Sumarike: Relawan Tzu Chi Lampung
Bersyukur Menjadi Bagian Keluarga Besar Tzu Chi


“...Tzu Chi bisa menjadi perpanjangan uluran tangan kita untuk membantu orang-orang yang membutuhkan....”

Saya mengenal Tzu Chi waktu itu pada tahun 2003. Pertama kali dikenalkan oleh Asih Shijie yang waktu itu sudah menjadi relawan Tzu Chi. Karena kebetulan dia tinggal di depan rumah saya, dalam satu kesempatan dia main dan bercerita banyak tentang Tzu Chi. Kemudian dia mengajak saya untuk gabung menjadi relawan.

Saat pertama mulai aktif berkegiatan menjadi relawan Tzu Chi, saya langsung ikut di misi amal. Jadi waktu itu saya ikut survei pasien dan melakukan kunjungan kasih ke Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). Setelah sering aktif di misi amal, saya banyak sekali melihat pasien kasus. Dari sini saya belajar juga tentang arti bersyukur.

Saya melihat masih banyak sekali orang-orang yang hidupnya kurang beruntung. Bahkan ada yang cuma makan Tiwul (makanan dari tepung gaplek) karena tidak bisa membeli beras. Saya pun merasa bersyukur karena hidup saya dan keluarga lebih baik.

Dulu saya orang yang cukup temperamen dan emosional, tapi sejak menjadi relawan Tzu Chi sedikit banyak saya menjadi pribadi lebih sabar, ikhlas dan bisa lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Tentunya semua tidak lepas dari bimbingan dari guru kita Master Cheng Yen yang mengajak kita untuk terus melakukan pelatihan diri menjadi pribadi yang baik.

Bagi saya sosok Master Cheng Yen adalah sosok yang spiritualnya tidak diragukan lagi. Praktik dari Dharma-nya luar biasa dan bisa menjadi panutan bagi banyak orang, khususnya saya. Banyak sekali Kata Perenungan Master Cheng Yen yang bisa kita ambil hikmahnya. Saya lupa pastinya, tapi salah satunya ada yang sama dengan di Alkitab.

Kurang lebih kata-katanya begini. “Jika kita melakukan kebajikan, maka kebaikan yang akan kita dapat. Jika kita melakukan kejahatan, atau perbuatan buruk, maka malapetaka yang akan kita terima.” Ya kurang lebih begitu yang saya jadikan pedoman dalam menjalani hidup.

Kegiatan yang paling sering saya ikuti selama menjadi relawan Tzu Chi adalah misi amal dan misi kesehatan. Beberapa kali kegiatan baksos-baksos kesehatan dan yang lain juga saya ikuti. Tanggapan keluarga juga sangat positif, mereka sangat senang dan mendukung saya di Tzu Chi. Khususnya suami dan anak-anak saya, karena mereka juga merasakan bahwa semenjak menjadi relawan Tzu Chi banyak sekali perubahan yang lebih baik di diri saya.

Tentunya ada hikmahnya karena orang-orang terdekat mendukung saya di Tzu Chi. Keluarga jadi lebih bahagia, anak-anak dan suami juga sangat sayang. Dan yang pasti kami jadi lebih bersyukur untuk apa yang sudah kami dapatkan dan miliki saat ini.

Saya sering memperkenalkan Tzu Chi tiap kali ada momen kumpul dengan teman-teman saya. Baik di lingkungan gereja ataupun di tempat lainnya. Ratarata ya tanggapan mereka positif, salah satunya mereka memahami bahwa Tzu Chi itu lintas agama.

Saya bertekad akan terus bergabung dan menjadi relawan seterusnya, karena hati saya sudah nyaman ada di Tzu Chi. Selanjutnya saya juga akan mengajak relawanrelawan lain khususnya di Tzu Chi Lampung untuk terus bersatu. Karena di Tzu Chi bisa menjadi perpanjangan uluran tangan kita untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

Seperti yang dituturkan kepada Ivon (Tzu Chi Lampung)
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -