Intan Vandhery: Relawan Tzu Chi Bandung
"Rumah Pelatihan Diri, Ya di Tzu Chi"


“Niat awal aku ingin bermanfaat bagi orang banyak serta tetap melatih diri, dan Tzu Chi merupakan rumah untuk itu”

Awal mulai kenal Tzu Chi itu dari DAAI TV. Jadi mamaku senang nonton drama di DAAI TV, dari situ juga jadi tahu kegiatan-kegiatan relawan Tzu Chi tapi ya hanya sebatas dari TV. Sewaktu saya sekolah SMA di Palembang dan aktif di wihara, ada Tzu Chi dari Jakarta datang ke Palembang untuk sosilalasi dan saya mengikutinya. Keesokan harinya para peserta sosialisasi diajak ke panti asuhan, dan itu pertama kali saya ikut kegiatan Tzu Chi pada tahun 2009.

Lalu pada tahun 2010, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Bandung. Karena waktu itu di Palembang belum Tzu Chi, saya mencoba mencarinya di Bandung dan ternyata ada. Kantornya waktu itu masih di wilayah Dago dan saya bertemu dengan Yanti Shijie, staf sekretariatnya. Saat bertanya-tanya, lalu saya dijelaskan tentang perkumpulan relawan Tzu Ching (Muda-Mudi Tzu Chi) dan disarankan untuk ikut kegiatan bersama mereka.

Kemudian di bulan Desember 2011, saya memutuskan ikut Tzu Ching Kamp di Jakarta dan dilantik. Awal bergabung ya ingin tahu karena belum begitu mengenal Master Cheng Yen. Dan penasaran karena kesan pertama waktu dulu ikut kegiatan di Palembang. Maka dari itu saya memutuskan untuk ikut Tzu Chi.

Saya juga senang ikut organisasi dan dari dulu ikut kegiatan seperti OSIS dan Vihara, di kampus waktu itu juga tapi begitu ikut Tzu Chi beda. Kalau di Tzu Chi kita melakukan atau membantu bukan untuk orang lain saja, tetapi menjadi pembelajaran buat kita. Jadi beberapa kegiatan di Tzu Chi aku ikuti, waktu itu mulai dari pelestarian lingkungan, kunjungan ke penerima bantuan, dan beberapa kegiatan lainnya.

Semenjak ada kelas budi pekerti, saya memilih untuk fokus di misi pendidikan karena saya suka dengan anak-anak. Awalnya ragu mau ngomong di depan kelas, karena berbeda cara ngomong dengan anak-anak dan orang dewasa. Tetapi setelah dijalani dan menyampaikan materi ke anak-anak ternyata sangat bermanfaat untuk saya sendiri apalagi sekarang sudah punya anak.

Banyak perubahan yang saya alami semenjak ikut Tzu Chi terlebih lagi sejak dilantik menjadi relawan Calon Komite (Cakom) pada 2015. Dulu saya orangnya boros banget, setiap barang yang saya pengen ya diambil nggak mikir butuh atau enggak. Tapi sekarang lebih bisa mengurangi keinginan kalau memang butuh ya saya beli bukan hanya sekedar mau saja lebih mengontrol keinginan.

Ada satu pelajaran yang saya ambil selama di Tzu Chi. Dulu saya pernah diajak kunjungan kasih bersama Pepeng Shigu (salah satu relawan Komite Tzu Chi Bandung) untuk membersihkan rumah salah satu rumah kakek yang hidup sebatang kara. Sesampai di sana, rumahnya kotor sekali dan jorok. Lalu kita bersihkan rumahnya dan membantu kakek tersebut untuk makan serta lainlainnya. Kakek itu pun senang sekali dan terharu karena kita bantu.

Saya pun berpikir disaat itu dan merasa beruntung banget masih diberi kesehatan, orang tua yang sayang walaupun dulu saya pernah gak denger kata-kata mereka dan menganggapnya keras. Kunjungan itu mengajari saya bahwa saya harus selalu bersyukur karena punya keluarga yang sayang.

Saya juga senang banget bisa bertemu Master Cheng Yen langsung pada tahun 2019 di Taiwan. Biasanya saya melihat beliau hanya dari TV dan cerita saja, tapi ini bertemu langsung. Beliau itu sangat berwibawa, saya baru bertemu dengan orang yang lembut serta penuh kehati-hatian. Menurut saya Master Cheng Yen itu hatinya benar-benar lapang kaya bisa ngertiin orang lain. Pemimpin iya, orang tua iya, guru juga iya, perannya banyak tapi selaras.

Saya juga terus mengingat salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Jika melakukan sesuatu dengan hati sukacita, sekalipun sibuk namun tidak merasa melelahkan malah terasa sangat menyenangkan.” Karena itu setiap berkegiatan saya selalu berusaha untuk sukacita. Sesibuk apapun tetap bahagia dan tak ada rasa lelah yang melanda untuk itu. Karena niat awal aku ingin bermanfaat bagi orang banyak serta tetap melatih diri dan Tzu Chi merupakan rumah untuk itu.

Seperti yang dituturkan kepada Rizky Hermadinata (Tzu Chi Bandung)
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -