“Indahnya Kebersamaan Membantu Sesama”

Jurnalis : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoBaksos pengobatan kerjasama Tzu Chi Bandung dengan Kopassus ini berhasil melayani 882 pasien, yang terdiri dari 655 pasien umum, 151 pasien anak, dan 76 pasien gigi.

Baksos pengobatan umum dan gigi yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Bandung pada tanggal 11 April 2010 di SDN. Cibeber Kp. Cibeber, Desa Mekarwangi, Kec. Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat memberikan kesan tersendiri bagi para relawan Tzu Chi, terutama kepada relawan yang belum pernah menginjakkan kaki di tempat tersebut.

Untuk mencapai Desa Mekarwangi, relawan Tzu Chi disuguhi pemandangan menarik dengan panorama alam yang dikelilingi oleh barisan pegunungan. Namun sebagai konsekuensinya, jalan yang harus dilalui cukup terjal dan berbatu. Belum lagi ketika mobil rombongan relawan semakin melaju ke dekat desa, alat komunikasi secara tiba-tiba terputus karena tidak terdapat akses jaringan telepon. Namun pengorbanan tersebut, terbayar ketika relawan tiba di areal baksos yang disambut dengan sukacita oleh para warga Desa Mekarwangi. Terlebih, diketahui bahwa desa terpencil ini sangat minim tenaga kesehatannya.

Sarana dan Tenaga Kesehatan Tidak Memadai
Harun Lam, koordinator bakti sosial pengobatan menjelaskan, kondisi masyarakat di desa yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan buruh tani ini memang dapat dikatakan tidak sejahtera. Selain itu, desa ini juga tidak memiliki dokter, yang ada adalah mantri dan bidan. Jika hendak ke luar desa, penduduk harus membayar jasa ojek sebesar Rp. 25.000. Atas dasar pertimbangan tersebut, dalam rangka menyambut HUT Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang ke-58, Tzu Chi Bandung bekerjasama dengan Kopassus merasa terpanggil untuk mengurangi beban masyarakat Desa Mekarwangi, dengan memberikan pemeriksaan kesehatan gratis.

Rasyid, warga Muara, Margamulya, datang berobat bersama anak, cucu, dan para tetangganya. Di bandingkan warga lain yang datang berobat, boleh dibilang kemampuan bahasa Indonesianya sangatlah bagus. Banyak warga, bahkan yang usianya masih produktif, ternyata tidak menguasai bahasa persatuan dan lebih dominan menggunakan bahasa daerah setempat.

foto  foto

Ket : - Baksos yang diberikan kepada warga Desa Mekarwangi yang sebagian besar berprofesi sebagai             buruh tani, sangat dirasakan manfaatnya, apalagi didaerah ini sangat minim tenaga medis. (kiri)
          - Letkol Ckm Dr Agus Yogaswara, Kepala Kesehatan Kopassus sangat antusias dengan bakti sosial ini.             Karena merupakan suatu gambaran dari kebersamaan yang nyata tanpa membeda-bedakan suku,             ras, agama, dan latar belakang dalam memberikan bantuan. (kanan)

Kakek berusia 63 tahun ini mengeluhkan sakit kepalanya sejak empat hari yang lalu. Ia pun telah lama mengidap nyeri lambung. Rasyid mengaku, biasanya jika sakit selalu berobat ke mantri, kalau belum sembuh juga, baru berobat ke bidan. Karena sarana kesehatan di desanya kurang memadai, maka Rasyid sangat bersyukur takkala ia diberitahu oleh Ketua Rt dan Rw di desanya bahwa ia terdaftar sebagai pasien baksos pengobatan Tzu Chi. ”Saya sebagai pasien mengucapkan beribu-ribu terimakasih. Pasien lain juga sama, semua bilang terimakasih karena telah mendapatkan pengobatan gratis,” ucap Rasyid.

Kebersamaan yang Nyata
Letkol Ckm Dr Agus Yogaswara, Kepala Kesehatan Kopassus berkomentar, acara bakti sosial ini sangat bagus dan merupakan suatu gambaran dari kebersamaan yang nyata diantara kita tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan latar belakang. Dokter Agus yang juga menangani kegiatan bakti sosial di Kopassus ini menambahkan,  ini bukanlah kali pertama dirinya bekerjasama dengan Tzu Chi. Sekitar tahun 2006, Tzu Chi dan Kopassus  sebenarnya pernah mengadakan baksos pengobatan serupa di lokasi yang sama.

foto  foto

Ket : - Tenaga medis melakukan yang terbaik dalam mengobati pasien, maka pasien pun tenang selama             menjalani pemeriksaan. (kiri).
         - Selain mengadakan baksos pengobatan, dilokasi yang sama Tzu Chi pun memberikan cinta kasihnya             kepada warga Desa Mekarwangi dengan membagikan sembako berupa beras dan minyak goreng             kepada 724 keluarga yang membutuhkan. (kanan)

Selain memberikan pelayanan pengobatan umum kepada 655 pasien dewasa dan 151 pasien anak, serta pelayanan pengobatan gigi kepada 76 warga dengan melibatkan 22 dokter dari Tzu Chi dan Kopassus, dan sekitar 111 relawan Tzu Chi, bertempat di Kantor Kepala Desa Mekarwangi yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi baksos pengobatan, diadakan pula pembagian sembako yang terdiri dari 4 Kg beras dan ½ liter minyak goreng bagi 724 KK.

Umumnya, mereka yang menerima sembako, merupakan warga yang berprofesi sebagai buruh tani  yang keadaan ekonominya tidak sejahtera yang memang membutuhkan sembako untuk dapat bertahan hidup. Bantuan akan habis pada waktunya, tetapi cinta kasih yang diberikan Tzu Chi akan selalu teringat sepanjang masa oleh para penerima bantuan.

  
 
 

Artikel Terkait

Cinta Kasih Bersemi

Cinta Kasih Bersemi

10 Juli 2013 Sungguh sebuah kehidupan sederhana yang penuh berkah dan rasa syukur. Cinta kasih dari keluarga Gan En Hu ini dapat terjalin baik karena adanya ketulusan dari relawan yang terus membimbing memberi perhatian layaknya keluarga sendiri.
Kiai Said Ungkap Kekagumannya kepada DAAI TV di Taiwan

Kiai Said Ungkap Kekagumannya kepada DAAI TV di Taiwan

18 April 2018
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam kunjunganya ke Kantor DAAI TV di Taiwan, Selasa (17/4) mengungkapkan kekagumanya akan capaian Tzu Chi dalam berbagai bidang. Termasuk di bidang kesehatan, pendidikan dan juga media dengan tumbuh berkembangnya DAAI TV dalam skala international.
Menembus Tapal Batas Lautan Biak

Menembus Tapal Batas Lautan Biak

01 Agustus 2018
Dengan tekad berbagi cinta kasih dengan tulus, relawan Tzu Chi Biak menempuh perjalanan darat dan laut sejauh lebih dari 120 kilometer untuk mengadakan Bakti Sosial Pengobatan Umum dan Gigi di Kampung Sowek di Distrik Kepulauan Aruri, Kabupaten Supiori.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -