So Lan
Kontribusi di Usia Senja

Lead: Ada falsafah bahwa ketika seseorang memasuki usia senja, dia seharusnya hanya tinggal menikmati hidup. Tak perlu lagi bekerja keras,  apalagi menjadi relawan.

Prinsip di atas tak berlaku untuk saya. Sejak pertama kali menyaksikan siaran Da Ai TV Taiwan, telah timbul dalam diri saya sebuah keinginan untuk berbuat sesuatu, bersumbangsih bagi masyarakat. Keinginan ini terus hadir dalam benak saya. Saya utarakan niat itu kepada anak saya, tetapi anak saya mengira bahwa Tzu Chi tidak ada di Indonesia. “Mungkin cuma ada di Taiwan,” katanya. Hal ini sempat membuat saya mengurungkan niat untuk menjadi relawan.

Hingga kemudian saya mendengar jika Tzu Chi ternyata ada di Kota Medan (Sumatera Utara). Hal ini membuat saya berpikir, jika memang ada di Medan, seharusnya juga ada di Kota Pekanbaru. Saya kemudian mencari  tahu tentang keberadaan yayasan kemanusiaan ini di Bumi Lancang Kuning (julukan Kota Pekanbaru).

Memang, jika sudah jodoh maka tak akan lari ke mana. Pada tahun 2008, saya pun mulai menjadi relawan Tzu Chi dan berfokus pada misi pelestarian lingkungan. Saya rutin melakukan pemilahan barang daur ulang setiap hari Minggu. Tak cukup dengan itu, saya juga mulai membantu pengambilan barang daur ulang dari rumah ke rumah. Pengambilan ini dilakukan setiap hari Jumat dengan mendatangi rumah-rumah yang telah mengumpulkan barang daur ulang dan dibawa ke depo untuk dipilah kembali sesuai jenisnya.

Banyak yang bertanya, kenapa saya mau melakukan kegiatan ini. Jawaban saya sederhana, "Saya bahagia.” Saya bahagia karena dapat menggunakan tubuh saya untuk berkontribusi bagi sesama dan lingkungan. Sehingga, jika ada yang mencibir, saya sudah tidak lagi memusingkan hal itu. Mungkin, jika dulu, saya cenderung akan menentang dan membalas perkataan orang-orang yang mencibir itu. Jika ada yang mengatakan saya bodoh, saya dulu pasti akan menimpalinya dengan, “Kamu yang lebih bodoh.” Tapi itu saya yang dulu, insan yang sering melihat orang dari sisi negatifnya saja. Lagipula dengan melakukan kegiatan kerelawanan, saya merasa badan lebih bugar dan tidur lebih nyenyak. Meski usia kini telah menginjak 72 tahun, saya merasa sehat. 

Menjadi relawan Tzu Chi telah membuat saya menjadi insan yang terus belajar. Saya sekarang paham bahwa setiap orang memiliki pola pikir, pengetahuan, dan latar belakang yang berbeda, sehingga tak mungkin semua orang bisa memiliki sudut pandang yang sama. Pernah suatu kali saya menghadapi donatur barang daur ulang yang marah-marah. Dia merasa jika relawan Tzu Chi  ingin mengambil barang daur ulang dari rumahnya, semestinya relawan juga harus membawa semua barang yang sudah tak terpakai, termasuk sampah basah. Dia keberatan jika relawan hanya membawa barang daur ulang saja dan meninggalkan yang tidak bisa didaur ulang.  Jika sudah begini, saya biasanya akan berbicara dari hati ke hati dan memberi pengertian. Beruntung akhirnya dia bisa menerima penjelasan saya. 

Salah satu kendala terbesar yang saya hadapi dalam menjalani tugas kerelawan adalah keterbatasan dalam berbahasa Indonesia. Namun, saya tak mundur. Saya tetap mengambil barang daur ulang dari rumah ke rumah dan berusaha semaksimal mungkin untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, meski saya lebih fasih berbahasa Hokkian.

Ada satu kejadian lucu saat saya diajak ikut pelatihan relawan di Jakarta. Rekan saya bilang harga tiket ini untuk “PP”. Saat itu saya tidak paham bahwa “PP” artinya pulang dan pergi. Mendengar istilah yang tidak saya pahami, saya langsung mundur. Namun, setelah dijelaskan mengenai arti PP, saya dan rekan relawan itu tertawa terbahak-bahak.

Saya bersyukur Master Cheng Yen mendirikan Tzu Chi sehingga saya dan banyak relawan lain memiliki wadah untuk bersumbangsih. Saya selalu ingat pesan beliau yang berkali-kali menekankan dalam ceramahnya bahwa kita harus duo yong xin, berarti lebih bersungguh hati lagi. Saya akan terus mengikuti jejak langkah beliau.

                                                                                                                                                                              Seperti dituturkan kepada Willy.

So Lan

Tempat/Tanggal Lahir

Selatpanjang, 1 September 1943

Perjalanan di Tzu Chi

  • Menjadi relawan pada tahun 2008
  • Dilantik menjadi relawan biru putih tahun 2009 dan aktif sebagai relawan Pelestarian Lingkungan di Tzu Chi Pekanbaru.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -