“Harapan Seorang Ayah untuk Buah Hatinya”

Jurnalis : Diah Anggraini (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Alamin, Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)

foto
Seorang relawan bermain dengan Adil Farhan saat melakukan kunjungan kasih.

Sinar mentari pagi sayup- sayup hangat memasuki jendela salah satu rumah sederhana di suatu pelosok kota Sarolangun, Jambi. Rumah sederhana beratapkan kayu  beralaskan tikar tersebut dimiliki keluarga kecil yang tengah berbahagia.

Kebahagiaan itu terpancar dari raut wajah seorang ibu dan pancaran mata penuh syukur seorang ayah yang tengah menemani putra nya bermain sepeda di pekarangan rumah mereka. Sungguh suatu impiaan semua orang tua mempunyai putra sehat dan pintar seperti Farhan. Farhan adalah anak laki-laki dari pasangan bapak Nanang Rohmanto dan Ibu Linawati yang berusia 2 tahun 7 bulan tepat pada hari ini.

Momen indah ini seperti keajaiban bila dibandingkan dengan 2 tahun lalu, masih teringat  jelas di benak Nanang Rohmanto bahwa setiap degupan jantungnya yang kian keras harus berpacu dengan nasib anak semata wayangnya yang menderita hernia semenjak umur 2 bulan. “Benjolan dibawah perut itu kian membesar dan jelas diperut Farhan” ujar Nanang Rohmanto. Di mulai dari pijatan mantri setempat sampai pengobatan medis diberikan kepada Farhan, tetapi hernia yang diderita nya tak kunjung sembuh. Bahkan karena hernia yang diderita Farhan membuat tubuhnya mudah terserang penyakit lainnya dan seringkali Farhan hanya tergolek lemah di tempat tidur. Sampai dokter menyarankan agar Farhan menjalankan operasi. Kata operasi seakan cambuk bagi Nanang dan istrinya, Nanang yang hanya bekerja sebagai pemanen di perkebunan sawit. Untuk menyambung kehidupan setiap harinya saja sudah cukup sulit, ditambah lagi kenyataan pahit mengenai Farhan yang setiap minggunya harus berobat dan berujung pada tindakan operasi.

foto   foto

Keterangan :

  • Keluarga Adil Farhan saat menerima relawan Tzu Chi di rumahnya (kiri).
  • Rintihan Farhan kala itu merupakan semangat bagi Nanang dan istrinya untuk terus berdoa dan terus bekerja demi anak semata wayang mereka (kanan).

Rintihan Farhan kala itu merupakan semangat bagi Nanang dan istrinya untuk terus berdoa dan terus bekerja demi anak semata wayang mereka. Sampai saatnya jalinan jodoh Tzu Chi Sinar Mas terjalin melalui Ibu Tarmi yang merupakan mandor perkebunan Sinar Mas. Ibu Tarmi membawa informasi mengenai pengobatan gratis yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas. Dengan kepercayaan bahwa anak mereka dapat sembuh maka Farhan diajukan menjadi pasien Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas. Operasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan kini Farhan sudah dapat aktif bermain seperti anak seumuran lainnya.

“Anak ini satu-satu nya bintang hati saya, semoga Farhan menjadi anak yang soleh dan pintar bisa sekolah jadi dokter biar bisa nolong orang,”ucap Nanang kepada relawan Tzu Chi yang datang untuk kunjungan kasih. Begitu besar harapan seorang ayah kepada anaknya agar dapat bermanfaat kepada orang lain. Sungguh besar rasa syukur yang dipanjatkan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas atas berkah yang dapat diberikan kepada Farhan sehingga ia dapat sehat dan ceria kembali. Ladang berkah ini akan selalu hadir untuk digali oleh para relawan agar dapat menolong sesama umat manusia.


Artikel Terkait

Menebar Kebahagiaan Bagi Anak-Anak

Menebar Kebahagiaan Bagi Anak-Anak

31 Oktober 2016

Sabtu, 2 Oktober 2016, muda mudi UKM Tzu Ching Universitas Buddhi Dharma berkumpul untuk melakukan kegiatan kunjungan kasih ke Yayasan Bhakti Luhur Pamulang, Tangerang Selatan.

Suara Kasih: Membedakan yang Benar dan Salah

Suara Kasih: Membedakan yang Benar dan Salah

20 Agustus 2011 Semua makhluk hidup di dunia ini memiliki karma kolektif. Semua makhluk hidup yang dimaksud oleh Buddha adalah makhluk yang memiliki kesadaran dan benih Kebuddhaan.
Tanam Padi untuk Kemandirian

Tanam Padi untuk Kemandirian

15 April 2010
Bagi Veronika Berna Dian Ekayani, reporter program Mata Hati DAAI TV Jakarta, menanam padi di sawah adalah pengalamannya yang pertama. “Teori juga tidak tahu, bener-bener takjub dan kaget ya,” katanya.
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -