“Terima Kasih Semuanyaâ€
Jurnalis : Jamalruddin Tiong (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hong Thay (Tzu Chi Pekanbaru)Miswati yang telah menjanda dan memiliki tiga orang anak ini menangis terharu atas cinta kasih dan kebersamaan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi kepadanya. |
| |
Namaku Miswati, berusia 32 tahun. Saya adalah orangtua tunggal dengan 3 orang anak yang masih kecil di mana yang paling besar kini sudah di kelas 3 SD. Saya membesarkan mereka dengan keringat saya sendiri, dengan bekerja sebagai buruh cuci dari rumah ke rumah. Sebenarnya, semuanya sangat melelahkan, berjuang sendiri tanpa bantuan suami yang kini telah tiada. Namun saya harus tetap bertahan demi putri-putriku. Sebenarnya, saya sangat miris melihat kehidupan saya. Dari kecil saya sudah menjadi yatim piatu, untung ada seorang paman yang membesarkan saya. Namun ketika suami saya tiada, paman pun ikut menyusul. Kini saya benar-benar merasa sebatang kara.
Ket: - Di Yayasan Buddha Tzu Chi, Miswati yang sebatang kara sejak ditinggal suami dan pamannya hingga harus sendiri menanggung kehidupannya beserta 3 anak, merasa memperoleh kehangatan keluarga. Ia sangat bersyukur. (kiri). Meski saya masih mempunyai saudara kandung, saudara laki-laki, tapi dia sendiri sudah mempunyai keluarga dengan keadaan yang juga sangat pas-pasan. Kami pun jarang sekali berkomunikasi. Namun keadaan ini tidak boleh membuat saya terjatuh, saya harus tetap berusaha. Hari berlalu dan terus berlalu, saya jalani hidup ini apa adanya dan memasrahkan semua pada Tuhan. Hingga suatu hari, datang sebuah yayasan ke tempat tinggal saya, yang tidak layak disebut sebagai rumah. Rumah kecil yang menurut semua orang adalah gubuk. Namun orang yayasan ini sangat menghargai keadaan saya yang apa adanya. Yayasan ini bagaikan mengembalikan kebahagiaan saya yang terampas, karena kehadirannya memberikan saya rasa aman yang selama ini tidak pernah saya rasakan lagi. Pada suatu hari, di bulan suci Ramadhan, saya diundang menghadiri acara buka bersama di yayasan tersebut. Di sana saya disambut dengan sangat baik dan hangat, mereka bagaikan wajah malaikat yang turun menemaniku, saya merasa sangat dihargai, disayangi, dicintai. Saya serasa menemukan kekeluargaan yang tak pernah saya temui selama ini. Saya sangat bahagia, terharu, karena saya dapat mengenal yayasan ini, sampai-sampai tanpa sadar air mata saya mengalir begitu saja. Yayasan ini bagaikan surga bagi saya, yayasan ini bernama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Ket: - Meski hidup dalam keterbatasan, para penerima bantuan juga ingin membantu orang lain dengan menyerahkan celengan bambu mereka yang diisi sesuai dengan kemampuan mereka. kiri). Bukan hanya bantuan materi setiap bulan, tapi uluran tangan kekeluargaan yang sangat indah telah juga saya rasakan. Terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang telah memberikan pencerahan hidup bagi kehidupan saya yang mulai suram. Semoga Yayasan Buddha Tzu Chi semakin maju dan berkembang. Serta memberikan lebih banyak lagi kebahagiaan bagi orang-orang yang tidak mampu. Dari sana juga saya belajar satu istilah, ”Orang yang paling bahagia adalah orang yang penuh dengan cinta kasih”. Terima kasih semuanya. Terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi. Terima kasih Tuhan. | ||
Artikel Terkait
Menebar Cinta dalam Bingkisan Sembako
27 Januari 2023Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang mengadakan bakti sosial pembagian beras dan sembako di Wihara Dhammaphala Tangerang. Sebanyak 240 paket yang diberikan masing-masing berisi beras 5 Kg, minyak goreng, gula, Mi DAAI, dan masker.
Pentingnya Membedakan Kebutuhan Dan Keinginan
26 Agustus 2022Sebagian dari kita pasti pernah membeli suatu barang namun sebenarnya tak dibutuhkan. Nah di kelas Budi Pekerti kali ini, murid-murid diajak untuk mengetahui perbedaan kebutuhan dan keinginan secara mendasar.