Liani: Relawan Tzu Chi Medan
Sebuah Perjalanan Cinta Kasih


“Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal, terutama tentang bagaimana menghadapi masalah dengan lebih sabar dan bijaksana.”

Perjalanan saya sebagai relawan Tzu Chi di Medan dimulai dari ajakan keluarga. Keluarga saya sudah terlebih dahulu bergabung sebagai relawan, dan pada suatu kesempatan, saya diundang untuk mengikuti kegiatan bedah buku. Sebelumnya, saya juga sudah menjadi donatur dan beberapa kali berpartisipasi dalam kegiatan bersama relawan. Namun, baru pada tahun 2016, saya memutuskan untuk mengikuti pelatihan relawan Abu Putih, yang menjadi titik awal perjalanan saya lebih dalam bersama Tzu Chi.

Pelatihan tersebut membuka mata saya tentang betapa pentingnya misi kemanusiaan yang dijalankan oleh Tzu Chi. Saat itu, saya melihat para relawan Zhen Shan Mei (biasa disingkat ZSM, yang juga berarti relawan dokumentasi) sedang meliput kegiatan. Melihat dedikasi mereka, saya merasa terdorong untuk bergabung lebih aktif. Sejak saat itu, saya semakin terlibat dalam berbagai kegiatan Tzu Chi, terutama dalam misi amal.

Pada tahun 2017, saya dipercaya menjadi Wakil Xie Li, yang memberi saya kesempatan untuk mendampingi pasien. Salah satu pengalaman yang tidak akan saya lupakan adalah saat membantu seorang ibu yang jatuh dari pohon ketika sedang bekerja dengan upah yang sangat kecil. Pada saat itu, meskipun mendekati perayaan Imlek, kami berusaha memberikan bantuan medis agar ia bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik. Walaupun biaya pelayanan medisnya terbatas, dengan tekad dan kemauan untuk membantu, akhirnya ibu tersebut bisa sembuh dan kembali pulih.

Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal, terutama tentang bagaimana menghadapi masalah dengan lebih sabar dan bijaksana. Sebelum menjadi relawan, saya sering kali mudah terbawa emosi ketika menghadapi kesulitan, terutama saat bekerja di toko. Namun, setelah aktif di Tzu Chi, saya belajar untuk lebih berpikir, apakah saya berada di posisi orang lain, dan bagaimana bisa lebih bersyukur atas apa yang saya miliki. Tzu Chi mengajarkan saya untuk melihat kehidupan dengan lebih positif, dan mengurangi reaksi negatif yang hanya merugikan diri sendiri.

Sekarang, saya banyak terlibat dalam kegiatan Zhen Shan Mei (ZSM), yang memungkinkan saya untuk meliput berbagai kegiatan dan berbagi pesan cinta kasih kepada sesama. Saya berperan sebagai Koordinator relawan ZSM He Qi Jati, yang memungkinkan saya untuk terus mengembangkan diri sekaligus berkontribusi lebih dalam komunitas. Saya merasa sangat terinspirasi oleh ajaran Master Cheng Yen, yang dengan kebijaksanaannya telah menumbuhkan semangat cinta kasih di seluruh dunia. Beliau selalu mengingatkan kami untuk tidak menunda berbuat kebajikan, karena setiap tindakan kebaikan memiliki dampak besar.

Tentu saja, perjalanan ini tidak selalu mudah. Tanggapan dari keluarga saya awalnya adalah soal bagaimana saya bisa membagi waktu antara menjadi ibu rumah tangga dan relawan. Namun, saya berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan urusan rumah tangga sebelum mengurus kegiatan Tzu Chi. Kadang, saya juga berbagi kata-kata perenungan dari Master Cheng Yen kepada teman-teman relawan. Mereka sering kali mengatakan bahwa kata-kata tersebut memberi pencerahan dan membantu mereka menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya percaya bahwa marah atau terbawa emosi adalah bentuk egoisme yang justru menghukum diri sendiri. Tzu Chi mengajarkan kami untuk lebih sabar, lebih bijaksana, dan lebih empati terhadap orang lain. Ketika saya merenungkan ini, saya merasa semakin banyak teman yang mulai menyadari dan mengubah pola pikir mereka menjadi lebih positif.

Bagi saya, Tzu Chi bukan hanya tentang menjadi relawan atau membantu sesama, tetapi juga tentang bagaimana menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Selama saya masih memiliki kesempatan dan kesehatan, saya berkomitmen untuk terus menjalankan misi-misi Tzu Chi dengan sepenuh hati. Saya merasa terberkahi bisa menjadi bagian dari organisasi yang luar biasa ini. Tzu Chi benar-benar mengubah cara pandang hidup saya, dari yang semula penuh dengan pikiran negatif, kini bisa lebih berfokus pada kebaikan dan kasih sayang.

Tzu Chi adalah perjalanan hidup yang mengajarkan kita untuk berbagi, memberi, dan merasakan kebahagiaan sejati melalui cinta kasih yang tulus. Dan, bagi saya, perjalanan ini tidak akan berakhir selama saya masih mampu memberikan yang terbaik bagi sesama.

Seperti yang dituturkan kepada Arimami Suryo A
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -