‘’ Peduli Lingkungan, Karakter Anak Bangsa ‘’
Jurnalis : Irena Fanny Saragih ( Daai Tv), Fotografer : Amir tan (Tzu Chi Medan ) Murid-murid Homeschooling Kak Seto beserta para orang tua sangat antusias mendengarkan penjelasan Relawan Tzu Chi tentang keadaan lingkungan saat in yang mulai rusak dan bagaimana cara untuk memperbaikinya |
| ||
Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi juga dapat bersinergi dengan misi Tzu Chi lainnya yakni misi pendidikan. Dalam misi pendidikan, para masyarakat umum diberikan pendidikan lingkungan hidup, terutama pada anak-anak perlu dilakukan sejak usia dini. Hal ini dilakukan demi menanamkan kecintaan generasi muda terhadap lingkungan hidup. Selain itu, pendidikan tentang lingkungan juga bertujuan menumbuhkan kesadaran anak terhadap pelestarian lingkungan serta menyelamatkan bumi dari kehancuran. “Inilah tugas kita bersama supaya anak-anak lebih mau melestarikan lingkunganya. Saat ini kan kita lihat banyak seperti barang-barang yang sekali pakai. Itu botol-botol minuman apa semua jadi sudah merupakan tanggung jawab kita selaku relawan Yayasan Buddha Tzu Chi untuk menjalankan misi pelestarian lingkungan,” papar Shu Tjeng Shixiong, relawan Tzu chi. Relawan Tzu Chi sering melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan dengan mendatangi sejumlah sekolah di Kota Medan. Tidak sedikit pula sekolah – sekolah yang berkunjung ke Tzu chi untuk belajar cara memilah sampah. seperti yang dilakukan murid – murid Homeschooling Kak Seto Medan pada tanggal 27 November mengunjungi Depo Pelestarian Lingkungan Mandala. Program belajar di luar kelas ini merupakan rutinitas sekolah ini untuk mengenalkan dunia luar kepada anak didik. Dalam program kali ini, Homeschooling Kak Seto ini ingin mengenalkan rasa cinta lingkungan kepada anak-anak. “Sebetulnya dari Home schooling kak Seto ini kan sudah punya program yaitu mereka mengadakan outing keluar sambil belajar gitu. Kenapa kita bulan ini memilih temanya daur ulang karena kita mengetahui bahwa bumi kita ini sudah mengalami suatu hal yang cukup boleh dikatakan mengerikan,” ujar Ridwan Gunawan, manajer homeschooling kak seto Medan. Anak-anak dari Homeschooling ini diajarkan bagaimana Tzu Chi melakukan pemilahan sampah, sehingga dapat melestarikan lingkungan dan bermanfaat secara ekonomi. Selain mengenalkan anak-anak tentang pengolahan sampah yang dapat di daur ulang, dalam kegiatan ini anak-anak juga diberikan materi tentang lingkungan dan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Bencana alam dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini, lebih banyak disebabkan oleh ketidakpedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan. “Kegiatan ini saya rasa bagus ya untuk mengenalkan kepada anak-anak bahwa sampah itu bukanlah berarti sampah, sampah itu masih bisa digunakan lagi, bisa di daur ulang bisa dimanfaatkan untuk dijadikan barang-barang yang mungkin bisa dipergunakan setelah di daur ulang,” ujar Lisa Syafrida, salah seorang orang tua murid yang turut hadir dalam acara ini.
Keterangan :
Tzu chi mengajarkan rasa cinta lingkungan melalui lima hal yaitu re-think (menimbang ulang), reduce (mengurangi penggunaan barang yang tidak perlu), re-use (menggunakan kembali barang-barang yg masih layak pakai), repair (memperbaiki barang-barang yang masih bisa digunakan) serta recycle (mendaur ulang). “Menurut saya bagus soalnya kita jadi lebih tahu tentang global warming, lalu tentang apa yang terjadi selama ini di bumi kita,”’ ungkap Alivia Rosalisa Roshady, salah seorang murid homeschooling kak seto. Disamping menyadarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan agar bumi tetap terjaga, Tzu Chi juga mengajarkan bahwa dari kegiatan pelestarian lingkungan, kita bisa membantu masyarakat yang mengalami kesulitan. Sampah-sampah plastik yang dikumpulkan dapat diolah menjadi biji plastik yang kemudian dijadikan bahan untuk membuat pakaian dan juga selimut, yang nantinya dapat disalurkan kepada masyarakat maupun korban bencana alam yang membutuhkan. Anak-anak dikenalkan tentang jenis-jenis sampah yang masih dapat dimanfatkan ataupun yang tidak dapat digunakan lagi. Anak-anak juga diajarkan bagaimana memproses sampah yang dapat didaur ulang sehingga dapat dijual kembali. Pengajaran yang dilakukan diharapkan dapat diaplikasikan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari. | |||
Artikel Terkait
Berbagi Kasih untuk Oma dan Opa di Panti Tresna Werdha
21 September 2016Tidak Mudah Menyerah
26 Oktober 2016Kelas budi pekerti yang diadakan sebulan sekali dibagi menjadi dua kelas sesuai dengan rentang usia mereka. Kelas kecil belajar tentang tidak mudah menyerah sementara kelas besar bagaimana membangun kepedulian terhadap sesama. Kelas budi pekerti yang diadakan pada tanggal 23 Oktober 2016 diikuti sebanyak 61 anak.