“Benar, Bajik, dan Indah”

Jurnalis : Riani Purnamasari (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto3 in 1 terdiri dari foto, video, dan teks. Di dalam pemberitaannya, Tim 3 in 1 memiliki prinsip dasar, yaitu: Zhen (benar), Shan (bajik), dan Mei (indah) disampaikan dengan bahasa dan tampilan yang indah.

Kita harus berlomba dengan waktu, menggenggam dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Jangan biarkan hari demi hari berlalu sia-sia tanpa menghasilkan sesuatu.

(Master Cheng Yen)

Budaya Humanis merupakan budaya yang diseragamkan dan berfondasi teguh sejak awal terbentuknya Tzu Chi. Master Cheng Yen adalah sosok pemimpin yang telah memikirkan bahwa jejak langkah adalah hal yang sangat penting untuk dicatat. Lalu dekade keempat dalam dunia Tzu Chi, Master Cheng Yen membentuk media Tzu Chi. “Bao Dao” (pemberitaan). Bagi media Tzu Chi, arti “Bao” adalah memberitakan, “Dao” berarti membimbing semua makhluk yang tersesat dan kehilangan arah ke arah yang benar. Maka, 10 tahun yang lalu, tahun 2000, dibentuklah media Tzu Chi bernama 3 in 1.

Benar, Bajik, dan Indah
3 in 1 terdiri dari foto, video, dan teks. Di dalam pemberitaannya, Tim 3in1 memiliki prinsip dasar, yaitu Zhen (benar)‏ sesuai kenyataan yang terjadi, Shan (bajik)‏ mengandung nilai-nilai kebaikan, dan Mei (indah)‏ disampaikan dengan bahasa dan tampilan yang indah. “Setiap misi dalam fondasi Tzu Chi memiliki pilar prinsip “Zhen, Shan, Mei” yang berdampingan dengan “Gan En, Zhun Zhong, Ai” (Bersyukur, Menghargai dan Cinta Kasih).
Jadi, pada dasarnya, semua kegiatan yang dilakukan, juga harus mencerminkan kebenaran, kebajikan dan keindahan.

“Di dalam pemberitaan, tim 3 in 1 haruslah mengangkat suatu hal yang memang benar adanya, memiliki suatu nilai kebajikan untuk diperlihatkan dan indah. Maka, kegiatan Tzu Chi sendiri tidak pernah berupa demonstrasi” ujar Agus Hartono, Wakil Pemimpin Umum Media Cetak Tzu Chi, yang berkesempatan memberi berkah pengetahuan Budaya Humanis Tim 3 in 1 yang bertempat di Jing-Si Books and CaféPluit pada Jumat, 30 Juli 2010 lalu.

 

foto  

Ket : - Agus Hartono, Wakil Pemimpin Umum Media Cetak Tzu Chi memberikan materi tentang Budaya               Humanis Tim 3 in 1 pada Jumat, 30 Juli 2010 di Jing-Si Books & Café Pluit, Jakarta Utara.

“Foto dan video tanpa teks akan membuat pengertian yang salah. Maka, untuk pemberitaan, diperlukanlah teks untuk menjelaskan dan bercerita tentang momen yang diambil,” lanjut Agus. Banyak contoh foto-foto yang ditampilkan dan sangat menggugah hati untuk menebak momen apa saja yang terjadi di dalam foto-foto tersebut.

Foto-foto dan Kisah yang Menginspirasi
Pertama-tama, ditunjukkan sebuah foto tentang seorang anak kecil Sudan yang kelaparan dengan latar belakangan burung pemakan bangkai di belakangnya. Foto ini diambil oleh seorang pemenang penghargaan Pulitzer, Kevin Carter, yang sempat beredar rumor bunuh diri setelah pengambilan foto ini karena depresi dan penyesalan tak menolong anak tersebut, namun setelah diselidiki, ternyata banyak faktor lain yang tidak berhubungan dengan foto yang diambilnya saat itu.

Kedua, Arthur Sasse mengambil foto dimana Einstein, seorang jenius di masa itu, berpose dengan menjulurkan lidahnya ke arah kamera. Tanpa keterangan foto, semua orang langsung menganggap Einstein sebagai jenius yang tidak waras, yang ternyata pada saat pengambilan foto itu, Einstein sedang berulang tahun ke-72, dan wartawan sedang memotret momen tersebut. Dengan ekspresi yang tidak biasanya, Einstein menjulurkan lidahnya sebagai tanda bercanda ke Arthur Sasse.

foto  

Ket : - Peserta Kelas 3 in 1 yang merupakan penggabungan dari 4 He Qi malam itu tetap antusias mengikuti             pelatihan yang dilakukan guna menyamakan jalan dalam mencatat jejak langkah Master Cheng Yen.

Ketiga, Ian Wetherell mengambil foto seekor binatang menyeramkan di Danau Lochness. Di dalam penyeledikan keotentikkan foto tersebut, ditemukan bahwa foto itu merupakan foto palsu yang mendapat pembelaan dari seorang dokter bedah bernama Robert Kenneth Wilson yang menguatkan cerita tersebut.

Dengan interpretasi, setiap foto dan video akan lebih jelas dan benar dengan adanya teks, maka dikaitkan dengan hasil  tebakan foto-foto sebelumnya, Agus Hartono juga mengajak para fotografer untuk menulis berita dari foto yang dihasilkan. Pesan cinta kasih malam itu yaitu, “Kita semua seperti ikan di dalam tangki air berlubang; waktu dan ketika semuanya habis seluruh bentuk fisik kita adalah air yang terus mengucur keluar, akan mati”.  Mari tingkatkan prinsip 真  Zhen (benar)‏, å–„  Shan (bajik),‏ 美  Mei (indah) di dalam setiap liputan 3 in 1 yang dilakukan, karena berkat 3 prinsip inilah, tim 3 in 1 dapat mencatat jejak langkah Master Cheng Yen dengan keseragaman dan berpilar bersama dengan sikap bersyukur dan menghargai untuk terus menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia.

  
 
 

Artikel Terkait

Baksos Tzu Chi ke-141: Skill yang Mumpuni Dibarengi dengan Keramahan

Baksos Tzu Chi ke-141: Skill yang Mumpuni Dibarengi dengan Keramahan

30 Oktober 2023

Sepekan berlalu namun Baksos Tzu Chi ke-141 di RS Pelamonia Makassar masih meninggalkan kesan mendalam bagi para pasien, bagi para relawan Tzu Chi, juga tim medis Tzu Chi. Umumnya masyarakat ingin agar Tzu Chi Makassar bisa menggelar bakti sosial kesehatan seperti ini lagi.

Memberi Perhatian dan Peduli Kesehatan Oma Opa

Memberi Perhatian dan Peduli Kesehatan Oma Opa

07 Juli 2014
Sebagai wujud bakti kepada orang tua, He Qi Pusat mengdakan baksos kesehatan gratis yang dilakukan secara rutin bagi para warga lanjut usia di wilayah Pademangan, Jakarta Utara.
Berkah Imlek untuk Keluarga Cun Nyoh

Berkah Imlek untuk Keluarga Cun Nyoh

08 Februari 2021
Relawan Tzu Chi Tangerang memberikan bantuan bedah rumah kepada Cun Nyoh. Ia merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi di wilayah Kampung Simpak, Desa Jagabaya Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor. Setelah pembangunan sejak bulan Desember 2020, kini rumah Cun Nyoh yang awalnya kondisinya memperihatinkan sudah berubah menjadi rumah yang bersih dan layak huni.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -