"Cinta Kasih Untuk Ketapang"
Jurnalis : Antoni Adikrisna (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas) , Fotografer : Yudha Arya Putra, Antoni Adikrisna (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)Pada 24 dan 25 Oktober 2015, relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas komunitas Ketapang 1 melakukan Bakti Sosial (baksos) Pengobatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan Umum di Ketapang, Kalimantan Barat
Kesehatan adalah harta terpenting dari kehidupan setiap manusia. Dengan tubuh yang sehat, manusia dapat melakukan segala aktifitas kesehariannya. Akan tetapi bagi sebagian orang terutama yang tinggal jauh dari perkotaan, untuk mendapatkan jaminan kesehatan yang baik terkendala oleh jarak dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.
Seperti warga di beberapa desa sekitar komunitas (Xie Li) Ketapang 1, Kalimantan Barat yang memerlukan bantuan kesehatan. Untuk membantu masyarakat kurang mampu mendapatkan bantuan pengobatan, pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2015, relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas komunitas Ketapang 1 melakukan Bakti Sosial (baksos) Pengobatan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan Umum berkeliling ke-5 desa di sekitar Kalimantan Barat khususnya Ketapang, yaitu Desa Tajok Kayong, Desa Lembah Hijau, Desa Siantau Raya, Desa Sembelangaan, dan Desa Kelik Tua dengan jumlah pasien 917 orang. Di samping mengadakan Bakti Sosial Umum Keliling, para relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas juga membagikan 5.240 masker untuk para penduduk desa setempat, hal ini dilakukan untuk mencegah penyakit yang timbul akibat kabut asap yang melanda Kalimantan Barat.
Pada saat bakti sosial diadakan di Desa Lembah Hijau, terlihat seorang kakek berbadan bungkuk berjalan menghampiri salah satu relawan. Kakek yang bernama Kasmin tersebut menanyakan bagaimana cara mendaftar sebagai pasien, dengan segera para relawan yang berada di bagian pendaftaran mendata kakek Kasmin dan membantunya berjalan ke ruang tunggu guna mengantri hingga dipanggil untuk diobati oleh tim medis. Selama menunggu kakek Kasmin bercerita bahwa dirinya datang sendiri dengan menempuh jarak 2 KM untuk bisa sampai di Desa Lembah Hijau. Kakek tersebut hidup seorang diri, istrinya sudah meninggal pada tahun 2011 lalu, sedangkan anak laki-lakinya yang merantau jarang pulang untuk memperhatikan keadaannya. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari kakek Kasmin bergantung pada tetangganya. Selain itu dirinya mempunyai ladang yang ditanami sayuran di halaman belakang rumahnya. Hasil panennya banyak dibeli oleh warga sekitar, tidak jarang warga memberinya uang lebih karena merasa iba. Tidak lama setelah bercerita, dirinya dipanggil oleh tim medis guna pemeriksaan dengan didampingi oleh salah seorang relawan.
Sebanyak 917 pasien dari 5 desa di Ketapang berhasil ditangani pada kegiatan tersebut
Pak Kasmin (tidak mengenakan baju) datang seorang diri untuk memeriksakan kesehatannya
Satu Tekad yaitu Cinta Kasih
Pasien yang akan melakukan pengobatan dalam Baksos Umum ini dijemput oleh para relawan menggunakan bus sekolah PT. Agrolestari Mandiri yang disediakan oleh pihak kebun. Umumnya mereka yang dijemput adalah warga yang tidak memiliki sarana transportasi untuk datang ke lokasi baksos. Saat berjalannya baksos di Desa Sembelangaan, terdapat seorang pasien yang meminta dokter untuk datang ke rumahnya karena tidak mampu berjalan dan tidak dapat tdang ke baksos tersebut. Kemudian salah satu dokter dari TIMA berangkat menuju rumah pasien tersebut menggunakan motor dari salah seorang relawan.
Kondisi perjalanan dan kabut asap yang pekat tidak menjadi hambatan bagi para relawan untuk terus bergerak menuju desa-desa yang membutuhkan bantuan kesehatan. Tidak jarang mobil yang membawa relawan harus berhenti sejenak karena pekatnya asap dan debu dari kondisi jalan yang kurang baik. “Kita pelan-pelan saja pak, agar selamat sampai tempat tujuan dan para pasien dapat dilayani,” ujar Bapak Solihin salah satu supir yang membawa tim relawan menuju tempat baksos. Tidak selamanya juga perjalanan tim relawan berjalan lancar tanpa hambatan, saat akan menuju Desa Siantau Raya para relawan berjalan menyeberangi sungai karena mobil yang mereka tumpangi tidak bisa melewati jembatan yang berukuran kecil. Dengan membawa perlengkapan medis seperti obat-obatan, para relawan tidak pernah terlihat lelah untuk terus menebarkan bulir-bulir cinta kasih Tzu Chi sampai ke pelosok desa sekalipun.
Relawan Medis Tzu Chi juga menyusuri sungai untuk masuk ke desa guna mengobati pasien yang mengalami disabilitas.
Dibalik rangkaian acara Bakti Sosial Pengobatan ISPA dan Umum keliling tersebut, Herman yang merupakan ketua komunitas begitu aktif membantu para pasien yang datang untuk berobat, dirinya menuntun pasien hingga masuk ke ruang pemeriksaan hingga memakaikan masker untuk para pasien yang datang. Menurut Sx Herman, “Kami seluruh relawan dari Xie Li Ketapang 1, mengerahkan seluruh tekad cinta kasih Tzu Chi dan melakukan kegiatan ini secara bergotong royong agar semua pasien yang datang berobat dapat kami layani dengan baik”.
Sungai yang kering membuat perjalanan tidak mudah, namun dengan kekuatan cinta kasih, semua itu seakan berubah menjadi kebahagiaan, tatkala para relawan melihat senyuman penuh harapan akan kesembuhan pada wajah para penerima bantuan. Bagi insan Tzu Chi, tugas kemanusian adalah panggilan jiwa yang harus dijalani dengan ikhlas, penuh tanggung jawab, dan rasa kasih sayang, karena dengan ketiga hal tersebut dunia ini dapat terbebas dari bencana.