Rudi Tan: Relawan Tzu Chi Batam
Ada Ikrar Maka Ada Kekuatan
Diberi kepercayaan dan tanggung jawab besar untuk menjadi Ketua Kantor Penghubung Tzu Chi Batam sejak tahun 2018 ini saya pun menjalani nasihat Master Cheng Yen, “yong xin jiu shi zhuan ye (bersungguh hati berarti profesionalitas) dan zuo jiu dui (yang terpenting adalah melakukannya), bersamaan dengan berdirinya Aula Jing Si Batam.
Awal bertemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi sekitar tahun 2000. Saat itu seorang relawan Tzu Chi mendatangi saya sehubungan dengan kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi di Kota Batam. Setelah pertemuan itu, saya tidak dihubungi lagi oleh relawan itu. Keesokan harinya saya baca berita di media massa bahwa Tzu Chi bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat mengadakan baksos kesehatan gratis. Hati saya berpikir, “Ada apa ini, kenapa sesama agama Buddha tidak dilibatkan, tapi malah ajak TNI”. Sejak itu, saya berprasangka buruk bahwa Tzu Chi adalah yayasan yang berpolitik.
Prasangka saya terhadap Tzu Chi sebagai sebuah organisasi berpolitik menjadikan saya terus berupaya menjauhi Tzu Chi. Saat teman mengundang saya untuk menghadiri kegiatan sosialisasi Tzu Chi, saya hanya sekedar hadir karena undangan teman. Saat Radius Shixiong, teman main golf saya mengatakan bahwa Tzu Chi butuh dana pengiriman logistik beras, saya pun menyetujuinya itupun karena teman bukan karena Tzu Chi.
Prasangka buruk saya terhadap Tzu Chi membutakan hati saya, walaupun sangat jelas bahwa Tzu Chi berbaik hati mengadakan bagi beras untuk warga kurang mampu di Kota Batam. Pandangan saya terhadap Tzu Chi mulai berubah setelah saya mengikuti Kamp Pengusaha di Taiwan pada tahun 2008. Saat itu Ismail Shixiong mengajak saya untuk mengikuti kamp ini. Karena dorongan Ismail Shixiong saya berangkat ke Taiwan. Di sana (Griya Jing Si Hualien) hati saya baru memahami bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi tidak seperti prasangka buruk saya.
Satu minggu setelah pulang dari Taiwan, inilah jalinan jodoh baik saya. Tzu Chi kembali mengadakan baksos kesehatan di Kota Batam. Saya langsung melibatkan diri dalam baksos ini. Tidak peduli di mana saya di tempatkan, saya kerja dengan happy. Kemudian tahun 2009 hingga saat ini, saya dipilih untuk mengemban tanggung jawab sebagai ketua baksos kesehatan. Mudah-mudahan Misi Kesehatan dan Misi Amal, Misi Pendidikan, Misi Budaya dan Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Batam kedepannya bisa terlaksana.
Ketua Kantor Penghubung Batam baru saja terpilih, namun mengapa saya sangat sulit untuk menemukan relawan yang bersedia untuk memikul tanggung jawab. Sepengetahuan saya mereka sangat ru fa (mendalami Dharma), tidak seperti saya, yang kurang mendalami Dharma karena kesibukan urusan usaha dan lainnya.
Namun ada dua nasihat Master Cheng Yen yang saya pahami, saya genggam dan saya jalankan, yakni yong xin jiu shi zhuan ye (bersungguh hati berarti profesionalitas) dan zuo jiu dui (yang terpenting adalah melakukannya). Nasihat Master Cheng Yen ini menurut saya sangat tepat.
Ketika kita mengerjakan sesuatu pastilah tak luput dari kesalahan dan kita wajib memperbaikinya. Yang terpenting ada kemauan untuk mengambil tanggung jawab dan percaya dengan kemampuan relawan lain.
Dalam sebuah pelatihan relawan di Jakarta, relawan Tzu Chi Batam diminta untuk fa yuan (berikrar). Kita fa yuan ingin membangun Aula Jing Si. Seketika kita semua berpikir Aula Jing Si berarti membangun kantor. Ternyata untuk membangun Aula Jing Si memiliki persyaratan. Walaupun bukan niat awal kita untuk memiliki ikrar begitu besar, namun sesuai dengan kata Master Cheng Yen you yuan jiu you li (ada ikrar akan ada kekuatan). Dengan tekad dan ikrar tersebut kini Aula Jing Si Tzu Chi Batam sudah berdiri dan siap diresmikan.
Seperti dituturkan kepada Supardi (Tzu Chi Batam)