10 % Keuntungan untuk Tzu Chi

Jurnalis : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung)
 

fotoWalaupun Chris telah selesai menjalani operasi transplantasi sumsum tulang belakang., relawan Tzu Chi tetap memperhatikan keadaan Chris dengan melakukan kunjungan kasih rutin setiap bulannya.

 

Botol-botol air mineral yang ditampung di kardus cokelat itu memang sengaja dikumpulkan Christianto (18) untuk didaur ulang melalui Tzu Chi. Saat relawan Tzu Chi mengunjunginya pada tanggal 11 Desember 2009, Edih Daud, ayah Chris, panggilan akrab Christianto,  menyerahkan 3 kardus penuh botol daur ulang. “Kami sengaja tidak kasih pemulung. Kalau diberikan kepada Tzu Chi kan bisa lebih bermanfaat, uang hasil daur ulangnya bisa digunakan untuk membantu orang lain lagi,” ujar Edih Daud yang kemudian membantu relawan memasukan kardus-kardus tersebut ke mobil Tzu Chi.

 

 

 

Membalas Kebaikan dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat
Chris menyadari betul bahwa kesembuhan yang dimilikinya saat ini adalah berkat jasa banyak orang. Diantaranya adalah keluarga, para tenaga medis, pendonor sumsum tulang, dan para donatur yang membantu biaya pengobatannya. “Kesembuhan Chris bukan milik Chris saja, tapi milik semua orang yang telah membantu pengobatan Chris. Karena itu, Chris harus menjaga betul kesehatan dan harus menjadi orang yang berguna agar semua orang yang telah membantu Chris bisa melihat bahwa orang yang dibantunya menghargai betul kesembuhan ini.”

Kesehariannya, Chris benar-benar menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi beras organik dan air oksigen. Selain itu, ia pun rutin mengirimkan pesan-pesan penyemangat kepada teman-temannya sesama penderita kanker, baik yang ditemuinya kala berobat di Singapore maupun di dunia maya.

“Kami selalu chatting dan saling memberikan semangat. Kami pun selalu bertukar pikiran, saling berbagi tips untuk menjaga kesehatan. Dari teman yang sudah sembuh, Chris diberi tahu tentang manfaat mengonsumsi beras organik dan air oksigen. Karena sudah terasa manfaatnya, Chris pun memberi tahu teman-teman yang lain. Karena banyak yang pesan, akhirnya Chris ditawari untuk ikut berjualan, supaya teman-teman yang ada di Bandung kalau butuh tinggal menghubungi,” jelas Chris yang sekarang membuka toko kecil di garasi rumahnya.

foto  foto

Ket : - Niat Chris berjualan tidak hanya untuk mencari keuntungan, tetapi sebagian keuntungannya ia                  sumbangkan untuk Tzu Chi. (kiri)
             - Relawan Tzu Chi yang pada hari itu mengadakan kunjungan kasih pun ikut membeli beras organik yang                dijual oleh Chris agar Chris dapat lebih semangat menjalani usaha yang dijalaninya. (kanan)

Belajar untuk Mandiri
Kepada relawan Tzu Chi, Edih Daud bercerita bahwa kini ia tengah mengajari Chris untuk berwiraswasta. “Kami buka toko kecil di garasi, itu Chris yang kelola. Dia sudah saya ajarkan pembukuan. Jadi semua Chris yang atur. Kami memang sengaja.mengajarkan Chris untuk mandiri,” tutur Edih Daud yang memang bekerja sebagai bagian pembukuan di sebuah Pabrik Tekstil di Bandung.

“Daripada Chris hanya diam di rumah, kenapa nggak membiarkan dia berkreatifitas? Anaknya juga semangat banget membuka toko, katanya biar ada aktivitas,” tambah Dewanti, ibu Chris. ”Sebenarnya kami hanya pasang spanduk di depan rumah untuk promosi. Meski sudah boleh beraktivitas, Chris kan belum boleh terlalu capek. Jadi untuk saat ini ya, kecil-kecilan dulu lah!” jelas Dewanti yang selalu memantau kesehatan putra sulungnya ini.

Pada kunjungan tersebut, relawan Tzu Chi diajak Chris untuk melihat toko kecilnya. Ternyata selain menjual beras organik dan air oksigen, Chris pun menjual kerupuk tanpa bahan pengawet serta menyediakan aneka lilin untuk keperluan pesta ulang tahun.

foto  foto

Ket : - Untuk mengajari agar mandiri, garasi rumah Chris pun dijadikan toko untuk menjual berbagai beras organik,             air oksigen, kerupuk tanpa bahan pengawet serta menyediakan aneka lilin untuk keperluan pesta ulang             tahun. (kiri)
         - Sebagai bentuk rasa syukur, Chris menyisihkan 10% dari keuntungan penjualan dari beras organik dan air             oksigen disumbangkan kepada Tzu Chi untuk membantu sesama yang membutuhkan. (kanan)

”Penghasilannya lumayan shi gu, bisa menutupi pengeluaran Chris untuk membeli beras organik,” terang Chris pada relawan Tzu Chi. Relawan pun, akhirnya tergugah untuk ikut membeli dagangan Chris. ”Kami pesan beras organik dan kerupuk tanpa bahan pengawet ya, Chris.”

Tadinya, Chris ingin menghadiahkan beras organik pada relawan, namun relawan segera menjelaskan bahwa Tzu Chi membantu tanpa mengharapkan imbalan. Dengan perasaan terharu, Chris menerima uang pembayaran, ”Terimakasih shi gu. Chris tidak tahu bagaimana membalasnya,” ucap Chris.

Sebelum relawan berpamitan, Chris menyerahkan celengan hijau berbentuk koala kepada relawan, ”Shi gu, ini untuk Tzu Chi. Chris sengaja menyisihkan 10% dari keuntungan penjualan untuk disumbangkan kepada Tzu Chi.” Dengan diterimanya celengan ini, berarti di tahun ini, Chris telah menyerahkan dua celengannya.
 
 

Artikel Terkait

Mengasah Pribadi Melalui Pelayanan Humanis

Mengasah Pribadi Melalui Pelayanan Humanis

10 Mei 2017
Siswa SMK Cinta Kasih Tzu Chi melakukan kegiatan praktik pelayanan humanis di RSCK Tzu Chi Cengkareng. Para siswa diajak untuk berperan aktif dengan para pengunjung RSCK Tzu Chi baik kepada pasien ataupun keluarga pasien.
Mendalami Misi Kemanusiaan Tzu Chi di Tzu Chi Bandung

Mendalami Misi Kemanusiaan Tzu Chi di Tzu Chi Bandung

29 September 2016

Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung pagi itu, Minggu 25 September 2016 kedatangan puluhan mahasiswa dari Universitas Parahyangan Bandung. Mereka datang untuk mengikuti acara sosialisasi Tzu Chi.

Mengenang Kebersamaan Dalam Berbuat Kebajikan

Mengenang Kebersamaan Dalam Berbuat Kebajikan

29 September 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi dan DAAI TV Indonesia mengadakan gathering relawan memperingati 10 tahun Tsunami Aceh. Sebanyak 22 relawan Tzu Chi berkumpul di ruang meeting lantai 1 gedung DAAI, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -