Yanti Chua: Relawan Tzu Chi Pekanbaru
Menggenggam Banyak Berkah di Tzu Chi
“Saya akan terus berjalan. Jadi saya tidak boleh keluar dari jalur ini (Tzu Chi).”
*****
Sebenarnya awal tau Tzu Chi itu dikenalkan pada tahun 2011. Kebetulan suami saya punya teman relawan Tzu Chi, dan dia suka bercerita kegiatan di Tzu Chi salah satunya tentang adanya kelas budi pekerti. Kemudian pas suami pulang kerja cerita ke saya, tapi saat itu ya berlalu saja karena saat itu mikirnya pasti susah masuknya. Beberapa tahun kemudian ternyata kakak sepupu anaknya ada yang ikut kelas budi pekerti dan dia juga menjadi Daai mama (pendamping anak kelas budi pekerti).
Lalu saya bilang, ‘nanti kalau buka pendaftaran lagi, saya mau ya.’ Setelah tahun ajaran baru kemudian anak saya pun ikut kelas budi pekerti di tahun 2013. Dua tahun kemudian saya ditawari untuk menjadi Daai mama. Awalnya merasa takut, karena merasa mendidik anak sendiri saja belum benar. Tapi relawan mengatakan bahwa disini (Tzu Chi) kita semua belajar.
Lalu saya berpikir, oh iya juga, saya disini tujuannya ya belajar mendidik anak saya menjadi anak yang baik. Dari situ saya perlahan-lahan belajar bersabar dan menerima. Harus gan en kepada anak kita, karena adanya dia saya bisa belajar kesabaran. Nah dari Daai mama ini saya mulai tertarik untuk menjadi relawan Tzu Chi.
Setelah ikut menjadi relawan Tzu Chi, saya belajar membuang karakterkarakter diri yang tidak baik, seperti tidak sabaran, pemarah dan perlahanlahan saya mulai mengikuti kegiatan lainnya selain misi pendididkan. Karena Master Cheng Yen berkata jika ada perbuatan baik kenapa harus ditundatunda. Hingga saya dilantik menjadi relawan Komite Tzu Chi tahun 2019 di Hualien, Taiwan dan bertemu langsung dengan Master Cheng Yen.
Bagi saya sosok Master Cheng Yen itu sangat luar biasa. Seorang yang begitu bijaksana, penuh cinta kasih, penuh welas asih. Semangat dan tekadnya pun sangat luar biasa. Walaupun beliau tidak bisa kemana-mana karena kondisi kesehatan, tapi bisa kita lihat Tzu Chi bisa ada dimana-mana. Salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang menjadi pedoman saya itu Adanya sebuah kesungguhan hati, tentu akan menimbulkan sebuah kekuatan.
Waktu itu saya masih bingung, ketika diminta menjadi koordinator misi pendidikan. Karena takut akan bayangan-bayangan tugas kedepannya. Pas membuka buku, saya membaca kata perenungan tersebut. Akhirnya ya saya bertekad dan bersungguh hati. Bahkan saya juga pernah dipercaya menjadi ketua Xie Li, saat ini juga menjadi Koordinator Misi Amal di He Qi Pekanbaru, dan menjadi Ketua Hu Ai Pekanbaru Utara. Jika kita mengemban satu misi, kita pasti banyak belajarnya.
Saya juga tertarik dengan Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Karena dari dulu di misi pendidikan selalu mendengar Ceramah Master Cheng Yen tentang pelestarian lingkungan, tetapi untuk melakukan langsung saya belum bisa. Ya saya perlahan mulai melakukan pelestarian lingkungan sendiri dari rumah salah satunya dengan membuat tas dari plastik bekas kemasan.
Awalnya dari 2018 ketika saya diminta menjadi pendamping Tzu Ching (Muda-mudi Tzu Chi). Waktu itu saya berpikir membuat kegiatan yang bisa dilakukan setiap minggu. Lalu saya mengusulkan untuk membuat tas dari barang daur ulang. Sempat berjalan kegiatannya, tapi harus terhenti karena Covid-19. Tapi saya tetap melakukannya di rumah dan saya kembangkan bukan hanya membuat tas tapi juga barangbarang lainnya seperti tempat tisu atau tempat termos air.
Bahkan saya mengajukan ke He Qi Pekanbaru, saat acara pemberkahan akhir tahun itu untuk suvenirnya kita pakai tas dari plastik bekas. Targetnya ya sekitar 1.000-1.500 tas dari plastik bekas dan sudah banyak relawan yang mau membantu membuat tas ini. Tahun 2023 ini pun sudah terkumpul sekitar 700 buah tas dari plastik bekas. Jadi walaupun kita di rumah, tetap bisa melakukan pelestarian lingkungan juga dengan membuat tas ini. Kalau kita bisa menjadikan sampah plastik ini berguna, kenapa tidak.
Master Cheng Yen sudah membentangkan jalan serta jalur untuk kita berbuat kebajikan, untuk kita berbuat baik bagi orang banyak. Jadi selama saya masih mampu dan bisa menjadi relawan Tzu Chi serta mengikuti langkah Master Cheng Yen maka saya akan terus berjalan. Jadi saya tidak boleh keluar dari jalur ini.
Seperti yang dituturkan kepada Arimami Suryo A