“Kehidupan Yang Bahagia ‘’

Jurnalis : Lisda (He Qi Utara), Fotografer : Lisda (He Qi Utara)
 
 

foto
Ahad Shixiong berbagi mengenai kisah ketika banjir menerpa kota Jakarta pada bulan Januari 2013 lalu.

Barisan meja tamu berbentuk bulat tertata rapi dan indah dibalut taplak berwarna biru tua mewarnai ruag hal Apartemen Teluk Intan Jakarta. Setiap meja diisi enam kursi dan satu relawan pendamping yang bertugas menerangkan misi dan visi Tzu Chi, mencatat nama yang  ingin menjadi relawan ataupun donatur serta melayani setiap pertanyaan yang diajukan oleh para tamu undangan yang duduk bersama.

Hari Minggu,  21  April  2013, sedari pagi para relawan Tzu Chi  komunitas He Qi Utara  sudah berkumpul dan saling berkoordinasi satu sama lain agar  kegiatan ini berjalan baik dan lancar. Acara  Ai Sa  menyebarkan cinta kasih dengan tema  ‘’Kehidupan Bahagia‘’ untuk pertama kalinya diadakan oleh relawan Tzu Chi  bagi penghuni Apartement Teluk Intan. Acara ini dibagi menjadi dua sesi: sesi pertama di mulai pukul  09.00-11.00  WIB dan sesi kedua dimulai pukul 13.00-15.00  WIB  .

Tepat pukul  09.30 WIB, Liwan Shixiong, MC pada hari itu mulai mengenalkan  Yayasan Budha Tzu Chi  yang berpusat di Hualien, Taiwan dan didirikan oleh seorang biksuni yaitu Master Cheng Yen. “Kini Tzu Chi sudah ada di 48 negara, bersama-sama menyebarkan cinta kasih di seluruh penjuru dunia, mewujudkan masyarakat aman dan damai, serta dunia terbebas dari bencana,‘’  kata Liwan Shixiong kepada para tamu undangan. Sekilas ditayangkan kilas balik Tzu  Chi  Indonesia yang  bermula dari kegiatan pembersihan Kali Angke, membangun Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Selanjutnya acara mengenalkan budaya humanis Tzu Chi yaitu dimana relawan memeragakan cara menuang teh, lalu para tamu undangan pun dihibur dengan bahasa isyarat tangan yang diiringin lagu Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan pendamping di setiap meja menjelaskan dan menjawab setiap pertanyaan yag diajukan oleh para peserta (kiri).
  • Dalam kegiatan ini juga hadir para Lau Pu Sha (orang yang berusia lanjut) yang datang untuk mengenal Tzu Chi lebih dalam (kanan) .

Acara dilanjutkan dengan sharing relawan oleh Ahad Shixiong, dimana ia merasa bahagia di Tzu Chi. “Setiap ada kesulitan, setiap ada bencana sudah banyak terlihat barisan biru putih, maupun abu putih yang turun ke lapangan,“ kata Ahad. Ia menceritakan kejadian ketika banjir besar melanda Ibukota Jakarta. Di hari pertama sudah terlihat barisan relawan Tzu Chi yang  sudah menyebar dan siap membantu warga yang  kebanjiran dari mengevakuasi warga dan memberikan bantuan berupa nasi bungkus.

Ricky Shixiong pun berkesempatan sharing dalam acara ini. Sebelum menjadi relawan Tzu Chi, ia merasa sudah cukup berbuat kebajikan. Dari menyumbang dana, menolong orang kesusahan tanpa memandang golongan. Tapi di hati kecilnya merasa perbuatan kebaikan itu hilang begitu saja. Dari  sinilah ia pun menyadari arti sebuah kebersamaan dalam menyebarkan cinta kasih akan lebih indah bila dilakukan bersama-sama. Ia  pun sudah bertekad selamanya di jalan  Tzu Chi .

Acara selanjutnya ialah penyajian Teh Kebahagiaan dan snack. Semuanya disuguhkan dengan penuh cinta kasih oleh relawan kepada tamu undangan. Herman, salah satu tamu yang  hadir datang bersama anaknya. Ia mengenal  Yayasan  Budha Tzu Chi dari DAAI TV. Ia bersyukur ada acara  Ai Sa  di Apartemen Teluk Intan ini sehingga ia bisa lebih mengenal  Tzu Chi  lebih dekat lagi. Di hari itu ia menjadi donatur Tzu Chi  karena ingin membantu sesama yang  kesusahan    .

