“Indahnya Berbagi dalam Kemilau Sinar Dharmaâ€
Jurnalis : Hanssen Hioe (He Qi Pusat), Fotografer : Budi Suparwongso (He Qi Pusat), Hanssens Hioe (He Qi Pusat)
|
| ||
Pagi hari itu Sabtu, 18 Mei 2013. Kondisi cuaca cukup cerah pagi itu, hangat mentarinya menembus kaca mobil seolah sedang menyapa saya dengan kehangatannya menemani perjalanan saya menuju ke Sekolah Sinar Dharma JL.K.H.Moh Mansyur No.29 Jembatan Lima – Jakarta Barat. Untuk kesekian kalinya Yayasan Buddha Tzu Chi bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) kembali mengadakan aksi kemanusiaan donor darah bertempat di sekolah Sinar Dharma. Sekolah Sinar Dharma sendiri adalah suatu lembaga pendidikan yang mengedepankan mutu ilmu pengetahuan yang luas juga budi pekerti yang Luhur, serta kepedulian terhadap sosial lingkungannya memiliki visi yang sejalan dengan Yayasan Buddha Tzu Chi sehingga kerap kali diadakan kerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Pagi pukul 08:00 terlihat para relawan Tzu Chi sudah bersiap sedia untuk menyambut kedatangan para pendonor, di dalam sekolah terlihat banyak sekali siswa-siswi sekolah Sinar Dharma yang berlalu-lalang. Ternyata, bertepatan di hari yang sama pihak sekolah juga mengadakan beberapa kegiatan dalam rangka memperingati datangnya hari Waisak. Pada paginya pihak sekolah telah mengadakan acara Pindapata (persembahan umat kepada bhikku) kemudian dilanjutkan dengan kebaktian bersama yang berlangsung dengan khidmat di dalam Cetiya (vihara kecil) sekolah yang terletak di Lt.3 bangunan sekolah tersebut.
Keterangan :
Sebanyak 30 insan Tzu Chi dan 7 personil dari tim medis PMI turut serta dalam kegiatan donor darah kali ini. Kegiatan donor darah kali ini terlihat berbeda, meja-meja bertaplak kain berwarna biru dihiasi dengan rangkaian warna warni bunga dan makanan kecil tersusun rapi di sudut sekolah tersebut. Tampak pula sebuah meja panjang yang diatasnya tersusun berbagai jenis produk Jing Si seperti buku-buku karangan Master Cheng Yen, makanan, dll. Tujuannya adalah selain untuk memperkenalkan produk Jing Si itu sendiri tetapi, lebih dari pada itu memanfaatkan kesempatan kali ini insan Tzu Chi juga mengajak untuk memulai pola hidup sehat dengan bervegetarian dan melakukan pelestarian lingkungan. Karena, produk Jing Si selain sehat dan tanpa bahan pengawet makanan juga merupakan produk yang ramah lingkungan. Di setiap bagian kiri dan kanan dari lt.2 bangunan sekolah itu terdapat banyak sekali ruangan kelas. Selain untuk melakukan aktivitas belajar murid, hari ini kami juga memanfaatkan ruang tersebut menjadi ruang donor dan ruang tunggu pendonor. Seolah tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, insan Tzu Chi pun sekaligus memanfaatkan ruangan tersebut sebagai sarana untuk memberikan sosialisasi tentang Tzu Chi yang disampaikan oleh Metasari shijie dengan penuh semangat. Selain itu, untuk menghibur para pendonor yang sedang menunggu giliran insan Tzu Chi kembali memperkenalkan salah satu budaya humanis Tzu Chi yaitu peragaan bahasa isyarat tangan (shou yu) yang berjudul Xing Fu De Lian (wajah yang tersenyum) dan Ren Jien You Ai (di dunia ini ada cinta kasih) kepada para pendonor yang hadir saat itu. Pada kesempatan kali ini insan Tzu Chi juga berupaya untuk menggalang bodhisatva baru agar mereka bisa terjun langsung menjadi relawan dan menambah daftar panjang barisan relawan Tzu Chi, untuk mengakarkan semangat cinta kasih universal Tzu Chi ke dalam masyarakat luas.
Keterangan :
Waktu terus berjalan, hari pun berganti menjadi siang. Sebuah renungan menyebutkan “Setiap hal ada orang yang mengerjakan, dan setiap orang mengerjakan satu hal.” Kegiatan hari ini berlangsung dengan baik berkat kerjasama yang harmonis dari banyak pihak. Tercatat sebanyak 73 kantong darah yang didapat dari pendonor yang berhasil mendonorkan darahnya dari 96 pendonor yang mendaftarkan diri hari ini. Donor darah kali ini, saya merasa tersentuh melihat diantara para pendonor yang mendaftarkan diri terdapat sesosok yang penuh welas asih dengan jubah kuning yang khas. Pemandangan yang sangat tidak biasa ialah Bhante Sanca Dirro dari vihara Dharma Ratna Tangerang, beliau berjalan dengan tenang menuju ke meja pendaftaran, bahkan ikut menunggu gilirannya dengan sabar. Saya sangat kagum melihatnya. Meskipun sudah berusia lanjut masih mau dengan hati welas asih dan penuh suka cita mendonorkan darahnya untuk membantu sesama. Semangat yang patut untuk dicontoh ia tidak hanya memberikan pengajaran kebajikan serta cinta kasih pada umatnya ia pun melakukan tindakan nyata untuk membantu sesama. Master Cheng Yen pernah berkata “Perbuatan baik harus diwujudkan dalam tindakan nyata, kebijaksanaan yang tumbuh dari perbuatan baik ini baru benar-benar bermanfaat dalam kehidupan.” Setelah meliput foto beberapa saat di area depan pameran produk Jing Si, Saya penasaran karena banyak orang-orang bergegas naik ke lantai atas, saya kemudian mengikuti mereka dan semakin takjub ternyata Bhante Sanca Dirro yang baru saja mendonorkan darahnya tersebut sedang duduk di depan panggung memimpin kebaktian, hal ini menggugah hati saya dan dengan ajakan dari Metasari shijie untuk ikut berdonor saya memutuskan untuk ikut mendonorkan darah saya meskipun hal ini merupakan yang pertama kalinya saya mendonorkan darah, awalnya memang agak takut tapi hati ini dikuatkan setelah melihat Bhante Sanca Dirro mendonorkan darah. | |||
Artikel Terkait
Perayaan Penuh Makna
29 Mei 2013 Melalui Hari Waisak, kita membalas budi luhur Buddha. Melalui Hari Ibu, kita membalas budi luhur orang tua, dan melalui Hari Tzu Chi, kita membalas budi luhur semua makhluk.Cermin Cinta Kasih Universal
27 April 2018Mencintai Fotografi, Konsisten Merekam Jejak Tzu Chi
06 September 2017Berawal dari sebuah kamera saku pemberian sang ibu, Beverly Clara, remaja berusia 15 tahun ini mulai terjun dalam dunia fotografi. Kini fotografi menjadi bagian besar dalam hidupnya, terutama sebagai Relawan Zhen Shan Mei di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Riau.