"Ini Sekolah Kami Juga"

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Murid-murid SDN Mesjid Priyayi tidak hanya berpangku tangan melihat sekolahnya akan dibangun. Dengan segenap tenaga, mereka ikut membantu relawan Tzu Chi dan anggota TNI mengumpulkan sisa-sisa puing dan material lain yang masih bisa digunakan.

Tanpa memedulikan debu dan kotoran yang masih beterbangan, beberapa anak berseragam Pramuka berbaur bersama para anggota TNI, relawan Tzu Chi, masyarakat, dan para guru memunguti sisa-sisa puing gedung sekolah mereka, SDN Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Sukandar, salah seorang siswa kelas 4, dengan sigap membersihkan batu bata dari sisa-sisa semen yang menempel dan mengumpulkannya bersama bahan-bahan material lain yang masih bisa digunakan. Setelah bersih, batu bata itu kemudian ia operkan kepada anggota TNI ataupun relawan Tzu Chi yang kemudian menyusunnya hingga membentuk susunan yang rapi.

”Ini sekolah kami juga,” jawab Sukandar tentang alasannya mau bergotong-royong membersihkan puing-puing dan kayu yang masih bisa dipakai. Sukandar yang selama hampir 4 bulan lebih belajar di tenda darurat ini berharap agar gedung sekolah barunya dapat segera terwujud. ”Nggak enak belajar di tenda, panas dan kalau hujan kecipratan air,” terang Sukandar.

Rekannya yang bertubuh lebih kecil, Faturahman pun tak kalah gesitnya. Setiap batu bata yang masih utuh maupun tinggal separuhnya dengan cekatan ia bersihkan. ”Saya ingin sekolah saya nanti jadi bagus, kalau bagus kan belajarnya juga semangat,” kata Rahman. Tidak hanya mengumpulkan puing-puing bangunan sekolah, murid-murid SDN Mesjid Priyayi juga ikut membersihkan sampah-sampah yang berceceran di lingkungan sekolah mereka. Singkat kata, hampir semua yang hadir—relawan Tzu Chi, TNI, dan masyarakat—bahu-membahu mewujudkan mimpi tunas-tunas bangsa untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu.

foto   foto

Ket : - Dengan menggunakan peralatan sederhana, Sukandar (berbaju Pramuka), siswa kelas IV SDN Mesjid
           Priyayi ini membantu mengumpulkan puing-puing yang masih bisa dipakai untuk pembangunan sekolahnya.
           (kiri)
         - Seusai merobohkan, para prajurit TNI, relawan Tzu Chi, dan anggota masyarakat lainnya membersihkan dan
           mengumpulkan sisa-sisa puing dan bahan bangunan yang masih bisa dipakai. (kanan)

Musibah Membawa Berkah
Angin puting beliung yang menerjang gedung SDN Mesjid Priyayi pada 14 November 2007 silam, ternyata tidak hanya menyisakan kesedihan bagi para guru ataupun murid-muridnya, tapi juga berkah yang tidak terduga. Setelah ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak Pemerintah Kabupaten Serang, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, dan TNI pada tanggal 13 Desember 2007, akhirnya pada hari Sabtu, 16 Februari 2008, pembangunan gedung SDN Mesjid Priyayi pun dimulai. Diawali dengan pembongkaran gedung sekolah—dibangun pada tahun 1977—oleh 100 anggota TNI, kemudian peletakan batu pertama pembangunan pun dimulai. Secara berturut-turut peletakan batu pondasi ini diawali oleh Bupati Serang Taufik Nuriman, Pjs. Walikota Serang Asmudji, Dandim 0602 Serang Letkol Inf. Malwi S. Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya.

Pembangunan gedung sekolah ini sendiri diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 1 milyar lebih. Dari pihak Kabupaten Serang sendiri memberikan dana bantuan sebesar Rp 150 juta dan sisanya menjadi tanggungan Tzu Chi. ”Kami percaya bahwa yang dilakukan Tzu Chi ini hanyalah setitik kecil di tengah banyaknya masalah yang kita hadapi. Oleh karena itu kami berharap ada kepedulian dari pihak lain untuk bekerja sama dengan Tzu Chi membantu masyarakat yang tidak mampu,” kata Tirto Angesti, mewakili ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “SDN Mesjid Priyayi merupakan sekolah kedua puluh yang dibangun oleh Tzu Chi di Indonesia,” terang Mario, relawan Tzu Chi.

foto   foto

Ket : - Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei meletakkan batu pertama dalam pembangunan
           gedung SDN Mesjid Priyayi, Serang, Banten pada tanggal 16 Februari 2008. (kiri)
         - Bupati Serang, Drs. H. Taufik Nuriman meletakkan batu pondasi gedung SDN Masjid Priayi, Kec. Kasemen,
           Serang, Banten. (kanan)

Dalam kesempatan itu, Bupati Serang menyampaikan harapannya bahwa di sekolah yang megah ini nantinya, juga akan menghasilkan generasi-generasi muda yang berkualitas. Diperkirakan sekolah ini—SDN Mesjid Priyayi—nantinya akan menjadi sekolah dasar yang paling bagus sarana prasarananya. Bukan hanya di tingkat Kecamatan Kasemen, tapi Kabupaten Serang, dan bahkan Provinsi Banten. “Harapan saya, bukan hanya gedungnya saja yang megah dan mewah, tapi hasil dan kualitasnya pun bisa menjadi andalan bagi bangsa Indonesia,” kata Taufik Nuriman.

