“Menebar Benih Cinta Kasih di Rusun Marunda”

Jurnalis : Indah Natalina (He Qi Timur), Fotografer : Indrawan Paimin(He Qi Timur)
 

foto
Senyum kebahagiaan terpancar pada wajah setiap warga kelurahan Marunda setelah menerima beras cinta kasih Tzu Chi.

Jam di dinding menunjukkan pukul 7.30 pagi. Meski acara belum mulai, namun banyak warga Kelurahan Marunda sudah ramai mengantri di pintu masuk Rusun Marunda. Para relawan Tzu Chi Hu Ai Kelapa Gading pun terlihat sibuk mondar-mandir mempersiapkan mulainya kegiatan pembagian beras ini. Meja serta bangku kayu yang tersusun rapi membentuk barisan, agar warga penerima beras dapat mengikuti alur untuk menerima beras cinta kasih dengan tertib.

Pukul 8.00 tepat, acara dibuka oleh Johan Shixiong yang membacakan surat pesan cinta kasih dari Master Cheng Yen, diikuti oleh kata sambutan serta doa dari Pak Haposan selaku Ketua RT setempat. Awal yang penuh hikmat ini pun disambut meriah oleh para warga penerima beras. Setelah itu, mereka juga ikut memperagakan shou yu (isyarat tangan) yang ditampilkan oleh para relawan Tzu Chi dengan penuh rasa sukacita.

Saat kegiatan pembagian beras berlangsung, terlihat para relawan Tzu Chi turut bantu mengangkut beras yang tidak sanggup dibawa oleh beberapa ibu-ibu serta lansia. Ekspresi muka mereka yang cukup terkejut saat melihat relawan Tzu Chi tanpa segan bantu mengangkut beras serta memapah mereka, memberikan keharuan yang sangat dalam. Salah satunya adalah Herman (67), yang rumahnya tidak jauh dari Rusun Marunda. Meski dulu sudah pernah menerima bantuan dari Tzu Chi berupa beras dan sembako saat terjadi banjir di Dadap, dia merasa terharu sekali karena dapat kembali menjalin jodoh dengan Tzu Chi. “Saya harap lain kali gantian saya yang bantu orang lain, seperti halnya Yayasan Buddha Tzu Chi membantu saya,” ungkapnya.

foto   foto

Keterangan :

  • Sebelum pembagian bantuan, warga dan relawan berdoa bersama. Sebanyak 1750 KK satu per satu menerima bantuan beras cinta kasih dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada tanggal 1 September 2013 (kiri).
  • Dengan penuh welas asih, relawan membantu mendorong kursi roda pada salah satu penerima bantuan yang memiliki keterbatasan fisik (kanan).

Johan Shixiong selaku koordinator kegiatan ini, mengatakan bahwa warga yang menerima bantuan beras kali ini ada sekitar 1750 KK. Dia merasa sangat bersyukur karena semua relawan kompak bekerja sama demi menyukseskan kegiatan ini. Selain itu, dia juga berterima kasih karena para penerima bantuan mau mendengarkan penjelasannya saat sosialisasi. Salah satu relawan Tzu Chi yang ikut melakukan survei kupon beras selama dua hari, Jenny Shijie, juga merasa sangat gembira karena kegiatan pembagian beras kali ini jauh lebih baik, tertib, dan lancar dari sebelum-sebelumnya. Dengan banyaknya pengalaman lapangan, Jenny Shijie berkata bahwa meski survei kali ini ada kendala-kendala tersendiri, contohnya seperti jalan perkampungan yang susah dilewati serta kondisi lingkungan yang gersang, namun semuanya tetap berjalan dengan lancar dan para warga penerima bantuan pun sangat terbuka menerima kehadiran relawan Tzu Chi di rumah mereka.

Haposan Pangaribuan selaku Ketua RT mengaku sempat merasa terkejut dan kagum melihat begitu banyak beras selesai dibagikan dalam waktu kurang dari tiga jam. Meski baru pertama kali bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam kegiatan seperti ini, hasilnya sudah cukup memuaskan baginya. Tidak hanya para relawan Tzu Chi yang merasa senang telah menebarkan benih cinta kasih kepada begitu banyak penerima bantuan dalam kegiatan ini, namun semua penerima bantuan yang datang pun pulang dengan muka penuh senyum dan rasa haru.

  
 

Artikel Terkait

Berbagi Melalui Nasi Cinta Kasih

Berbagi Melalui Nasi Cinta Kasih

08 November 2021

Relawan Tzu Chi Xie Li Jambi untuk ikut berpartisipasi dalam program Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi (Gerakan Membantu Pedagang Kecil) yang dibagi menjadi 2 sesi, dengan total pembagian 610 nasi kotak vegetaris.

Suara Kasih: Menjernihkan Hati Demi Bumi

Suara Kasih: Menjernihkan Hati Demi Bumi

30 September 2011 Sungguh penderitaan tak terkira. Kondisi di Libya sungguh memprihatinkan. Ini telah berlangsung 6 bulan lebih. Warga setempat hidup penuh penderitaan. Setiap hari mereka hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan. Penderitaan ini jauh lebih besar daripada derita akibat bencana alam.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -