Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun: Pui Huat
Berkah dari Mendalami Tzu Chi


Saya merasa Tzu Chi adalah tempat untuk menggalang berkah dan melakukan kebajikan, seperti halnya pada misi pelestarian yang saya emban selama ini.

Berawal perkenalan saya dengan Tzu Chi di tahun 1990, saat itu saya berkerja di Singapura. Ketika saya berjalan-jalan di suatu tempat, saya bertemu dengan relawan Tzu Chi Singapura yang sedang membagikan Kata Perenungan Master Cheng Yen. Relawan tersebut kemudian  memberikannya kepada saya. Ketika saya baca, isi Kata Perenungan Master Cheng Yen itu memberi kesan yang mendalam bagi diri saya.

Kemudian pada tahun 2007 saya berkesempatan bekerja di Jakarta. Melalui TV kabel saya dipertemukan kembali dengan tayangan yang membuat hati saya terharu melalui acara Da Ai TV Taiwan. Dalam benak saya muncul pemikiran andaikan di Tanjung Balai Karimun ada Tzu Chi, saya pasti cepat-cepat mendaftarkan diri untuk menjadi relawan. Gayung pun  bersambut. Tepat pada tanggal 17 Agustus 2013, jodoh saya dengan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun terjalin. Memang jodoh baik saya dipertemukan dengan Tzu Chi.

Pertama kali bergabung dengan Tzu Chi di Tanjung Balai Karimun, saya aktif pada misi pelestarian lingkungan. Hingga kini saya diberi tanggung jawab pada misi ini, selain itu saya juga aktif mengikuti kegiatan baksos kesehatan. Kegiatan demi kegiatan saya ikuti, saya makin tertarik untuk mengenal lebih dalam visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Yayasan Buddha Tzu Chi tidak hanya menyebarkan kebajikan saja tetapi juga memiliki rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat luar biasa antar relawan Tzu Chi.

Selama menjadi relawan Tzu Chi, ajaran Master Cheng Yen banyak merubah sikap dan pemikiran yang kurang baik pada diri saya. Saya memiliki kebiasaan merokok dan minum-minuman keras. Tapi Tzu Chi telah mengubah diri saya, perlahan-lahan saya meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.

Perubahan sikap ini berimbas juga pada usaha makanan yang sedang saya jalani. Bertahun-tahun saya usaha makanan berbahan dasar hewani. Sejak tanggal 20 November 2017, untuk mewujudkan tekad Tzu Chi menyelamatkan bumi, saya bertekad untuk mengganti bahan makanan dasar dari daging saya ganti dengan bahan dasar vegetaris.

Keinginan dan tekad saya ini bukan tanpa alasan. Karena, sejak akhir 2016 saya sudah dilantik menjadi murid Master Cheng Yen. Sebagai murid Master Cheng Yen saya harus mengikuti apa yang diajarkan pada murid-muridnya, salah satunya adalah menyelamatkan semua makluk hidup. Maka saya bertekad akan menjual Bak Kut Teh Vegetaris untuk selamanya.

Bagi saya, Master Cheng Yen adalah seorang guru yang sangat jenius karena Beliau bisa menularkan kekuatan untuk berbuat kebajikan kepada murid-muridnya. Saya sangat mengagumi ajaran Master Cheng Yen.

Saya pun selalu menggunakan Kata Perenungan Master Cheng Yen untuk memperkenalkan Tzu Chi kepada masyarakat maupun pelanggan Bak Kut Teh saya. “Bertutur dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, dan melakukan perbuatan baik” adalah kata perenungan yang sering saya ucapkan kepada orang-orang yang ada di sekitar saya.

Saya juga mengikuti Xun Fa Xiang (menghirup keharuman Dharma di pagi hari) dan Sutra Lotus dari Master Cheng Yen. Kedua hal ini bisa memberikan saya motivasi dan semangat saat menghadapi masalah yang datang.

Saya merasa Tzu Chi adalah tempat untuk menggalang berkah dan melakukan kebajikan, seperti halnya pada misi pelestarian yang saya emban selama ini. Berkah dan kebajikan itu karena kita bisa menyelamatkan bumi dan generasi penerus. Selagi masih sehat saya akan selalu menjalankan Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi ini.

Seperti yang dituturkan kepada Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -