Relawan Tzu Chi Jakarta: Po Kim San (Aguan)
Menemukan Kunci Kebahagiaan


Master Cheng Yen dan relawan lainnya adalah teladan bagi saya. Saat itu saya bicara dalam hati, “Saya memang harus di Tzu Chi. Dharma Master Cheng Yen sangat penting dan bermanfaat.”

Saya pertama kali mengenal Tzu Chi dari Jodie Lionardy yang merupakan rekan bisnis sekaligus teman sekampung halaman di Bangka, Sumatera. Suatu hari saat berkunjung ke rumah Jodie, saya melihat ada logo Tzu Chi. Merasa tertarik, saya pun bertanya makna logo tersebut. Jodie yang sudah menjadi relawan segera menjelaskan Tzu Chi dengan detail. Saya langsung bersedia menjadi donatur tetap Tzu Chi. Tak hanya itu, bila ada waktu luang saya juga mulai ikut kegiatan Tzu Chi dan akhirnya menjadi relawan pada tahun 2011.

Kegiatan pertama yang saya ikuti adalah pelestarian lingkungan di Kapuk Muara, Jakarta Utara. Lalu berlanjut dikegiatan lainnya dan lebih aktif membantu logistik. Saya memilih bagian logistik karena saya pikir mudah, hanya menyumbangkan tenaga dan bagian ini selalu kurang orang. Suatu kali saat berkegiatan di Jing Si Book and Café Pluit, saya berbincang dengan Wawa, relawan misi amal yang ternyata sekampung halaman juga. Wawa mengajak saya untuk turut bersumbangsih di misi amal Tzu Chi. Menanggapi ajakan ini saya berusaha meluangkan waktu.

Pertama kali masuk misi amal, saya ikut kegiatan survei kasus ke rumah calon penerima bantuan Tzu Chi. Sesampainya di rumah calon penerima bantuan, saya kaget melihat kondisi orang itu. Sakit, tidak punya uang, serta tinggal di tempat yang jauh dari kata layak. Hal tersebut membuat hati saya tersentak. Selama ini saya sering merasa kurang dan lupa bersyukur. Akhirnya saya pun banyak belajar dari kehidupan orang lain dan setiap bersumbangsih di Tzu Chi saya melakukannya dengan gembira. Mulai saat itu saya lebih bersyukur atas apa yang dimiliki.

Salah satu kasus penerima bantuan yang sangat berkesan adalah saat membantu biaya persalinan di rumah sakit. Suatu kali saat berkegiatan di Tzu Chi, saya bertemu dengan salah seorang karyawan yang raut wajahnya terlihat begitu cemas. Karyawan tersebut baru beberapa hari bekerja di Tzu Chi. Setelah mengobrol ternyata istri dari karyawan itu sedang mengandung dan tidak punya biaya persalinan. Saya segera membantunya untuk pengajuan bantuan.

Saya membantu kasus tersebut sejak awal dan melakukan survei ke rumah yang bersangkutan. Sampai di rumah karyawan itu, saya melihat kondisi rumah kontrakan yang tidak layak huni, sedangkan kondisi kesehatan sang istri kurang baik. Mereka berencana pindah sementara ke rumah kakaknya yang lebih layak huni. Saya bersama relawan lain membantu karyawan tersebut untuk pindah rumah.

Saat akan bersalin ternyata ada sedikit komplikasi sehingga rumah sakit terdekat tidak berani menangani. Maka saya bersama relawan lain segera mencarikan bantuan ke Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih (kini Rumah Sakit Cinta Kasih-red) Tzu Chi. Akhirnya istri karyawan tersebut berhasil melahirkan anaknya dengan selamat. Ibu dan bayi sehat. Semua biaya persalinan ditanggung Tzu Chi.

Setelah melahirkan, relawan juga memberi perhatian dengan membawakan hadiah atas kelahiran bayi tersebut. Melihat kebahagiaan karyawan dan keluarganya itu, saya jadi ikut merasa bahagia. Walau tidak ada hubungan darah tapi merasa begitu bahagia dapat membantu orang lain. Saya menjadi semakin giat di misi amal.

Master Cheng Yen dan relawan lainnya adalah teladan bagi saya. Saat itu saya bicara dalam hati, “Saya memang harus di Tzu Chi. Dharma Master Cheng Yen sangat penting dan bermanfaat.”

Kalimat Master Cheng Yen yang selalu saya ingat adalah tentang cara mendoakan diri sendiri. Master Cheng Yen mengajarkan dalam berdoa yang penting adalah mendoakan diri sendiri selalu dapat berbuat kebajikan daripada meminta-minta banyak keuntungan. Dulu saya sering merasa kurang dan berdoa minta diberi lebih banyak keuntungan. Sekarang saya bekerja dengan sepenuh hati namun tak lupa untuk selalu meluangkan waktu berbuat kebajikan. Saya sangat bersyukur dan menjalani hari dengan lebih bahagia.



Seperti dituturkan kepada Yunita Margaret (He Qi Utara 2)


Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -