"Maju Terus DAAI TV!"

Jurnalis : Hadi Pranoto , Fotografer : Hadi Pranoto
 
foto

Relawan Tzu Chi memperagakan isyarat tangan berjudul 'Sebuah Dunia yang Bersih' dalam acara sosialisasi DAAI TV dengan mengajak untuk menciptakan lingkungan yang bersih.

"Saya dah lama nggak pernah nonton TV. Baru setelah ada DAAI TV, saya dan keluarga mulai nonton lagi," kata Wi Chong dan istrinya, Risna, di sela-sela acara sosialisasi DAAI TV di Taman Palem Asri, Jakarta Barat. Dengan membawa kedua anaknya, Angel dan Billy yang masih kecil, pria yang juga relawan Tzu Chi ini mengaku ngeri melihat dampak negatif tayangan TV terhadap kedua anaknya. "Nah, kami lihat dampak negatif itu tidak ada di dalam tayangan-tayangan DAAI TV," sambung Wi Chong.

Selain memberi pengajaran yang positif bagi anak-anak, acara-acara di DAAI TV pun juga bisa memberi efek berbeda bagi orang dewasa. Terlebih, kisah-kisah yang ditayangkan selalu bertemakan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. "Saya paling suka drama, kalau anak-anak Paman Dongeng," kata Risna. Menurutnya, drama yang ditayangkan DAAI TV berbeda dengan drama di TV pada umumnya. "Dramanya berdasarkan kisah-kisah nyata, mendidik, dan nggak dibuat-buat," jelas Risna. Wi Chong dan Risna pun sangat mendukung kehadiran dan kelangsungan DAAI TV di Indonesia. "Saya siap menjadi Sahabat DAAI!" ujar Wi Chong mantap.

Mempengaruhi Sifat Seseorang
Begitu besarnya peran dan daya pikat yang dibuatnya membuat pengaruh televisi sering amat dominan dalam kehidupan seseorang, terlebih pada anak-anak. Itulah mungkin yang membuat banyak orangtua ekstra waspada dalam mengawasi tontonan bagi putra-putrinya. Kehadiran DAAI TV yang hadir dalam konsep berbeda dari TV swasta lainnya bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang jemu dengan tayangan yang menonjolkan kekerasan, pornografi, gosip ataupun mengeskpose secara berlebihan kehidupan yang serba mewah dan gemerlap.

"TV, meskipun awalnya merupakan sarana hiburan, tapi semakin lama pada akhirnya memiliki kekuatan untuk membentuk pribadi dan karakter seseorang," kata Yabin Yap, Program Manager dan Produser Drama DAAI TV di hadapan sekitar 39 relawan Tzu Chi dan 10 tamu undangan dalam acara Gathering DAAI TV di Perumahan Taman Asri, Cengkareng, Jakarta Barat pada tanggal 22 Maret 2008. Dalam kesempatan itu, Yabin juga menghimbau agar para relawan dan tamu undangan-kebanyakan warga Perumahan Taman Palem Asri-untuk menyaksikan tayangan-tayangan di DAAI TV. "Tidak akan ada efek negatifnya," tegas Yabin.

foto  foto

Ket : - Yabin Yap, Manajer Program dan Produser Drama DAAI TV saat menjelaskan tentang kondisi pertelevisian
           nasional saat ini dan program-program acara DAAI TV. Yabin mengajak para relawan dan tamu undangan
           untuk menyaksikan DAAI TV sekaligus menjadi 'Sahabat DAAI'. (kiri)
         - Santi, salah seorang karyawan DAAI TV yang juga pembawa acara program Mata Hati menjelaskan tentang
           DAAI TV kepada relawan dan warga Taman Palem Asri. (kanan)

Positif dan Mendidik Anak Bangsa
Bagi Suhu Acai, Ketua Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia, kehadiran Yayasan Buddha Tzu Chi dan DAAI TV di Indonesia sangatlah baik. "Saya sangat bersyukur, kehadiran DAAI TV ini sangat positif dan mendidik anak bangsa. Terus, unsur sosialnya juga sangat tinggi," kata Suhu Acai. Dalam kesempatan itu, Suhu Acai juga menyatakan dukungannya terhadap kehadiran DAAI TV dengan menjadi 'Sahabat DAAI'.

Lain lagi dengan Leni, ibu dua orang anak ini mengaku dengan menyaksikan tayangan DAAI TV bisa membangkitkan rasa saling tolong-menolong, welas asih, dan hidup dalam kesederhanaan. "Saat menyaksikan tayangan anak-anak sekolah yang harus menyeberangi sungai untuk sekolah, saya bilang sama anak-anak, kalian harus lebih bersyukur dan menghargai apa yang sudah ada," jelas Leni. Dengan demikian, Leni juga menjadikan DAAI TV tidak hanya sebagai hiburan, tapi juga sarana untuk mendidik anak-anaknya.

foto  foto

Ket : - Whi Chong, Risna dan kedua anaknya saat mengikuti sosialisasi DAAI TV di SD Lia Stephanie, Taman
           Palem Asri. Keluarga ini sudah menjadi pemirsa setia DAAI TV.(kiri)
         - Leni, 3 dari kiri (baju putih) dan tamu undangan lainnya menerima bingkisan cendera mata dari DAAI TV yang
           disampaikan oleh relawan Tzu Chi, Suang Ing. (kanan)

Kehadiran DAAI TV yang berbeda dengan stasiun TV lainnya, membuat Leni tertarik untuk menyaksikannya. "Tidak menonjolkan kemewahan, itu sangat baik karena terkadang kesederhanaan itu malah justru lebih baik," ujarnya. "Itu juga mengajarkan kita untuk peduli pada orang lain dan memperhatikan jika masih banyak saudara-saudara kita yang masih kekurangan," sambungnya. Menurut Leni, sifat-sifat seperti ini sudah mulai luntur di era sekarang. Karena itulah perlu ditumbuhkan kembali melalui cara yang baik, santun, dan mengena di hati masyarakat. "Semua TV ada kelebihan dan kekurangannya, namun saya lihat DAAI TV sudah sangat baik. Maju terus DAAI TV!" kata Leni memberi semangat.

 

Artikel Terkait

Sui Mo Zhu Fu 2012: Memanfaatkan Waktu Untuk Kebaikan

Sui Mo Zhu Fu 2012: Memanfaatkan Waktu Untuk Kebaikan

01 Februari 2013 Dinginnya malam itu tidak menyurutkan niat tamu undangan untuk mengadiri acara pemberkahan akhir tahun. Cuaca yang kurang bersahabat membuat banyak relawan khawatir karena sore hari itu gerimis membasahi Tanjung Balai Karimun.
Menjalin Jodoh Baik dengan Komunitas Mahasiswa di Universitas Pancasila

Menjalin Jodoh Baik dengan Komunitas Mahasiswa di Universitas Pancasila

27 Juni 2024

Relawan Tzu Chi menjalin jodoh baik dengan Komunitas Mahasiswa Budhist Universitas Pancasila. Relawan membagikan Buku 37 Faktor Pencerahan dan memperkenalkan tentang Tzu Chi.

Mengenal Lebih Dekat DAAI TV

Mengenal Lebih Dekat DAAI TV

19 Agustus 2014 Bertepatan dengan ulang tahun Indonesia yang ke-69, beragam elemen masyarakat ikut menyongsong hari kemerdekaan dengan sukacita. Mengisi kemerdekaan dapat dilakukan dengan bebagai cara positif, seperti halnya dengan DAAI TV yang ikut berperan aktif untuk memberikan tayangan-tayangan mendidik dan informatif untuk pemirsanya.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -