekolah buat bantu jadi sukarelawan disana.

Setelah itu pas saya mulai kuliah, pernah juga bantu mama bawa-bawa barang saat ada kegiatan di Pluit. Waktu itu tiba-tiba ketemu sama Chandra Shixiong, dia itu kan Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) di Jakarta sebelum pindah ke Tzu Chi Biak dan bilang ke mama kalau saya diajak gabung Tzu Ching. Trus waktu itu ya hanya iya-iya saja sampai akhirnya ada Tzu Ching Kamp di tahun 2012 langsung didaftarin sama mama. Jadi akhirnya ikut dan mulai kenal teman sesama Tzu Ching yang sebelumnya gak kenal siapa-siapa.

Setelah Tzu Ching, saya lanjut menjadi relawan abu putih di tahun 2015 dan masuk di komunitas He Qi Muara Karang. Hikmahnya banyak menjadi relawan, yang pasti dari ikut kegiatan kita menjadi lebih bersyukur dengan apa yang telah kita miliki. Terus kalau dari sisi pribadi ya disini (Tzu Chi) lingkungannya serba positif. Kita tuh terbiasa untuk mengikuti hal itu dan jadi akhirnya kebiasaan di Tzu Chi membuat kita juga jadi lebih positif vibes, lebih mindset.

Kalau dulu kata teman-teman, saya orangnya nyolot (penuh emosi dan berbicara dengan nada tinggi-red) kalau ngobrol. Tapi sejak masuk Tzu Chi saya melihat semua kalangannya bisa dibilang ramah. Sedangkan kalau kita yang nggak ramah sendiri itu kita yang menjadi aneh. Akhirnya lambat laun karena terbiasa ya terbawa dan menjadi sebuah perubahan juga buat diri kita. Apalagi kalau kita mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen, banyak sekali yang bisa kita dapatkan untuk bekal hidup.

Bagi saya Master Cheng Yen itu seperti tetua yang suka kasih reminder. Kalau kita menonton tayangan Lentera Kehidupan di DAAI TV, kadang melihat beliau itu sering mengingatkan sesuatu hal itu berkali-kali, bukan cuma diomongin sekali. Jadi tiap hari itu diingetin misalnya, inget ya kita vegetarian loh, karena vegetarian itu bisa begini. Inget loh kita harus menggenggam setiap kesempatan. Karena Master Cheng Yen itu sayang banget sama kita makanya selalu diingatkan cuman ya balik lagi, belum tentu sekali diomongin bisa langsung dilakuin, jadi itu harus diingatin terus sampai kita tercerahkan.

Ada satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang sudah menjadi sebuah hafalan buat saya. Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan ini, berbakti pada orang tua dan berbuat kebajikan. Lalu ada juga Apa yang kita lakukan hari ini menjadi sejarah untuk hari esok. Kalau dipikir-pikir apa yang kita kerjakan hari ini itu menjadi sejarah kita. Tapi kadang bukan cuma kita doang, yang kita lakukan juga bisa menjadi sejarah bagi orang lain atau orang banyak seperti membantu orang lain dan kegiatan sosial lainnya.

Karena kedua orang tua aktif jadi relawan Tzu Chi, sudah jelas mereka mendukung dan mendorong saya untuk ikut kegiatan. Tapi waktu lulus kuliah memang sempat fokus bekerja nggak terlalu aktif. Kalau teman-teman tanggapannya positif dengan saya menjadi relawan Tzu Chi. Mereka juga ikut menjadi donatur.

Ya jujur saya senang menjadi bagian dari relawan Tzu Chi. Selama masih bisa ya saya akan terus berkontribusi. Semenjak dilantik menjadi relawan calon komite di tahun 2024, saya juga dipercaya menjadi Wakil Koordinator Relawan Zhen Shan Mei khususnya di Hu Ai Muara Karang. Kalau ada kegiatan relawan, saya juga ikut membantu peliputan karena sekarang kita di komunitas sudah punya Instagram. Karena sudah punya sosmed jadi kita mau lebih aktif dan lebih cepat untuk memberitakan kegiatan-kegiatan relawan Tzu Chi. Dengan tujuan agar orang-orang bisa termotivasi, terinspirasi buat ikutan, buat bergabung jadi relawan.

Seperti yang dituturkan kepada: Arimami Suryo A.
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -