Vincent Fransidy: Tzu Ching Jakarta
Tumbuh dan Berkembang Bersama Tzu Chi
“kita bisa liburan atau hangout sekaligus mendapatkan berkah dan beramal juga”
Awalnya ikut di Tzu Chi itu karena mama saya melihat peresmian titik pelestarian lingkungan Tzu Chi di sekitar tempat tinggal saya bersama keluarga. Dari situ, keluarga pun ikut bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Karena saat itu saya masih kecil, saya kerap diajak oleh mama ikut berkegiatan Tzu Chi di komunitas. Lama-lama saya senang membantu dan mulai menggunakan rompi tunas relawan kalau ikut mama berkegiatan di Tzu Chi. Sejak kecil juga saya berikrar untuk berpola hidup vegetaris, jadi Tzu Chi secara tidak langsung juga ikut mengiringi pertumbuhan saya hingga saat ini.
Setelah remaja, saya baru ikut Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) dan tahun 2023 kemarin saya resmi bergabung dan berseragam Tzu Ching. Saya pun langsung senang dengan salah satu kegiatan Tzu Ching yaitu Warung Cinta Kasih. Jadi di situ tentunya mengerjakan kegiatan dengan teman-teman baru seperti mencuci dan memotong sayuran.
Dan yang paling berkesan adalah saat kita membagikan makanan yang kita buat bersama-sama kepada orang-orang yang membutuhkan. Ketika kita melakukan hal itu, saya merasa senang melihat senyuman orang lain yang menerima bantuan. Dan hikmahnya kita menjadi orang yang lebih bersyukur lagi dengan setiap hal yang sudah ada dalam kehidupan sendiri.
Sejak awal ikut sampai menjadi anggota Tzu Ching, perlahan-lahan saya mulai kagum dengan sosok Pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen. Menurut saya, beliau sangat luar biasa dan sosok yang membuat saya respek dan kagum. Master Cheng Yen itu menurut saya dapat membabarkan darma dengan konteks yang mudah kita pahami dan serap.
Tentunya dari Kata-Kata Perenungan Master Cheng Yen kita juga belajar banyak tentang kehidupan. Salah satunya adalah “Orang yang selalu melihat kesalahan orang lain menunjukan pelatihan diri yang tidak mencukupi.” Saya sangat setuju dengan kata perenungan ini karena mungkin saya pribadi atau banyak orang kadang gampang men-judge kesalahan orang lain. Sehingga setiap masalah atau kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, kita menganggapnya sebagai suatu hal yang besar sehingga kita marahmarah. Tetapi sebaliknya, jika kita dapat melihatnya dari sisi yang positif maka banyak hal yang bisa renungkan kembali.
Keluarga juga sangat senang saat saya gabung di Tzu Ching, karena basicly papa dan mama kan relawan Tzu Chi, koko dan cece saya juga awalnya ikut Tzu Ching. Jadi ya kehidupan saya khususnya di rumah dan keluarga ya selalu berjalan beriringan dengan Tzu Chi. Kalau di kampus, saya juga pernah memperkenalkan Tzu Chi serta bercerita kegiatan-kegiatannya. Beberapa dari mereka juga ada yang ikut berkegiatan bersama Tzu Ching.
Sebagai remaja, tentunya saya juga tertarik dengan rutinitas kehidupan remaja pada umumnya. Asalkan bisa membagi waktu, saat nggak ada jadwal kuliah saya juga bisa hangout bersama teman-teman sewajarnya saja. Kalau berkegiatan Tzu Chi saya juga menganggapnya (seperti hangout) hanya di lokasi berbeda, caranya beda, dan kegiatannya berbeda saja. Kalau ada kegiatan Tzu Chi di luar kota, itu bagi saya juga seperti liburan, jadi tidak membosankan. Jadi istilahnya kita bisa liburan atau hangout sekaligus mendapatkan berkah dan beramal juga.
Tentunya kehidupan remaja itu masih cenderung rentan dengan pengaruh-pengaruh negatif dari pergaulan. Untuk mengantisipasi hal itu, saya selalu mencoba menempatkan diri sendiri dengan orangorang yang kegiatannya positif. Jika kita mengetahui ada teman yang melakukan hal tidak baik, saya memilih untuk tidak begitu dekat dengan mereka. Tetapi saya lebih memilih mengisi waktu luang dengan mencari kegiatan lain yang lebih bermanfaat.
Bagi para remaja itu menurut saya cukup penting ikut berkegiatan di Tzu Chi. Karena dapat mengisi waktu luang dengan hal-hal yang lebih produktif dan bermanfaat. Berkegiatan khususnya di Tzu Ching tidak harus dilakukan sendirian, tetapi bisa kita lakukan bersama-sama dengan teman-teman kampus atau teman sekolah. Kedepannya saya berniat akan terus bergabung dan menjadi relawan Tzu Chi. Dan tentunya ingin Tzu Chi dan komunitas-komunitasnya memiliki relawan yang lebih banyak lagi.
Seperti yang dituturkan kepada: Arimami Suryo A