“Save The Earth”

Jurnalis : Dewi ( Tzu Chi Batam), Fotografer : Dewi ( Tzu Chi Batam)

fotoKamis 15 September 2011, relawan Tzu Chi Batam melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan di Universitas Indonesia Batam (UIB).

Tenda terpasang di halaman gedung B Universitas Indonesia Batam (UIB). Sekitar 500 mahasiswa/i duduk di dalamnya untuk mengikuti acara ’Welcoming UIB Freshmen” yang merupakan salah satu dari Program Pengenalan Kehidupan Kampus (P2K2). UIB adalah sebuah universitas yang sudah berumur 11 tahun dengan jumlah mahasiswa sekitar 2.430 orang.

Setiap tahun peminat yang turut mendaftar untuk menjadi mahasiswa UIB selalu meningkat dan tahun ini yang bisa diterima sebagai mahasiswa baru sekitar 517 orang yang terbagi dalam 7 jurusan.

Dalam acara ”Welcoming UIB Freshmen” biasanya praktisi dan tokoh masyarakat turut diundang untuk sharing tentang permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar dan memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan jiwa sosial maupun kewirausahaan yang disampaikan dengan teknik ceramah, talk show dan lainnya. Tahun ini, Tzu Chi kembali diundang untuk membicarakan masalah pelestarian lingkungan, dengan topik ”Save The Earth” (Menyelamatkan Bumi).

foto  foto

Keterangan :

  • Dewi Shijie juga menjelaskan tentang pentingnya bervegetarian sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan bumi. (kiri)
  • Sekitar 500 mahasiswa Universitas Indonesia Batam (UIB) ikut menghadiri sosialisasi ini. (kanan)

Tanggal 15 September 2011, sekitar 13 orang relawan dengan seragam Tzu Chi hadir di UIB pada pukul 09.45 WIB. Cuaca sangat cerah hari itu, para mahasiswa terlihat sedang berkipas-kipas sambil mengikuti presentasi tentang kewirausahaan. Tidak lama kemudian, relawan Tzu Chi dipersilakan untuk menempati kursi sofa di panggung untuk memulai materi ”Save The Earth”. Sebagai perkenalan, relawan membawakan isyarat tangan ”Satu Keluarga” untuk mencairkan suasana. ”Save The Earth” karena bumi kita sakit dan yang membuatnya sakit adalah ulah manusia, padahal manusia hanya mempunyai sebuah badan, 2 buah tangan dan 2 buah kaki. Jadi sebenarnya kebutuhan manusia tidak seberapa, namun keinginan mereka tak terbatas. Saat keinginan melebihi kebutuhan, timbulah sampah dan yang menjadi korban adalah bumi yang harus menanggung beban pembuangan limbah manusia.

Sampah sudah terjadi, kerusakan terhadap bumi juga sudah terjadi, yang bisa kita perbuat adalah berusaha mengurangi dampak kerusakan dengan berusaha mengurangi sampah. Mengurangi sampah yang ada dengan melakukan daur ulang dan mencegah sampah baru dengan gaya hidup yang ramah lingkungan. Gaya hidup yang ramah lingkungan tentu harus dimulai dari diri kita sendiri. Seperti kata Bun Eng Shixiong bahwa dengan mengurangi pembuangan 3 buah botol air mineral setiap hari maka setara dengan energi yang cukup untuk menyalakan televisi selama 3 jam. Oleh karena itu, walaupun pembicara saat itu kehausan karena menanggung panasnya cuaca, air mineral yang tersedia di meja tetap tidak dibuka. Ketika hal ini disampaikan kepada mahasiswa, bahwa begitu botol air ini dibuka berarti sampah botol akan bertambah satu, para mahasiswa meresponnya dengan tepuk tangan yang meriah. Para mahasiswa diimbau untuk membawa alat makan atau minum sendiri. Setelah itu para mahasiswa diperkenalkan dengan barang-barang Da Ai Technology, demikian juga tentang Tzu Ching Batam. Penyerahan piagam dan cinderamata oleh UIB diterima oleh pimpinan Tzu Chi Batam, Lu Bao Xuan Shijie dan selanjutnya ditutup dengan isyarat tangan.

foto  foto

Keterangan :

  • Para mahasiswa juga ikut melakukan gerakan isyarat tangan dari sebuah lagu yang berjudul "Satu Keluarga".(kiri)
  • Relawan juga menyajikan masakan vegetarian kepada civitas akademik di Universitas Indonesia Batam (UIB) untuk memperkenalkan semangat bervegetarian di kampus ini.(kanan)

Keesokan harinya, tanggal 16 September 2011, relawan Tzu Chi kembali mengujungi UIB sambil membawa makanan vegetarian untuk makan bersama dengan para mahasiswa baru. Bervegetarian juga sebagai salah satu upaya menyelamatkan bumi dan juga merupakan realisasi dari keinginan relawan untuk memperkenalkan makanan vegetarian kepada mahasisawa UIB. Keinginan ini sudah terbesit sejak bulan Mei silam, ketika Tzu Chi Batam menyediakan masakan vegetarian sebulan penuh dalam rangka menyambut bulan suci Waisak. Dosen dan sebagian mahasiswa UIB sangat terkesan dengan makanan vegetarian hasil olahan relawan Tzu Chi Batam.

Terlihat upaya panitia untuk menciptakan kerapian dengan menyediakan 4 titik pelayanan dan masing-masing dilayani oleh sekitar 4 orang mahasiswa. Mahasiswa yang akan mengambil makanan juga diminta untuk berbaris rapi. Kesungguhan panitia dalam kegiatan ini terungkap saat pengumuman bahwa bagi yang tidak membawa alat makan disarankan untuk meminjam temannya setelah temannya selesai makan, dan dengan tegas menolak alat makan yang berasal dari styrofoam. Pelestarian lingkungan sudah menjadi isu dunia, sehingga semua orang berkewajiban untuk turut serta di dalamnya. Semoga upaya kita bersama dapat memperlambat atau menghambat kerusakan yang terjadi pada bumi, planet satu satunya yang bisa kita tinggali.


Artikel Terkait

Waisak 2017: Hikmah Waisak dalam Keberagaman

Waisak 2017: Hikmah Waisak dalam Keberagaman

22 Mei 2017

Berawal dari jalinan jodoh saat pembagian paket cinta kasih (beras) Tzu Chi di wilayah Jakarta Utara. Sebanyak 90 jemaat Gereja St. Fransiskus Xaverius, Jakarta Utara mengikuti prosesi perayaan Waisak di Aula Jing Si, Tzu Chi Center pada Minggu, 14 Mei 2017.

Memahami Toleransi Dalam Peringatan 50 Tahun Tzu Chi

Memahami Toleransi Dalam Peringatan 50 Tahun Tzu Chi

13 Mei 2016
Memperingati perayaan tiga hari besar Tzu Chi, seluruh insan Tzu Chi mengikuti upacara Waisak yang dilaksanakan di Stadion Olahraga Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk.
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -