"Belajar Bersyukur"
Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)Memperhatikan para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) merupakan wujud cinta kasih universal yang disebarkan para relawan. |
| ||
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali merasa kekurangan dalam segala hal. Sepertinya kita adalah seorang yang sangat kekurangan. Karena perasaan itu maka kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita dapat dan apa yang kita miliki. Karena pemikiran yang keliru ini maka sering kita merasa sedih dan kecewa. Padahal, di luar sana banyak sekali saudara-saudara kita yang lebih menderita, hidup dalam kemiskinan maupun menderita karena sakit. Menyegarkan Hati dan Pikiran Sekitar jam 9 ketiga regu ini berangkat satu per satu menuju tempat Gan En Hu. Salah satu regu ini meluncur ke daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Sesampainya di sana para relawan berjalan kaki masuk menelusuri lorong-lorong kecil menuju rumah Gan En Hu. Tempat pertama yang dikunjungi adalah rumah Tan Len Nio (52) yang menderita lumpuh sejak kecil. Penderitaannya bertambah ketika sang mama meninggalkannya untuk selama-lamanya (meninggal dunia). Sejak itu Tan Len Nio hidup sebatang kara dan tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan berukuran 2,5 x 5 meter. Untuk beraktivitas seperti mandi dan buang air (kecil dan besar) Tan Len Nio sangat kesulitan. Ketika relawan datang, ia sempat berkata bahwa ia sudah sangat putus asa dan mengatakan dengan polos bahwa ia sangat sedih dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Mendengar itu spontan relawan menenangkan hatinya. Selain mendapatkan perhatian dan kasih sayang, Tan Len Nio juga menerima bantuan biaya hidup dari Tzu Chi. Ketika relawan pamit, terlihat senyum kebahagiaan di bibirnya.
Ket : - Relawan menelusuri lorong-lorong sempit dan lembab untuk menuju rumah para Gan En Hu. (kiri) Perhatian yang Sangat Berarti Setelah kunjungan selesai, kelompok ini kembali ke Jing Si Books and Café Pluit. Tak lama satu per satu kelompok lain pun kembali. Setelah istirahat sejenak maka diadakan sharing tentang tempat yang dikunjungi dan bagaimana perasaan para relawan terhadap kondisi kehidupan para penerima bantuan yang dikunjunginya. Satu per satu kelompok relawan maju ke depan untuk memberikan laporan dan mengungkapkan perasaannya.
Ket : - Rapat setelah selesai kunjungan kasih untuk mendata dan menyusun laporan dari hasil kunjungan kasih tersebut. (kiri). Saat sharing umumnya para relawan memberikan pernyataan yang hampir sama, yaitu bagaimana kehidupan para Gan En Hu itu sangat memprihatinkan. Ini membuat para relawan akhirnya dapat lebih mensyukuri kehidupan mereka, padahal sebelumnya mereka sendiri merasa sangat kekurangan. Mereka bersyukur memiliki badan yang kuat dan sehat dan berbahagia bisa berbuat untuk membahagiakan orang lain. Inilah Tzu Chi, tempat di mana kita berlatih dan belajar. Pada akhirnya bukanlah Yayasan Buddha Tzu Chi yang beruntung, tetapi relawan yang menjalankan dengan tulus dan hati yang murni yang akan memetik hasil dari pencerahan yang didapatkannya. Oleh karena itu, Lim Ye Jiao, relawan Tzu Chi yang sering menangani pasien kasus Tzu Chi mengimbau kepada relawan-relawan lain agar lebih giat dalam melakukan kunjungan kasih dan juga survei kasus. Bagi relawan yang hanya memiliki waktu luang di hari Sabtu atau Minggu, Lim Ye Jiao memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan survei kasus di hari Sabtu dan Minggu, terkecuali untuk pasien yang dalam kondisi urgent. “Marilah bersama-sama kita garap ladang berkah ini. Dengan turun ke lapangan maka kita akan banyak melihat hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita lihat dan bayangkan,” kata LimYe Jiao. | |||
Artikel Terkait
Banjir Jakarta: Nasi Bungkus Untuk Warga Menyer
19 Januari 2014 Tiga puluh relawan Tzu Chi mulai sibuk bekerja di dapur umum Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng sejak pukul 7 pagi. “Ini adalah bantuan makanan matang untuk warga di Tegal Alur, Kalideres, dan Rusun Bumi Cengkareng Indah,” kata Caroline Shijie seorang relawan yang menjadi koordinator.Menjadi Relawan Pemerhati Rumah Sakit yang Handal
16 Agustus 2022Belajar Toleransi Melalui Film Dokumenter DAAI TV
01 Maret 2024DAAI TV dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa bekerjasama dengan Museum Pustaka Peranakan Tionghoa dan BEM STAB Nalanda menggelar nonton bareng dan diskusi film dokumenter Jelajah Budaya Tionghoa Nusantara.