“Zero Waste dan Halamanku Bersihkuâ€
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha * Sebagai salah satu bentuk kepedulian sekolah terhadap isu global warming dan pelestarian lingkungan, Jumat, 6 Maret 2009, SMP Citra Kasih dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan sosialisasi daur ulang kepada para guru dan murid di sekolah tersebut. | Menjaga kebersihan bukan hanya tanggung jawab seseorang (petugas kebersihan -red), namun hal tersebut adalah PR yang besar bagi kita semua. Untuk mengingatkan para murid Sekolah SMP Citra Kasih akan pentingnya kebersamaan dalam menjaga lingkungan, Jumat, 6 Maret 2009, pihak sekolah Citra Kasih bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan sosialisasi daur ulang. |
Kegiatan yang dibagi dalam dua sesi ini diikuti oleh lebih kurang 210 siswa, dan 10 guru. “Sosialisasi ini kami adakan dengan harapan agar anak-anak bisa lebih concern dan aware terhadap lingkungan mereka. Kalau sekarang saja mereka sudah tidak peduli, bagaimana nasib bumi ini nantinya?” ucap Lenny, salah satu guru Sekolah SMP Citra Kasih. Tidak hanya sekadar sosialisasi, Lenny menuturkan bahwa pihak sekolah akan menerapkan program zero waste (tidak ada sampah) dan halamanku bersihku. Program ”Zero Waste” adalah penerapan waste management (pengelolaan sampah) dengan cara memisahkan sampah ke dalam lima bagian. Sedangkan program ”Halamanku Bersihku” adalah sebuah kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh siswa-siswi SMP Citra Kasih kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. “Kami melihat, kepedulian anak-anak terhadap kebersihan sangatlah kurang, mereka seolah menganggap hal tersebut adalah kewajiban para petugas kebersihan. Oleh sebab itu, kami berharap sosialisasi ini dapat menumbuhkan habbit positif kepada anak-anak,” jelas Lenny, yang yakin apabila sikap kepedulian pada lingkungan terbentuk dalam diri anak-anak, maka secara otomotis hal ini pun akan ditularkan kepada orangtua mereka di rumah. Ket : - Tidak hanya murid, para guru SMP Citra Kasih pun terlihat sangat antusias mengikuti setiap sesi sosialisasi Selama sosialisasi daur ulang berlangsung, anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti sesi demi sesi. Banyak hal baru yang mengejutkan mereka. “Saya tidak menyangka hutan seluas 300 kali lapangan sepak bola ditebang hanya untuk memenuhi kebutuhan kertas,” ucap Janice H, salah satu murid kelas 8 C. Bagi Janice, banyak hal yang ia peroleh melalui kegiatan ini. Mulai dari cara mengurangi sampah, kegiatan daur ulang, hingga informasi mengenai produk yang tidak ramah lingkungan dan berbahaya untuk kesehatan. “Setelah mendengarkan penjelasan dari Tzu Chi, saya semakin bersemangat untuk segera menjalankan sosialisasi ”Zero Waste dan Halamanku Bersihku”. Untuk langkah awal, kami akan mengajak teman-teman untuk membawa dan menggunakan alat makan pribadi,” tambah Janice, yang juga merupakan salah satu panitia Zero Waste dan Halamanku Bersihku. Sebelum mengakhiri kegiatan sosialisasi, Colin, salah satu guru Sekolah SMP Citra Kasih, mengumumkan bahwa mulai hari selasa, 10 Maret 2009, program ”Zero Waste dan Halamanku Bersihku” resmi dimulai. Beliau juga mengimbau kepada anak-anak untuk tidak lagi menggunakan sumpit dan Styrofoam, serta mulai membawa dan menggunakan alat makan pribadi. Ket : - Kerja sama antara pihak Sekolah Citra Kasih dan Tzu Chi tidak hanya sebatas sosialisasi, namun akan “Program ini tidak hanya untuk hari ini, bulan ini, atau tahun ini, tapi ini berlangsung untuk seterusnya, demi masa depan kita. Mari kita save our world,” ucap Colin bersemangat. Tidak hanya kegiatan sosialisai daur ulang, pihak SMP Citra Kasih juga mengaku sangat tertarik untuk mempelajari bahasa isyarat tangan Tzu Chi. “Mereka ingin sekali melakukan kunjungan ke posko daur ulang kita di Cengkareng, saya yakin kerja sama ini tidak akan berhenti hingga di sini. Tidak hanya daur ulang, mungkin juga hingga kegiatan belajar isyarat tangan,” jelas Suriadi, salah satu relawan Tzu Chi yang memberikan materi sosialisasi. | |
Artikel Terkait
Bazaar Vegetarian di Bulan Waisak
30 Mei 2024Tzu Chi Makassar mengadakan Bazaar Vegetarian. Banyak stan makanan khas Makassar seperti Coto Makassar, Jalangkote, dan Baruasa. Terbukti bahwa masakan vegetarian bisa dikombinasikan menjadi berbagai menu masakan yang menggugah selera.