Hendra Sugalimin: Relawan Tzu Chi Jakarta
Semakin Dikerjakan, Semakin Merasa Bahagia
“Kelebihannya ikut Tzu Chi itu untuk diri kita sendiri. Mengubah sifat kita yang mungkin selama ini kurang bagus.”
*****
Pertama kalinya tau Tzu Chi itu dari nonton DAAI TV. Karena dalam salah satu tayangan saya melihat para relawan itu memakai seragam dan melakukan sesuatu dengan tulus. Awalnya tertariknya di situ dan itu sekitar tahun 2008-2009.
Akhirnya saya memutuskan untuk bergabung jadi relawan Tzu Chi. Waktu itu saya coba mencari-cari informasi melalui website Tzu Chi tentang kegiatan dan kantor terdekat Tzu Chi karena saya tinggalnya di wilayah Dadap (perbatasan Tangerang-Jakarta). Setelah mendapat informasi, saya datang ke ITC Mangga Dua untuk ikut sosialisasi tentang Tzu Chi.
Dari kegiatan sosialisasi ini, saya disarankan mencari komunitas relawan terdekat. Kemudian saya coba cari di Tangerang dan ketemu Kantor Tzu Chi Tangerang di Ruko Pinangsia. Dari situ saya mulai bergabung dan ikut kegiatan-kegiatan relawan. Karena jarak antara rumah saya dan Kantor Tzu Chi Tangerang itu jauh, semangat saya mulai kendur. Setelah 1 tahun ikut berkegiatan, akhirnya saya sempat vakum menjadi relawan Tzu Chi pada tahun 2010.
Kemudian tahun 2015 saya mulai termotivasi untuk ikut kembali dan gabung di Tzu Chi. Selama 5 tahun vakum, saya merasa waktu-waktu senggang saya terbuang sia-sia. Dari situ saya pun merasa harus ikut menjadi relawan Tzu Chi kembali. Langkah awalnya saya coba membuka website Tzu Chi lagi lalu mencari komunitas relawan yang terdekat dan ternyata ada di Cengkareng (Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1).
Setelah hati mantap, saya mulai ikut kembali berkegiatan Tzu Chi. Lamakelamaan saya juga merasa semakin dikerjakan, semakin merasa bahagia. Saat bergabung kembali menjadi relawan, hampir semua kegiatan Tzu Chi di komunitas saya ikut. Hal tersebut saya lakukan karena ingin tau dan menambah pengalaman. Dengan dibimbing olah relawan-relawan yang lebih senior, saya ikut misi amal, daur ulang, baksos kesehatan dan lain-lain.
Selain untuk menambah pengalaman, saya juga selalu ingat wejangan Master Cheng Yen waktu berlalu dengan cepat, kesempatan yang ada raihlah jangan sampai terlewatkan. Itu yang menyemangati saya hingga saat ini. Kelebihannya menjadi relawan Tzu Chi itu untuk diri kita sendiri. Mengubah sifat kita yang mungkin selama ini kurang bagus tingkah lakunya atau cara berpikir kita.
Dahulu saya orangnya juga suka emosi, marah-marah, dan masa bodoh. Setelah beberapa tahun melatih diri menjadi relawan ya ada banyak perubahan dalam diri saya. Banyak hikmah yang saya ambil saat berkegiatan, yang paling menyentuh itu kalau ikut kegiatan survei dan kunjungan kasih ke pasien kasus.
Dari sini kita bisa bercermin dengan kehidupan kita sendiri. Saat kita survei pasien itu kita melihat kehidupan orang lain itu susah banget. Kita tentunya harus bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini.
Tahun 2018, saya dilantik menjadi relawan Calon Komite (Cakom) Tzu Chi dan mulai memakai seragam Abu Logo. Di tahun itu pula, saya juga ke Kantor Pusat Tzu Chi di Hualien, Taiwan untuk mengikuti Pelatihan Relawan 4in1. Dalam pelatihan ini saya bersyukur sekali bisa melihat dan bertemu dengan Master Cheng Yen secara langsung.
Melihat sosok Master Cheng Yen itu adalah sosok guru yang patut kita contoh karena tindakannya. Intinya, beliau adalah sosok guru yang luar biasa. Banyak wejangan beliau yang saya ikuti seperti kalau kita ada waktu dan kesempatan ya lakukan, kalau menurut kita baik ya kerjakan.
Dari kesemuanya itu, satu hal yang paling saya suka dari awal bergabung di Tzu Chi adalah kebijaksanaan Master Cheng Yen yang tidak memandang suku, agama, dan ras.
Seperti dituturkan kepada Arimami Suryo A.