Magdalena: Relawan Tzu Chi Jakarta
Bahagia Bisa Membantu Orang yang Membutuhkan


“...Dengan menjadi relawan Tzu Chi, saya bertekad menggenggam setiap kesempatan untuk berbuat kebajikan...”

*****

Saya mengenal Tzu Chi berawal dari menonton DAAI TV di tahun 2007. Kemudian melalui Kantor Tzu Chi Medan, saya menjadi donatur dan ikut kegiatan daur ulang. Rasanya sangat senang bisa ikut bersumbangsih. Walau belum menjadi relawan, saya sangat bersemangat mengajak teman dan keluarga untuk menjadi donatur.

Saya mulai bergabung menjadi relawan Tzu Chi saat pindah ke Jakarta tahun 2014. Karena anak saya bersekolah di Tzu Chi School maka saya pun diajak Tina Shijie menjadi Da Ai Mama. Dari sana, saya lalu diajak jadi relawan Tzu Chi. Melalui sosialisasi dan pelatihan relawan, saya semakin yakin untuk bergabung. Selain mengurus anak di rumah, saya masih bisa pergunakan waktu dan kemampuan saya untuk terjun ke tengah masyarakat.

Setelah bergabung dalam barisan Tzu Chi, saya sangat bahagia karena bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. Saya menjadi sangat mensyukuri hidup saya. Sebelumnya saya suka mengeluh setiap ada masalah, mudah marah, dan sangat sensitif. Tetapi setelah menjadi relawan, pandangan saya berubah. Saya belajar memperbaiki diri seperti yang diajarkan Master Cheng Yen: Bertuturlah ucapan yang baik, berpikirlah niat yang baik, dan lakukanlah perbuatan baik.

Saya aktif mengikuti kegiatan kunjungan kasih, dan kelas pendidikan anak-anak Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke. Di Rusun, saya ikut mengajarkan gerakan isyarat tangan, pelestarian lingkungan, dan tata krama.

Dengan membimbing mereka, membuat saya senang bisa berbagi. Tahun 2014, sejak anak saya sekolah di Tzu Chi School, saya melihat sekolah memberikan anak-anak makanan vegetaris. Saat itu anak saya berumur 4 tahun, dia suka dengan sayuran terutama brokoli. Jadi saya perlahan mengubah pola makanan menjadi vegetarian.

Akhir tahun 2016, ketika hamil anak kedua, saya memutuskan untuk bervegetaris. Awalnya sempat ragu, takut bayi kurang gizi. Tapi setelah konsultasi ke dokter kandungan, ternyata dokter juga mendukung. Kemudian tahun 2017 saya melahirkan anak yang sehat. Suami juga sangat mendukung keputusan saya bervegetaris. Rasanya penuh berkah bisa bervegetaris.

Tahun 2017 setelah dilantik menjadi relawan Calon Komite (Cakom) Tzu Chi, saya mulai mendapat tanggung jawab baru, yaitu sebagai pengurus bagian konsumsi dan sekretariat. Awalnya kaget, karena tidak percaya diri. Tapi ternyata banyak relawan senior yang mendukung dan mendampingi. Dan beruntung suami sangat mendukung saat saya ikut kegiatan Tzu Chi. Saya selalu bekerja sama dan komunikasi dengan suami, supaya saya bisa melakukan tugas di Tzu Chi dengan tenang tanpa mengabaikan tugas di rumah.

Kemudian pada tanggal 30 Agustus 2019, saya berangkat ikut pelatihan relawan di Taiwan untuk pertama kalinya. Rasanya sangat bahagia karena dapat bertemu dengan Master Cheng Yen. Sehari sebelum bertemu, saya sampai tidak bisa tidur, karena kami diminta untuk sharing tentang kelas pendidikan anak Rusun di depan beliau. Ini pengalaman saya yang paling berkesan, saya bisa langsung bertatap muka dan mengucapkan Gan En kepada beliau. Rasanya sangat terharu dan bahagia.

Dengan menjadi relawan Tzu Chi, saya bertekad menggenggam setiap kesempatan yang ada untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Dengan berbuat kebaikan maka kita juga akan mendapat kebaikan. Seperti kata Master Cheng Yen, selain mendengarkan Dharma juga harus praktek nyata, itulah Bodhisatwa yang sebenarnya.

Seperti dituturkan kepada Erli Tan

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -