Kimmy Setiawan Tea
Relawan Tzu Chi Jakarta: Kimmy Setiawan Tea
Saya selalu bangun setiap hari sekitar pukul 4 pagi untuk berkeliling kompleks dan memungut barang daur ulang. Kebisaan ini sudah saya lakukan sejak saya sakit (tahun 2011) dan masih berlangsung sampai sekarang saat tubuh saya sudah kembali sehat.
Dulu ketika sakit, kondisi saya lebih parah karena anggota tubuh saya seakan tidak bisa dikendalikan. Dokter mengatakan ada saraf saya yang terganggu sehingga membuat saya tidak bisa mengendalikan pergerakan kaki. Dulu kaki saya rasanya selalu ingin berjalan dan tidak mau diam. Bahkan sampai malam hari. Keadaan ini membuat saya cemas dan takut.
Penyakit saya juga membuat saya terbangun pagi sekali. Dan setelah bangun, saya tidak bisa mengendalikan pergerakan kaki saya. Hal itu membuat saya berkeliling lingkungan rumah berkali-kali dalam sehari. Kondisi itu membuat saya down dan sempat vakum mengikuti kegiatan Tzu Chi.
Melihat kondisi kesehatan saya yang seperti itu, Ketua Xie Li saya, Xie Li Jelambar, Anna Tukimin merasa prihatin dan langsung datang memperhatikan saya. Ia meminjami saya gelang Master Cheng Yen dengan harapan saya memiliki keberanian dan keyakinan untuk sembuh. Ia juga menasihati dan mengingatkan saya untuk tetap berkegiatan Tzu Chi, “Daripada kamu menghabiskan waktu untuk takut dan cemas dengan penyakit, lebih baik kamu kembali aktif menjadi relawan daur ulang.”
Anna Shijie juga cerita ke saya kalau daur ulang itu banyak sekali manfaatnya. Dulu ketika ia pergi training ke Taiwan, ia melihat video tentang relawan daur ulang yang awalnya menderita penyakit pikun (sering lupa-red), tetapi bisa membaik setelah ikut daur ulang. Karena itulah ia juga berharap melalui daur ulang, kondisi kesehatan saya bisa membaik.
Memang saya sering mendengar Master Cheng Yen membicarakan kegiatan daur ulang dari ceramah beliau. Sebelum saya sakit, sebenarnya saya juga sudah mengikuti kegiatan daur ulang. Dulu sekitar tahun 2010, ketika saya masih tinggal di Duta Mas, saya mengikuti kegiatan daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Muara Karang, Jakarta Utara. Empat hari sekali saya pergi ke sana untuk daur ulang. Jadi dari rumah saya jalan kaki, lalu naik bus sampai lampu merah dan ganti bus lagi sampai Mal Emporium, dari sana baru jalan kaki ke Depo Pelestarian Lingkungan Muara Karang.
Kegiatan daur ulang juga merupakan kegiatan yang aktif saya ikuti setelah dilantik menjadi relawan Abu Putih Tzu Chi pada 6 Desember 2009. Daur ulang terlihat begitu menarik bagi saya karena slogannya yang sederhana, “Mengubah Sampah Menjadi Emas, Emas Menjadi Cinta Kasih”. Dengan kata lain, saya bisa ikut membantu orang melalui daur ulang. Hingga saya dilantik menjadi relawan Biru Putih Tzu Chi pada tanggal 17 Oktober 2010, saya masih aktif di kegiatan tersebut dan kegiatan lainnya. Intinya saya berprinsip dalam melakukan kegiatan Tzu Chi, kita pergi happy, dan pulang pun harus lebih happy.
Karena itu, ketika Anna Shijie menasihati saya untuk melakukan daur ulang, saya langsung mengiyakan. Waktu itu harapan saya cuma satu, yaitu untuk mengalihkan pikiran saya agar kembali sehat.
Setiap pagi saya memulai hari dengan memungut barang daur ulang dengan mengelilingi Kompleks Pakuwon, Jelambar, Jakarta Barat. Saya berkeliling ke pasar darurat, lalu masuk ke gang-gang kecil di sekeliling rumah-rumah warga. Di sana saya biasanya banyak menemukan sampah botol minuman. Setelah itu saya memutar lagi hingga ke Jalan Pangeran Tubagus Angke dan masuk ke Kompleks Perumahan Taman Harapan Indah (THI). Saya memungut botol-botol yang berserakan di jalanan ataupun tempat sampah. Biasanya sekali memungut sampah, saya bisa mendapat 2 sampai 3 karung botol air minum. Setelah itu saya kumpulkan di rumah Anna Shijie untuk dipilah saat kegiatan daur ulang setiap sebulan sekali.
Dari rutinitas itu, banyak yang hanya melihat atau menertawakan saya. Mungkin banyak dari mereka yang menganggap kalau memungut sampah itu adalah pekerjaan yang tidak baik. Namun, ada pula warga yang bersimpati dan ikut mengumpulkan sampah untuk diberikan kepada saya. Kalau sudah begitu, saya langsung menceritakan tentang Tzu Chi kepada mereka.
Begitu
banyak manfaat daur ulang yang saya dapatkan. Dengan hanya berbekal impian
sederhana untuk bisa membantu sesama dan sembuh dari penyakit, ternyata saya juga
bisa membagikan semangat daur ulang kepada banyak orang. Daur ulang juga bisa
membantu diri saya dalam memanfaatkan waktu dan meningkatkan kualitas hidup
saya sehingga kondisi kesehatan saya semakin membaik. Semoga saja semakin
banyak orang yang turut dalam kegiatan pelestarian lingkungan sehingga bukan
hanya kita yang sehat, namun bumi juga menjadi sehat.
Seperti dituturkan kepada Metta Wulandari.