Pada sesi pertama acara ini diakhiri dengan kebersamaan lagu ‘SatuKeluarga“ para relawan mengajak seluruh tamu undangan turut serta mengikuti irama lagu dan gerakan bahasa isyarat tangan, menyimpan kesan mendalam di hati setiap orang.

foto  foto

Keterangan :

  • Suvenir yang dirangkai oleh relawan sebagai kenang-kenangan kepada para peserta (kiri) .
  • Ketika acara berakhir, relawan memberikan suvenir dengan penuh cinta kasih dan ketulusan (kanan) .

Kebahagiaan di Jalan Tzu Chi
Lisfina Shijie, salah satu relawan yang aktif dalam kegiatan Tzu Chi. Setelah sekian  lama  mengikuti kelas kerajinan tangan yang diadakan di Kantor Tzu Chi He Qi Pusat yang bertempat  ITC Mangga Dua, Jakarta Utara.  Ia merasakan manfaat dari kegiatan ini yang merupakan salah satu misi budaya humanis Tzu Chi.  Dua minggu lalu sebelum acara,  Lely Herawati, ketua Hu Ai Angke menghubunginya,  dimana para relawan ingin berbagi kebahagiaan kepada tamu undangan sebuah suvenir  cantik berbentuk apel yang  tertulis  Ping An .

Ada  500 buah  suvenir  cantik  yang  harus dibuat,  dan ini tidak membuat Lisfina gentar. Bersama tujuh relawan lainnya dari komunitas Hu Ai  Angke, mereka menggarap ladang berkah ini. Pekerjaan ini cukup rumit pada rangkaian ikatan tali yang membentuk dan diberi manik sebagai pemanis. Selama beberapa hari dengan  rasa  sukacita  mereka mengerjakannya di salah satu rumah relawan.

Acara  Ai Sa  ini mempunyai kesan tersendiri bagi setiap tamu undangan yang datang, dimana kesibukan kerja atau lainnya bukanlah suatu rintangan untuk menyebar cinta kasih pada sesama.  Di sini para relawan Tzu Chi pun  kesehariannya adalah bekerja, ada yang  ibu rumah tangga, karyawan, dan pengusaha.

Para  relawan mau membagi waktu ruang dalam sejenak untuk menyebarkan cinta kasih mereka pada sesama tanpa pamrih.  Karena tanpa cinta kasih dan tanpa mau berbagi, hidup kita tidak akan bahagia. Mengingat pesan Master Cheng Yen, “Orang  yang  paling  berbahagia adalah orang  yang  hatinya penuh dengan cinta kasih.”

  
 

Artikel Terkait

Bahagianya Bisa Melihat Kembali

Bahagianya Bisa Melihat Kembali

18 Oktober 2019

Minggu, 13 Oktober 2019 Tzu Chi Lampung bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Mata Indonesia (Perdami) melaksanakan kegiatan bakti sosial kesehatan mata (operasi katarak). Sebanyak 94 pasien berhasil dioperasi dalam kegiatan ini.  

Relawan Zhen Shan Mei Sebagai Perekam Sejarah

Relawan Zhen Shan Mei Sebagai Perekam Sejarah

11 Juli 2016

Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas menggelar pelatihan relawan Zhen Shan Mei di kebun Batu Ampar, Kalimantan Selatan pada 2 Juni 2016. Sebanyak 17 orang hadir dalam kegiatan ini.

Musibah di Malam Minggu

Musibah di Malam Minggu

10 November 2010
Sabtu malam,  6 November 2010, pukul 19.15 WIB terjadi musibah kebakaran di Pademangan Barat, tepatnya di  RT 003, RT 009 dan  RT 010/RW 05 dan juga rumah-rumah yang berdiri di pinggiran rel Kereta Api.  Kusnadi, Ketua RW O5 mengatakan sebanyak 21 rumah terbakar dan 7 rumah rusak yang terdiri atas 28 keluarga atau 156 jiwa.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -