“Terima Kasih Telah Meringankan Beban Kami!â€
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Bali), Fotografer : Maggie, Lili Chen (Tzu Chi Bali) * Para relawan Tzu Chi bersyukur dan berterima kasih kepada para warga karena telah diberikan kesempatan untuk menanam kebajikan. | Karangasem adalah salah satu kabupaten termiskin di Provinsi Bali. Dengan daerah yang cukup luas dan geografis yang bergunung, membuat masyarakat yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani hanya menggantungkan hidupnya dari kekayaan alam. Dengan kondisi alam yang serba tidak pasti membuat kondisi perekonomian masyarakat sangat minim. Karena itulah, sekarang banyak pemuda dari daerah ini yang meninggalkan kampung halamannya untuk mencari kerja di kota, sehingga rata-rata masyarakat yang tinggal adalah para manula. |
Sebagian besar manula yang sudah tidak produktif ini hanya bergantung pada kiriman uang dari anak-anak mereka yang jumlahnya terkadang tidak mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari. Daerah Gunung dan Persawahan Seminggu kemudian, Minggu, 8 Maret 2009, dilakukan pembagian beras yang berlokasi di SDN 7 Batan Nyuh. Para relawan telah bersiap-siap semenjak pukul 05.00 WITA, hal ini dikarenakan jarak dari Denpasar ke lokasi yang cukup jauh yang harus ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Pada pukul 06.00 WITA, setelah semuanya berkumpul, maka berangkatlah 54 orang relawan ke lokasi. Ket : - Para warga dengan tertib dan sepenuh hati mendengarkan visi dan misi Tzu Chi di sela-sela pembagian Sesampainya di lokasi, rupanya para warga telah menunggu sejak pukul 07.00 WITA. Semuanya dengan sabar menunggu sembari memegang kupon yang telah dibagikan seminggu yang lalu. Setelah segala sesuatunya tersusun rapi, tepat jam 9 pagi, acara pembagian beras dimulai. Salah satu relawan biru-putih yang hadir adalah saya yang ditunjuk untuk menjelaskan visi dan misi Tzu Chi dalam pembagian beras tersebut dan mengucapkan syukur kepada warga,”Kami sangat berterima kasih kepada warga Karangasem yang telah memberikan kesempatan untuk menanam kebajikan di Karangasem ini, ini semua adalah benih-benih cinta kasih yang terhimpun dari masyarakat Bali lainnya kepada warga Karangasem.” Saya juga menceritakan tentang kisah celengan bambu sehingga masyarakat Karangasem bisa turut menanam kebajikan yang sama. Dengan sabar dan ramah, para relawan mempersilahkan setiap warga untuk menyerahkan kuponnya ke bagian pencatatan kupon lalu menerima 1 karung beras seberat 20 kg. Tak disangka-sangka, setiap warga menyambut hangat kisah celengan bambu, setiap warga ikut menyumbang melalui celengan bambu. Di sela-sela pembagian beras, para relawan mempertunjukkan isyarat tangan khas Tzu Chi dengan lagu “Satu Keluarga” dan diikuti oleh para warga yang sedang menunggu giliran mengambil beras. Ket : - Di sela-sela acara pembagian beras, relawan memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga. (kiri) Pembagian beras sempat terkendala akibat hujan yang turun cukup lebat. Hal ini menyebabkan warga mencari perlindungan di depan kelas-kelas dan menunggu hingga hujan reda. Melihat hal ini, para relawan tidak mau diam saja, meski kehujanan, relawan membagikan air minum dan makanan kecil kepada para warga. Melihat lapangan yang basah dan berlumpur, para relawan memindahkan lokasi pembagian yang semula di lapangan menjadi di dalam kelas. Meskipun dengan ruangan yang cukup sempit, semuanya tetap berjalan dengan lancar. “Matur Suksma (terima kasih), Bu!” kata-kata ini senantiasa terlontar dari para relawan setelah melihat warga mendapatkan beras. “Terima kasih telah meringankan beban kami!” ujar Wayan, salah seorang penerima bantuan. Senyum senantiasa melekat di wajahnya sembari menjinjing sekarung beras di kepala dan tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih. Mungkin bagi kita dan orang kebanyakan, sekarung beras tidaklah banyak karena hanya bersifat sementara, tetapi ini sangatlah berarti buat seorang Wayan yang sudah berusia lanjut dan hanya mengharapkan kiriman uang dari anaknya. Ket : - Salah seorang warga juga ingin menanam berkah dengan menyumbang ke Tzu Chi melalui celengan “Yang berkesan adalah para warga juga turut membantu memindahkan karung-karung beras dari truk, padahal mereka lho yang mau kita tolong,” ujar Khimberly yang sangat terkesan akan uluran tangan warga. “Yang patut diacungkan jempol adalah bermunculan banyak relawan baru yang malah kebanyakan adalah shijie (panggilan untuk relawan wanita –red),” tambah Catherine. Dan memang benar, Shijie-shijie tersebut tidak kenal lelah memindahkan dan menyerahkan beras kepada warga, dan sewaktu ditanyakan apakah menyesal telah mengikuti acara Tzu Chi ini? Semuanya menjawab tidak. Dalam pembagian beras kali ini, dibagikan 570 karung beras kepada warga Karangasem. | |
Artikel Terkait
Mengawali Bedah Rumah Tahap ke-3 di Kamal Muara
21 Maret 2022Setelah bedah rumah tahap pertama dan kedua, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kini kembali memulai program bedah rumah tahap ke-3 di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Semangat Menggalang Hati Demi Menghimpun Kebajikan
04 Agustus 2023TIMA Indonesia kembali mengajak para tenaga medis, baik dokter, perawat, dan apoteker menjadi bagian dalam barisan TIMA (Tzu Chi International Medical Association) melalui Sosialisasi Calon Anggota TIMA Indonesia, 29 Juli 2023.