“ Membeli Kebijaksanaan “
Jurnalis : Roswati (He Qi Barat), Fotografer : William Atalie (He Qi Barat)
|
|
||
Acara bedah buku kali ini berbeda dengan biasanya, Elly Chandra selaku pembicara sangat berharap seluruh relawan yang hadir ikut berpartisipasi dan mengeluarkan pendapat mereka masing-masing. Dalam buku karangan Master Cheng Yen “ Membeli Kebijaksanaan “ terdapat 19 bab. Para relawan di suruh mengambil nomor yang sudah disediakan oleh Elly Chandra secara acak lalu diberi kesempatan untuk membaca isi buku selama 15 menit lalu menceritakan kembali isi ceritanya. Kura – kura yang Membalas Budi Suatu hari sang ayah menyuruh anaknya ke kota untuk membeli seekor sapi, dalam perjalanannya dia mendengar suara anak–anak bersenda gurau. Karena penasaran dia mengikuti arah suara tersebut. Setelah mendekat, ternyata ada lima ekor kura–kura, seekor berukuran besar, sisanya lebih kecil (ibarat seorang ibu dengan keempat anaknya), anak–anak tersebut membalikkan kura–kura itu, memutar–mutar, memukuli dengan batang bambu agar kura–kura mau menjulurkan kepalanya.
Keterangan :
Si pemuda tidak tega melihatnya dan menyuruh anak–anak itu melepaskannya, anak–anak itu tetap tidak menghiraukannya, mereka mengikat kelima kura–kura itu dan mengayunkan kesana kemari, selang waktu anak–anak itu selesai bermain dan hendak pergi si pemuda bertanya mau di apakan kura–kura itu, anak–anak itu menjawab mau dijual kepada orang lain dengan harga tertentu. Si pemuda meraba sakunya sambil berpikir “ Kalau uang ini diberikan kepada anak– anak itu, maka ia tidak bisa membeli sapi. Tetapi ia tidak tega melihat kura–kura dianiya dan ia membeli kura–kura itu dengan uang pemberian ayahnya. Sesampai di rumah, ia menceritakan kembali kepada ayahnya. Mendengar ceritanya, ayahnya sangat senang dengan perbuatan anaknya. Ayahnya berkata dengan uang itu kamu dapat menyelamatkan lima kehidupan yang nilainya lebih berharga daripada membeli seekor sapi. Pada tengah malam ada suara ketukan pintu, ada seekor sapi berdiri di depan pintu disertai tulisan kura–kura mengumpulkan kepingan emas untuk di tukarkan dengan seekor sapi sebagai balasan kebaikan seorang yang berbudi. Dari cerita di atas, menurut Moni Alwi, kita sebagai manusia harus saling menghargai dan menghormati. “Lihat walaupun beda wujud, tetapi mereka dapat memahami arti saling menghargai,” ujar Moni. Adapun juga relawan lain yang membacakan cerita yang berbeda. Tetapi di hari itu, para relawan mencoba menyerap setiap kebijaksanaan yang ada di dalam setiap cerita ke dalam hati. Semoga dengan bedah buku kali ini dapat mengembangkan kebijaksanaan dari para relawan yang hadir hari ini. Seperti Kata Perenungan Master cheng Yen,” Dengan welas asih melindungi semua makhluk adalah kondisi batin yang penuh dengan kehangatan.” |
|||
Artikel Terkait
Berbagi Ilmu kepada Para Penyandang Tunanetra Melalui Kanal YouTube
19 Agustus 2021Masih ingat Sofyan Sukmana yang pernah dibantu Tzu Chi menjalani operasi pengangkatan tumor mata di Taiwan pada tahun 2004, 2006, 2008, dan 2015? Sofyan kini menjadi pengajar ilmu komputer dan internet bagi para penyandang tunanetra.
Cinta Kasih Adalah Bahasa Universal
11 Maret 2019Dua biksuni dari Griya Jing Si, De Qian dan De Chen Shifu, serta beberapa staf Tzu Chi Taiwan berkunjung ke Indonesia. Dalam kesempatan ini, rombongan dari Taiwan berkesempatan berkunjung ke Perumahan Cinta Kasih, Sekolah Cinta Kasih, dan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, Jakarta Barat.