Bagi Pemkab Serang sendiri, alokasi dana sebesar 20% dari APBD-nya, belum mencukupi untuk mendanai pembangunan gedung-gedung sekolah yang rusak di wilayahnya. Saat ini jumlah sekolah yang rusak untuk SD mencapai 1.991 kelas, SMP 259 kelas, dan SMA/SMK sebanyak 36 kelas. Dari jumlah ini yang mampu diperbaiki dari dana APBD baru sebanyak 543 kelas. “Karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang telah ikut peduli terhadap pendidikan di wilayah kami,” tegas Taufik Nuriman.

foto   foto

Ket : - Untuk memberi semangat para prajurit TNI yang membongkar gedung sekolah, relawan Tzu Chi mengajak
           mereka menyanyi dan bergembira. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi, TNI, para guru dan murid, serta masyarakat sekitar SDN Mesjid Priyayi, Serang, Banten
           saling bekerja sama dalam membongkar bangunan sekolah sekaligus mengumpulkan bahan-bahan
           material yang masih bisa digunakan.(kanan)

Sementara Pjs. Walikota Serang, Asmudji mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas bantuan ini. Seperti diketahui, wilayah Kecamatan Kasemen yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Serang, kini termasuk dalam wilayah Kotamadya Serang. “Bantuan ini sifatnya universal, penuh rasa kasih sayang, keadilan, mencintai, dan menolong sesama. Ini adalah pelajaran budi pekerti, dan inilah salah satu tujuan pendidikan nasional,” terang Asmudji yang baru sebulan menjabat sebagai Walikota Serang.

Dalam proses pembangunan ini, pihak TNI juga berperan aktif dengan mengerahkan lebih dari 100 prajuritnya untuk membongkar bangunan gedung lama. “Kami memang tidak memiliki dana, tetapi kami memiliki ide, pemikiran, dan juga tenaga,” kata Letkol. Malwi S. Menurutnya, indikator anak bangsa yang baik adalah pangan, pendidikan, dan kesehatan. “Jika semua aspek ini tercukupi, kami pun tidak akan kesulitan untuk mendapatkan kader yang berkualitas di masa depan,” tambah Malwi.

foto   foto

Ket : - Dengan penuh semangat, sekitar 100 prajurit TNI dari Kodim 0602, Serang, Banten merobohkan dinding
           gedung SDN Mesjid Priyayi yang akan segera dibangun dengan gedung sekolah yang baru. (kiri)
         - Seluruh hadirin yang hadir ikut memeragakan isyarat tangan (shou ie) 'Satu Keluarga'. (kanan)

Jodoh yang Kembali Terjalin
Kegiatan Tzu Chi di Propinsi Banten sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum didirikannya Kantor Perwakilan Tzu Chi di Tangerang pada tahun 2006. Pada masa-masa cikal bakal terbentuknya Yayasan Buddha Tzu Chi di Indonesia pada tahun 1993, relawan Tzu Chi di Indonesia membangun sekolah di Tanjung Anom, Banten pada tahun 1980-an. Itulah yang menjadi titik awal terlaksananya misi pendidikan yang dilakukan Tzu Chi di Indonesia.

Pendidikan yang baik tentu membutuhkan gedung, kurikulum, dan tenaga pendidik yang memadai. Jika diibaratkan sebuah komputer, maka hardware, sofware, dan brainwarenya haruslah sejalan. Dengan demikian, tidak hanya gedungnya saja yang bagus, tetapi materi pelajaran dan guru-gurunya pun harus bagus agar dapat mencetak lulusan yang sepadan dengan gedungnya. “Semoga dengan gedung yang baru semangat anak-anak untuk belajar menjadi lebih tinggi, dan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat berjalan dengan baik,” kata Saginem, Kepala SDN Mesjid Priyayi. Selama dalam proses pembangunan, kegiatan belajar siswa-siswi SDN Mesjid Priayi untuk sementara dipindahkan ke SDN Masigit yang tak jauh lokasinya.

Anak-anak adalah harapan dunia di masa yang akan datang. Tzu Chi membangun sekolah-sekolah bukan hanya untuk kebaikan di masa sekarang, tetapi untuk 30-40 tahun mendatang dimana diharapkan dari sekolah ini bisa muncul generasi-generasi muda yang berkualitas dan berbudi pekerti luhur.

 

Artikel Terkait

Saat Terbebas dari Katarak

Saat Terbebas dari Katarak

20 Mei 2016

Kedua mata Dono (65) telah sembuh dari katarak. Setelah tahun lalu (Agustus 2015) mata kirinya dioperasi, kini giliran mata kanannya dioperasi kataraknya dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi pada 15 Mei 2016.

Pemuda! Mari Keluar Dari Comfort Zone

Pemuda! Mari Keluar Dari Comfort Zone

13 Desember 2019

Setelah melakukan Sosialisasi tentang We Are Vegetarians and Earth Saviors (WAVES) pada 17 November 2019 lalu, relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) didukung murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi (Tzu Shao) Batam mulai menunjukkan aksi nyata mereka dalam melestarikan lingkungan. Kegiatan ini diikuti oleh 32 relawan, 11 Tzu Ching, 12 Tzu Shao, dan 5 Sukarelawan.

Peringatan Hari Susu Nusantara: Generasi Penerus yang Sehat

Peringatan Hari Susu Nusantara: Generasi Penerus yang Sehat

23 Juni 2023

Memperingati Hari Susu Nusantara, relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas di Xie Li Kalimantan Timur (Kaltim) 1 memberikan susu bagi 145 siswa SD 017 Muara Wahau.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -