Relawan Tzu Chi Padang: Theng Kheng Hwat
Menjadi Lebih Peduli


Dahulu saya membuka usaha penjualan genset (mesin penghasil daya listrik) dan memiliki beberapa toko. Namun karena suatu hal, akhirnya usaha saya habis. Sejak saat itu saya tidak bekerja lagi. Hari-hari, saya habiskan dengan berdiam di rumah dan menonton televisi.

Ketika menonton televisi tak sengaja saya mengganti channel Da Ai TV Taiwan yang sedang memutarkan kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Ternyata tayangannya menyentuh hati saya. Entah kenapa saya ingin sekali mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi. Saya mencari informasi apakah ada Tzu Chi di kota Padang. Ternyata ada dan mulai memahami visi dan misi Tzu Chi. Singkat cerita, tahun 2007 saya ikut bergabung ke dalam barisan Tzu Chi.

Kegiatan Tzu Chi yang pertama kali saya ikuti adalah membawa barang bantuan untuk korban gempa di Bengkulu tepatnya di daerah Silaut. Gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter. Tim relawan Tzu Chi Padang pun langsung turun memberikan bantuan .

Seiring berjalannya waktu saya mulai mengikuti kegiatan Tzu Chi lainnya di Padang. Seperti di bagian logistik, pelestarian lingkungan, pendidikan, dan misi amal. Setiap hari Sabtu saya rutin mengikuti kunjungan kasih sebagai pelatihan diri untuk diri saya. Saya senang berada Tzu Chi karena organisasi ini setiap berkegiatan selalu memakai seragam. Dengan berseragam masyarakat tahu kita dari organisasi mana, juga tidak ada perbedaan antara relawan yang mampu maupun kurang mampu, semua sama jika sudah dalam berkegiatan Tzu Chi.

Saat ini hari-hari saya dedikasikan untuk Tzu Chi.  Dalam lingkungan keluarga dan tempat tinggal saya selalu mengajak untuk sama-sama menjaga lingkungan agar tetap bersih. Selain mengingatkan mereka untuk membuang sampah pada tempatnya, saya juga mengajak mereka untuk memilah barang-barang yang dapat didaur ulang. Usaha saya mengajak orang-orang untuk melestarikan lingkungan berbuah manis, mereka mendukung untuk melestarikan lingkungan.

Berjalan di barisan relawan Tzu Chi ternyata memberi perubahan sikap positif pada diri saya. Dahulu saya sangat tidak peduli dengan kehidupan orang lain, namun seringnya berinteraksi dengan banyak orang saya menjadi pribadi yang peduli pada orang lain. Melihat orang lain merasakan kesusahan rasanya penderitaan itu juga saya rasakan.

Saya merasa hidup saya lebih tenang sejak mengenal Tzu Chi, kehidupan saya berubah drastis. Dulu dalam satu hari saya bisa menghabiskan tiga bungkus rokok, sering minum-minuman keras, bahkan hampir setiap malam saya berkunjung ke klub malam. Sering kali melakukan hal-hal yang tidak jelas. Saya juga tidak bisa mengontrol emosi saya. Tapi semua kebiasaan buruk itu perlahan hilang dengan kesibukan saya berkegiatan Tzu Chi.

Setiap mendengar dan memahami isi dari ceramah Master Cheng Yen, saya sadar arti kehidupan yang sesungguhnya. Dan perubahan sikap yang terjadi pada diri saya berimbas pada keluarga saya. Sekarang setiap hari saya selalu menyempatkan diri untuk menyaksikan DAAI TV, karena tayangan-tayangannya menginspirasi bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik. Apalagi ceramah Master Cheng Yen yang selalu mengajak murid-muridnya untuk bisa menghargai waktu, saling tolong menolong, mengasihi sesama tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan tertentu.

Ada satu kata perenungan yang menjadi inspirasi tersendiri bagi saya yaitu, “Dalam melakukan perbuatan baik jangan perhitungkan berapa banyak yang dilakukan, asalkan pantas untuk dilakukan, lakukan saja dengan penuh kesungguhan hati.” Saya bertekad akan terus giat berlatih agar menjadi semakin baik ke depannya.

 

Seperti dituturkan kepada Pipi (Tzu Chi Padang)

 

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -