Mersian Tjoe: Relawan Tzu Chi Makassar
Menjadi Relawan Membimbing Kita Berbuat Kebajikan


“...Memahami Dharma itu sangat penting, kalau tidak ada Dharma tidak ada yang membimbing saya dalam berpikir dan bertindak...”

*****

Banyak hal yang sangat berkesan ketika saya mengikuti kegiatan Tzu Chi, seperti baksos kesehatan, memberikan bantuan bagi korban banjir bandang di Manado tahun 2014 lalu, dan ketika di tahun 2020 lalu bersama relawan Tzu Chi Jakarta menjalani verifikasi dan validasi data warga calon penerima bantuan rumah korban gempa, tsunami, dan likuefaksi di Palu dan Sigi Sulawesi Tengah. Banyak pelajaran hidup yang saya pelajari bersama relawanrelawan Tzu Chi.

Saya menjalin jodoh dengan Tzu Chi ketika kerabat saya mengajak saya untuk menjadi donatur Tzu Chi. Setelah menjadi donatur, saya diajak untuk membantu baksos kesehatan di RS Pelamonia, Makassar pada tahun 2010. Sejak mengikuti kegiatan baksos kesehatan inilah saya mulai semangat menjalani kegiatan Tzu Chi.

Berbagai kegiatan saya jalani, mulai dari kunjungan kasih ke panti jompo dan panti asuhan. Selain menjalani kegiatan di misi amal, saya juga mulai ikut pelatihan relawan Tzu Chi untuk lebih memahami visi dan misi Tzu Chi yang sesungguhnya yang ditandai dengan seragam abu putih. Di tahun 2013 saya bersyukur, dapat mengemban tanggung jawab sebagai Calon Komite Tzu Chi.

Selama tiga tahun itu saya semakin giat mengemban tugas kemanusiaan. Semakin dalam menjalankan kegiatan kemanusiaan di Tzu Chi, saya semakin ingin memperdalam dan ingin sekali menjadi murid Master Cheng Yen. Saya bersyukur pada tahun 2016 saya dilantik menjadi Relawan Komite Tzu Chi di Taiwan oleh Master Cheng Yen.

Saat bertemu Master Cheng Yen, hati saya bergetar kagum dan sangat menghormati beliau yang masih terus memikirkan umat manusia di dunia. Beliau Guru Besar yang menjadi panutan saya dan keluarga. Yong Xin (Bersungguh Hati) merupakan kata-kata Master Cheng Yen yang selalu saya resapi maknanya setiap dalam kegiatan. Saya harus betul-betul memahami Dharma dan mempraktikkannya. Intinya kita harus bersungguh hati. Dari pertemuan dengan Master Cheng Yen ini semua kegiatan Tzu Chi saya ikuti, khususnya di Makassar.

Di Tzu Chi kita bisa bersumbangsih tenaga dan materi. Sudah 10 tahun lebih saya menjadi relawan Tzu Chi. Sejak saya mendalami dan memahami Dharma di Tzu Chi saya menjadi jauh lebih bisa mengalah. Buat saya memahami Dharma itu sangatlah penting, kalau tidak ada Dharma tidak ada yang membimbing saya dalam berpikir dan bertindak.

Salah satu yang saya pelajari dan latih sampai saat ini adalah kesabaran. Kalau orang berbicara salah dengan saya, saya menganggap itu satu contoh. Kita jangan ikuti. Kita bisa saja menerima perkataannya dengan tidak baik tetapi dengan konsekuensi akan menyiksa diri. Makanya saya akan menerima perkataannya dengan baik, karena kita harus memiliki kesabaran dalam kehidupan sehari-hari.

Keputusan saya untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi tentu saja tidak lepas dari dukungan keluarga. Keluarga saya sangat mendukung saya berkegiatan kemanusiaan di Tzu Chi. Yang terpenting kita harus pintarpintar membagi waktu antara keluarga, kegiatan Tzu Chi, dan pekerjaan.

Sehari-hari saya menjalankan usaha catering. Saya selalu mensosialisasikan dan menerapkan filosofi Tzu Chi yang sesuai di lingkungan kerja. Tanggapan para karyawan sangat baik. Jika semua kita komunikasikan dengan baik maka hasilnya pun akan baik juga.

Berkegiatan Tzu Chi itu membuka pikiran saya untuk banyak belajar dan menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Sebagai Ketua Xie Li 1 Makasar, saya berharap relawan terus maju, menebarkan benih cinta kasih universal.

Seperti dituturkan Arimami Suryo A.

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -